Sebanyak 75 Persen Siswa SD Muhammadiyah 24 Surabaya Ikuti Imunisasi

Salah satu siswa kelas I SD Muhammadiyah 24 Surabaya menangis ketakutan ketika disuntik imunisasi Campak Rubella oleh dokter Puskesmas Wonokromo. [trie diana]

Kelas I Diimunisasi Campak Rubella dan Kelas V – Kelas VI Diimunisasi Kanker Serviks
Surabaya, Bhirawa
Menjalankan program pemerintah dalam menjaga kekebalan tubuh para siswanya dari serangan virus dan penyakit, Sabtu (24/10) lalu SD Muhammadiyah 24 Ketintang Surabaya menggelar imunisasi bagi siswa kelas I dan siswi kelas V dan kelas VI. Imunisasi dalam rangka Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) ini, pihak sekolah bekerjasama dengan Puskesmas Wonokromo.
Menurut Kepala SD Muhammadiyah 24 Surabaya, Ustadzah Norma Setyaningrum SPd, imunisasi yang digelar SD Berbasis Karakter ini digelar sesuai dengan jadwal Puskesmas Wonokromo dan Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Dinas Pendidikan Kota Surabaya Nomor 421/16076/436.7.1/2020 tentang BIAS di masa Pandemi Covid 19. Imunisasi diberikan mengikuti anjuran pemerintah untuk siswa – siswi kelas I terkait Imunisasi Campak Rubella, untuk para siswi kelas V dan kelas VI diberikan imunisasi HPV atau imunisasi Kanker Serviks sesuai dengan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat karena pandemic Covid 19.
“Kami mengikuti anjuran pemerintah dalam rangka BIAS ini untuk siswa – siswi kelas I dan para siswi kelas V dan kelas VI. Kami berusaha menggelar imunisasi sesuai Prokes, yaitu mencuci tangan dengan sabun, dilakukan tes suhu tubuh dengan Thermo Gun, duduk menunggu sesuai antriannya,” jelas Ustadzah Norma-sapaan akrab Kepala SD Muhammadiyah 24 Surabaya.
Selain itu, untuk mencegah penularan Virus Corona, Ustadzah Norma juga mengaku membuat undangan bagi para orang tua wali murid dengan cara bergelombang, artinya undangan untuk wali murid kelas I jam 09.00 sampai jam 11.00, dan undangan untuk orang tua wali murid kelas V dan kelas VI jam 11.00 sampai jam 13.00. Sehingga para wali murid tidak datang secara bersamaan dan alur kedatangan wali murid dan anaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak bertemu atau bertabrakan antara yang datang dan pulang.
Meski imunisasi yang digelar dalam rangka BIAS ini merupakan anjuran pemerintah. Namun, pihak sekolah tidak memaksakan para wali murid harus ikut imunisasi, sebab ini merupakan hak para wali murid masing – masing.
“Sebelumnya kami sudah mensosialisasikan terlebih dahulu, bahwa imunisasi sudah sesuai prosedur dan mengikuti langka – langkah Standart Operational Prosedur (SOP) nya. Kami juga telah menyebarkan angket melalui Google Form, jadi semua wali murid harus mengisi pertanyaan yang diajukan, baik yang bersedia anaknya diimunisasi maupun tidak bersedia putra – putrinya diimunisasi. Ternyata sebanyak 75% mengisi angket dan bersedia anaknya diimunisasi, dan 25% sisanya tidak mengikuti imunisasi karena masa pandemic Covid 19, termasuk imunisasi ini sendiri menjadi kekawatiran para orang tua, bahkan ada juga yang sejak awal memang anaknya tidak diimunisasi. Serta banyak faktor lain sesuai alas an orang tua,” papar Ustadzah Norma.
Ustadzah Norma menjelaskan, seperti tujuan imunisasi sebelum pandemi Covid 19 yakni untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari virus dan penyakit. Harapannya, semua siswa sehat, baik yang ikut imunisasi maupun tidak ikut imunisasi. Semua siswa memiliki daya tahan dan kekebalan tubuh kuat sehingga para siswa sehat semua.
“Kami berharap semua siswa sehat semua, sehingga bisa menjadi anak yang berkarakter dan berprestasi dimanapun mereka berada, meskipun tidak berada di sekolah. Kami ada kegiatan monitoring anak harian juga ada kegiatan Pengaliran Bintang Karakter. Kegiatan ini diberikan kepada para siswa untuk memberikan pembiasaan – pembiasaan yang positif selama belajar di rumah,” tandas Ustadzah Norma. [fen]

Tags: