Seduhan Penangkal Virus

Secara perlahan namun pasti, berbagai pihak berupaya meminimalisir trauma novel-corona virus. Pe-wabah-annya sangat cepat, sebanyak 47 ribu kasus dilaporkan di 26 negara di seluruh dunia. Sebanyak 95% kasus berada di China (meliputi 31 propinsi). Tetapi otoritas Kesehatan China juga berupaya meminimalisir keganasan virus. Di Indonesia, me-minimalisir trauma juga dilakukan oleh ahli mikrobiologi yang telah berpengalaman meneliti virus serupa 17 tahun silam.
Kecemasan dunia berkait dengan penggerak perekonomian global. Dengan jumlah penduduk sebanyak 1,4 milyar, China menyokong 16% PDRB (Produk Domestik Bruto) dunia. Serta menopang hampir 30% pertumbuhan ekonomi dunia. Kalau China bangkrut, seluruh dunia turut menanggung pelemahan ekonomi. Saat ini dunia sudah terguncang, ketika seluruh transportasi internasional (arus keluar maupun masuk) China dihentikan sementara.
Negara-negara di seluruh dunia telah melarang masuk penumpang dari China, melalui bandara maupun melalui kapal laut. Juga meng-evakuasi pulang warga pulang balik ke negara masing-masing. Termasuk WNI yang berada di China telah tiba di tanah air. Begitu pula China telah meng-evakuasi warganya dari seluruh dunia. Kecuali yang telah lama (lebih dari 3 bulan, terhitung mulai Desember 2019) kontinyu bekerja di luar negeri, dan belum pernah pulang China.
Seluruh negara-negara menerima pekerja (dan pengusaha) yang telah lama tinggal di luar negeri, tetap tinggal. Hal itu untuk melanjutkan pekerjaan (dan investasi). Seperti pertemuan forum Asian Infrastructure Investment Bank (Bank Infrastruktur Asia) juga tetap diikuti delegasi dari Beijing. Tentu, setelah lolos pemeriksaan kesehatan. Sebanyak 135 KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) telah siaga dengan alat thermal scanner, milik Kementerian Kesehatan. Sudah menjadi prosedur tetap Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di terminal penumpang.
Virus novel-corona, menebar kekhawatiran sedunia. Sampai WHO (World Health Organization, Organisasi Kesehatan Dunia) memberi “nama” khusus. Yakni, CoViD-19, kepanjangan dari Corona Virus Disease tahun 2019. Bermakna, penyakit yang disebabkan oleh virus corona tahun 2019. Dari markas WHO di Jenewa, dinyatakan, bahwa risiko yang disebabkan virus corona sangat tinggi. Risiko tinggi se-China, juga risiko pada tingkat regional, dan tinggi di tingkat global (dunia).
Angka kesembuhan, ternyata, lebih besar dibanding angka kematian. Yang dinyatakan sembuh setelah dirawat mencapai 4.740 pasien. Prevalensinya 10% lebih. Sedangkan korban jiwa di China hanya sekitar 1.140 pasien. Prevalensi kematian mencapai 2,4%. Walau angka ini melebihi serangan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang mewabah pada tahun 2003. Sehingga harapan lebih besar kesembuhan masih bisa di-andal-kan.
Ahli Bio-kimia dan biologi molekuler, dengan spesialisasi bakteri dan virus bekerja keras mengenali novel-corona virus. Terutama yang bisa menyebabkan penyakit. Termasuk penyusupan (dan inkubasi) ke dalam paru-paru manusia. Awalnya, telah dikenali faktor “apes-nya” yang tidak bisa berkembang pada suhu udara lebih dari 23 derajat Celsius. Berarti tidak bisa hidup pada suhu udara rata-rata di Indonesia. Virus akan mati.
Guru besar Bio-kimia dan Bilogi Molekuler, Profesor Nidhom, bisa memahami di Indonesia belum ditemukan suspect CoViD-19. Walau ilmuwan perguruan tinggi di Amerika Serikat, konon, ragu dengan “kekebalan” rakyat Indonesia. Ternyata, rakyat Indonesia terbiasa meng-konsumsi jahe, kunyit, sereh, dan temulawak. Seluruhnya mengandug zat curcumin, yang bisa menangkal virus corona. Berbagai minuman seduhan tradisional juga mengandung curcumin.
Karena itu disarankan, masyarakat tidak perlu menunggu vaksin (yang belum ditemukan), maupun obat-obatan dari pabrik. Juga tidak perlu panik terhadap isu penularan virus corona. Cukup dengan lebih kerap mengkonsumsi jahe.
——— 000 ———

Rate this article!
Seduhan Penangkal Virus,5 / 5 ( 1votes )
Tags: