Sebulan, Tiga Ribu Ternak Lumajang Dijual ke Luar Daerah

Lumajang, Bhirawa
Potensi ternak di Kabupaten Lumajang memang tidak bisa dipandang remeh. Khususnya sebagai salah-satu daerah penghasil ternak sapi maupun kambing. Hal ini bisa dibuktikan dengan produktivitas produktivitas dan pemenuhan permintaan dari luar daerah yang terus meningkat.
Dalam sebulan, peternak di ‘Kota Pisang’ ini bisa mengirimkan dua ribu ekor sapi dan 1000 ekor kambing ke luar daerah. ”Permintaan ternak dalam bulan-bulan kemarin terus meningkat,”kata drh Gatot Subiyantoro Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang, Rabu (4/3).
Apalagi saat terjadi letusan Gunung Kelud, permintaan sapi dan kambing dari luar daerah terus bertambah.  “Meski penambahan permintaan pengiriman sapi dan kambing ke luar daerah ini tidak banyak hanya meningkat beberapa ratus ekor saja,”jelasnya.
Permintaan yang banyak, diantaranya dari Surabaya, Jawa Tengah hingga Jawa Barat dan DKI Jakarta. Peternak rutin mengirimkan ternaknya setiap hari pasaran, Senin, Rabu dan Jumat. ”Setiap pengiriman bisa sampai 10 truk besar,” kata Gatot Subiyantoro.
Produktivitas ternak sapi maupun kambing, lanjut Gatot sesuai catatan tahun 2013 mencapai 22 ribu ekor sapi yang telah dikirimkan ke luar daerah. Sedangkan untuk komoditi kambing mencapai 12 ribu ekor.  ”Angka pengiriman ini, diluar jumlah ternak yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam wilayah Kabupaten Lumajang sendiri,”tegasnya.
Dan, jumlah permintaan dari luar daerah dengan kemampuan produktivitas ternak yang ada di tahun 2014 ini, diperkirakan pengiriman ternak ke luar daerah akan terus bertambah. Gatot optimis tahun 2014 ini akan bertambah. Sebab, permintaan terus meningkat. ”Sampai-sampai peternak sendiri yang kuwalahan memenuhi permintaan yang datang,” paparnya.
Di Kabupaten Lumajang sendiri sesuai data di Kantor Dinas Peternakan terdapat sekitar 200 ribu Rumah Tangga Peternak (RTP) yang menekuni peternakan dengan sistem rumahan. Karena, sejauh ini minim peternakan sistem plasma yang dikembangkan.
Untuk sistem plasma, tercatat hanya 5 perusahaan saja dengan jumlah ternak 300 ekor. Diantaranya di Kecamatan Sumbersuko. Minimnya sistem plasma ini, karena jangka waktu yang dibutuhkan sangat lama untuk perputaran modal. ” Peternak sendiri biasanya membutuhkan waktu yang lebih singkat, maksimal 2 tahun saja,”jelasnya.
Ternak di Lumajang ini hanya rumahan. Setiap rumah-tangga peternak, minimal memiliki 2 ekor sapi. Rata-rata mereka memiliki 4 ekor sapi. ”Ada memang yang sampai 10 ekor atau lebih. Itu belum untuk komoditi kambing,” jlentrehnya.  Sistem ternak yang dilakukan di Kabupaten Lumajang, lanjut Gatot Subiyantoro, adalah inti plasma tradisional.
Caranya, ada pemodal yang menyediakan ternak lalu digaduhkan kepada masyarakat rumahan. “Ini biasa dilakukan dan memang menguntungkan baik bagi pemodal dan peternak yang merawat,” bebernya.
Untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi dan kambing di Lumajang, Dinas Peternakan melakukan berbagai upaya. Diantaranya, memperbaiki faktor pakan dan perbaikan genetik. “Perbaikan genetik ini, kita dorong melalui kawin suntik maupun persilangan dengan ternak unggul dan inseminasi buatan,” pungkas Gatot Subiyantoro.  [yat]

Tags: