Sebulan, Bypass-Legundi Telan Tujuh Nyawa

???????????????????????????????Sidoarjo, Bhirawa  
Jangan menyepelehkan kerusakan badan jalan di Jl Sunandar Priyosudarmo, Krian. Selama Januari 2015 saja, sudah tujuh nyawa melayang akibat terjungkal dari motor. 14 korban lain menderita luka-luka. Kerusakan jalan ini seakan ditelantarkan karena hingga kini masih dibiarkan sehingga mendapat perhatian anggota DPR RI.
Anggota DPR RI, H Sungkono dan Camat Krian, Ny Anik Indriyani dan Kapolsek Krian, Kompol Pol Agung Setyono, Minggu (15/2) kemarin melihat langsung kondisi kerusakan stadium 4 Jl Sunandar Priyosudarmo mulai dari Simpang Empat Bypass Krian menuju ke arah utara yakni Jl Legundi. Jaraknya cukup pendek hanya sekitar 700-800 meter saja, tetapi hari biasa untuk melintasi jalan pendek bisa butuh waktu hingga dua jam.
Korban yang kehilangan nyawa di jalan itu semuanya pengendara motor yang terlempar dari motornya setelah masuk ke kubangan jalan. setelah jatuh, diterjang truk besar. “Mau berapa lagi yang tewas sia-sia di tempat ini,” keluhnya.
Lurah Jrebeng, Krian, Kunadi, yang menyertai kunjungan anggota DPR RI itu mengakui, jalan yang lebarnya tujuh meter ini sudah tak layak disebut sebagai jalan karena banyak lubang dalam yang menjorok mulai by pass Krian-Legundi. Yang mengerikan, sudah ada tanda-tanda jembatan Kali Brantas di Desa Jrebeng, yang mulai retak dibentang sebelah selatan. ”Kalau jembatan ini sampai putus, benar-benar kiamat,” ucapnya sedih.
Perlu ada tindakan cepat untuk menyelamatkan jalan ini karena semakin lama korban makin banyak. Pelanggaran tonase barang dari truk pengangkut barang itu sudah tak bisa ditolerir. Diantaranya termasuk truk angkutan tambang milik perusahaan pribadi Bupati Gresik, Sambari Halim dan perusahaan pengaspal PT Merak. Begitu besarnya truk itu bentuknya seperti kapal tongkang saking besarnya. Tonase truk itu tidak seharusnya melewati jalan yang tonasenya 5 ton. Sedangkan truk besar itu sampai 20 ton.
Sementara Camat Krian, Ny Anik menambahkan, truk raksasa itu tiap hari hilir mudik melewati jalur ini tanpa ada tindakan. Akibatnya semakin lama pelanggaran ini dianggap suatu kewajaran. Padahal akibatnya jalan cepat rusak. Dalam pantauannya, alasan truk besar lewat Sunandar Priyosudarmo karena menghindari jembatan timbang di Jl Trosobo. Truk yang melanggar volume barang itu mencari jalan lain agar tak kena denda atas pelanggaran. Akhirnya jalan lain yang jadi babak belur dihajar truk itu.
Jalan provinsi ini sudah diprogram untuk dicor mulai Bypass Krian-Cerme dengan panjang 2 km. Site plan untuk peningkatan jalan dengan cor beton ini sudah dibuat dan akan dimulai peningkatan jalan ini tahun 2015. Paling ideal memang dengan melebarkan jalan di sisi timur, tetapi perlu anggaran besar untuk pengadaan pembebasan tanahnya.
Sungkono dari komisi XI DPR RI, akan memberikan masukan ke pemerintah melalui komisi XI tentang kemacetan jalan di seputar Krian. ”Saya ingin tahu, apakah perbaikan jalan ini kewenangan provinsi ataukah balai besar (nasional),” jelasnya.
Di Simpang Lima Krian, misalnya yang merupajan jalan nasional perlu ada pelebaran jalan di belokan (R) untuk melapangkan jalan. Memang Krian perlu mendapat perhatian pemerintah. [hds]

Keterangan Foto : Anggota DPR RI, H Sungkono didampingi Camat Krian dan Kapolsek Krian memantau kerusakan Jl Raya Krian.

Tags: