Sebanyak 421 Mahasiswa Unusa Terima Bantuan Biaya Pendidikan

Rektor Unusa, Prof Ahmad Jazidie beserta jajaran menyalurkan bantuan biaya pendidikan pada 421 mahasiswanya.

Surabaya, Bhirawa
Upaya membantu mahasiswa agar tidak putus kuliah karena faktor ekonomi akibat pandemi Covid 19, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa. Bantuan berbentuk potongan uang kuliah. Unusa juga menyalurkan bantuan bagi penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K)
Menurut Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie, Unusa menyalurkan program Bantuan Biaya Pendidikan untuk mahasiswa Unusa penerima KIP Kuliah tahun akademik 2020 – 2021 dan mahasiswa aktif Unusa, terutama yang terdampak pandemik Covid 19.
“Beasiswa ini bentuk kepedulian Unusa kepada putra atau putri Bangsa Indonesia agar bisa tetap kuliah dan meraih mimpi dan cita – citanya,” ujarnya saat jumpa pers di Kafe Fastron Lantai 3 Tower Unusa, Senin (26/10).
Sebanyak 421 mahasiswa yang terdiri dari 250 penerima UKT dan 171 penerima KIP-K. Sedangkan jumlah dana yang disalurkan sebanyak Rp361.355.000.
Prof Jazidie menuturkan, dana ini bersumber dari Unusa Peduli dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Unusa. Bantuan Biaya Pendidikan ini terdapat potongan biaya uang SPP pendidikan. Unusa juga mempertimbangkan penerimaan beasiswa itu dari prestasi akademik dan nonkademik, kemudian kondisi ekonomi keluarga mahasiswa.
“Meskipun memberikan bantuan biaya pendidikan atau potongan Dana Operasional Pendidikan (DOP) hingga 100% bukan berarti Unusa menurunkan kualitas pembelajaran. Justru secara teknis operasional (kualitas) Unusa tak boleh menurun. Tetap menjaga kualitas belajar mengajar dan menjaga sarana prasarana,” jelas dia.
Sementara itu, Dwi Putri Lailatul Hasni, mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bernafas lega. Sebab, di semester tujuh ini, dia dan ibunya, Erna Hasni tidak perlu memikirkan DOP yang besarannya Rp6,5 juta. Karena dia mendapatkan diskon 100% alias gratis uang kuliahnya di semester ini.
“Ibu tak perlu mikir lagi. Karena terus terang, saya yang sudah semester tujuh tidak boleh berhenti kuliah karena sebentar lagi akan lulus. Kami sudah putar otak dan Alhamdulillah Allah kasih rejekinya melalui Unusa,” ujar Dwi Putri.
Bagi anak seorang penjaga warung sementara sang ayah Khoiruman yang sudah almarhum, biaya kuliah adalah beban yang sangat berat. Dengan bantuan ini, Dwi Putri bertekat untuk menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Setelah itu, akan lanjut ke pendidikan profesi Ners agar bisa segera bekerja dan membantu orang tuanya.
Hal yang sama juga dikatakan Mohammad Dedi yang merupakan mahasiswa baru program studi Teknik Informasi Fakultas Teknik. Dia mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Sebagai anak buruh tani di Kertosono, bagi Dedi mustahil bisa menempuh pendidikan tinggi. ”Tapi berkat bantuan Unusa akhirnya saya bisa kuliah. Alhamdulillah,” tandasnya. [ina]

Tags: