Sebelum Lulus Diuji Membuat Es Manado dan Fuyung Hay

Ustadz Eddy Susanto SPd MPd dan Ustadz Edi Purnomo SPd memeriksa penyajian hasil masakan salah satu kelompok dari Kelas VI A, dalam uji kecakapan memasak SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya. [trie diana]

Ujian Praktik SD Muhammadiyah 4 Pucang

Surabaya, Bhirawa
Untuk menguji kecakapan memasak siswa kelas VI yang akan lulus dalam tahun ajaran 2017-2081 ini. SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang, Surabaya menggelar ujian praktik memasak di halaman sekolah Jumat (9/2) lalu. Sebanyak 272 siswa kelas VI yang terbagi dalam 28 kelompok harus memasak Fuyung Hay, membuat aneka minuman segara dan menyajikannya sebaik mungkin.
Menurut salah satu Tim Penguji, Ustadzah Suliyati SPd, untuk ujian kecakapan memasak ini bahan-bahan membuat Fuyung Hay yang telah disiapkan pihak sekolah yakni telur, daging dan udang, sayur, bawang Bombay, saos, garam, bawang prai dan gula, juga kompor gas beserta gasnya. Sementara para siswa hanya membawa peralatan masak, piring dan sendok untuk penyajian dan garnis atau hiasan untuk masakan, serta bahan-bahan untuk membuat berbagai macam minuman segar. Diantaranya, buah moris dan bahan untuk membuat Es Menado.
Ustadzah Suli-sapaan akrabnya juga menjelaskan, untuk uji kecapakan memasak ini penilaiannya meliputi, Rasa Masakan mencapai 50%, kerapihan dan cara penyajian bernilai 20%, kebersihan proses memasak nilainya 10% dan kerja sama dalam kelompok yang terdiri antara 10 hingga 11 siswa mencapai 15%.
“Penilaian uji kecakapan memasak ini ada empat katagori yakni untuk rasa 50%, penyajian 20%, kebersihan proses memasak dan setelah memasak 10% dan kerja sama dalam kelompok 15%,” ujar Ustadzah Suli.
Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang, Ustadz Eddy Susanto SPd MPd menjelaskan, anak-anak ini di semester II ini harus melakukan aktifitas yang berkaitan dengan unsur ketrampilan, diantaranya memasak, seni musik yakni praktik recital, olah raga, IPA/Sains (membuat rangkaian listrik dan rangkaian rangka manusia), Al Islam dan Kemuhammadiyaan yakni para siswa harus bisa memberikan Kultim (Kuliah atau tausiah Tiga Menit), Praktik Salat Jenazah, Bahasa Indonesia membuat Sinopsis dan Poster, Bahasa Inggris praktik story telling dan listening.
Ustadz Eddy menjelaskan, untuk praktik memasak sendiri kedepannya, melatih mandiri, melatih kerja sama dan belajar menghargai karya orang lain. Artinya, sebelum memasak ini yang menanam bahan-bahan masakan adalah petani, kemudian harus susah payah menjual bahan-bahan itu di pasar. Baru anak membeli bahan-bahan itu di Pasar dan mengolah sampai matang. Padahal, kebanyakan anak-anak tidak tahu proses awal, misalnya bagaimana menanam padi.
Maka kedepannya anak-anak tahu bagaimana sulitnya orang tua memasak di rumah. Dan diharapkan saat mengambil makanan tidak sembarangan juga menghargai apapun rasanya hasil masakan orang tua. Berikutnya, anak-anak menjadi orang yang bermanfaat setidaknya ketika ditinggal di rumah dan diberi bahan-bahan bisa mandiri dengan memasak sendiri, dan merangsang untuk bisa memasak sendiri. Meski proses uji memasak ini sederhana tetapi dampak penanaman nilai-nilai karakternya ini yang sangat penting untuk masa depan anak-anak sendiri.
Sementara untuk penilaian pihak sekolah menekankan pada kebersihan. Sebab kebersihan harus di mulai dari rumah dan sekolah ditekankan pada sikap hidup bersih dan sehat. Sehingga menjadi unsur penilaian, jadi tidak hanya melihat hasilnya bagus tetapi juga prosesnya harus bersih dan sehat. [fen]

Tags: