Segmentasi Pasar Sudah Ada Sejak Nabi Muhammad SAW

rokhmat-subagiyoMenakar Kesuksesan Bisnis Ala Rasulullah SAW – (1 – bersambung)

Oleh:
Rokhmat Subagiyo, SE, MEI
Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung

Awal tahun 97-an bisnis wartel atau warung telepon sangat semarak sekali, untuk memenuhi kebutuhan orang dalam berkomunikasi antar kota. Mula-mula jangkauan layanan telepon rumah hanya mencapai ibu kota kabupaten/kota, kemudian saat itu diperluas hingga ibu kota kecamatan. Pengusaha atau pemilik wartel beromzet luar biasa banyak. ‘Kodak’ sebagai produsen foto manual mendominasi bisnis fota dengan menggunaka negatif foto atau klis, apabila pelanggan ingin melihat hasil jepretannya, harus mengafdruk negatif filmnya terlebih dulu. Pun demikian raksasa telepon genggam merek ‘Nokia’, para pengguna ponsel merasa kurang afdhol jika belum memakai ‘Nokia’. Yahoo saat itu menjadi raja dibidang web dan mail electronic. Operator bis malam tidak pernah bingung mencari penumpang, tingkat keterisian kursi rata-rata 90%.
Seiring perkembangan jaman yang serba digital, perubahan selera manusia sebagai konsumen dalam memenuhi kebutuhanya dituntut untuk lebih cepat dan serba instan. Masa kejayaan wartel terganti oleh telepon seluler (HP), karena pelanggan membutuhkan fleksibilitas atau keluwesan dalam berkomunikasi. Kodak tergeser dengan hadirnya kamera digital ataupun telepon genggam yang memiliki kamera. Perubahan ini disebabkan untuk melihat hasil pengambilan foto, customer bisa langsung melihat di layar ponsel, atau pelanggan menghubungkan kabel data ke dalam komputer atau laptop tanpa harus mengafdruk. Awalnya ‘nokia’ menganggap enteng para pesaingnya, dan ‘tenggelam’ oleh kedigdayaan ‘samsung’. Tak dinyana oleh Yahoo, perusaan ini harus mengakui keunggulan google. Bis malam dikalahkan oleh pelayanan pesawat terbang, dengan tarif murah dengan harga hampir sama atau selisih yang sedikit, penumpang bis malam beralih pada layanan terbang ‘murah’.
Perubahan yang terus dan pasti terjadi baik lambat ataupun cepat dalam kehidupan manusia di muka bumi ini merupakan peristiwa yang wajar. Sejak Adam dan Hawa diturunkan ke bumi sebagai ‘khalifah fil ardi’. Untuk itu kita tidak boleh mengeluh ataupun berkata tidak mampu atau tidak bisa ataupun berputus asa dalam mengikuti perubahan yang terjadi. Pendapat Charles Darwin pada 1858, yaitu untuk bertahan hidup dan memenangkan persaingan yang dibutuhkan adalah kemampuan menyesuaikan diri atau beradaptasi atas perubahan yang terjadi. Orang-orang yang bisa bertahan dan bukan pecundang adalah orang yang mampu mengikuti dan mengimbangi perubahan itu sendiri, yakni orang yang berpikir positif tiap-tiap yang kejadian yang dialami.
Dalam berbisnis atau berdagang, seorang pengusaha atau entrepenur harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan selera konsumen. Harus mengetahui siapa konsumennya. Karakteristiknya seperti apa, apa saja yang disukai dan jenis produk seperti apa yang diharapkan. Secara bisnis modern, pengusaha atau seorang pengusaha seharusnya mengetahui dan menerapkan analisis STP atau Segmenting, Targeting dan Positioning, agar produk/jasa yang ditawarkan sesuai dengan harapannya. Dengan demikian pembisnis tersebut mampu dan memahami perubahan yang terjadi pada perilaku konsumen atau pelanggan.
Para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah ta’ala ke dunia ini masing-masing mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri dengan keahlian bidang atau kekhususan yang dimiliki oleh suatu kaum. Seperti Nabi Musa diberi “mu’jizat” berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular yang besar dan benar-benar nyata yang bisa mengalahkan ular ciptaan tukang sihir Fir’aun. Nabi Sulaiman yang melimpah harta dan kekuasaannya. Sementara Nabi Muhammad SAW, salah satu kelebihannya adalah piawai dan mahir dalam berbisnis. Dicatat dalam sejarah, kehidupan dan mata pencaharian masyarakat Arab didukung dan disokong oleh perdagangan, karena kondisi geografis masyarakat Arab yang gersang, padang pasir, tandus dan kekeringan. Faktor-faktor inilah yang menjadi salah satu penyebab penduduk Arab menjadi bisnisman atau entrepreneurship yang tangguh dan suku Quraisy pun masuk di dalamnya, yang merupakan suku Muhammad.
Hal ini telah dijelaskan sendiri oleh Allah SWT dalam al Qur’an : “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy mengadakan hubungan dagang pada musim dingin dan musim panas dengan aman. Maka seyogyanyalah mereka menyembah Allah yang memiliki rumah ini (Ka’bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” (QS. Quraisy: 1-4). Pola hidup dan adat pada masyarakat Arab, khususnya suku Quraisy membentuk semangat Muhammad untuk menjadi seorang wirausaha. Debut awalnya menjadi seorang bisnisman diawali saat usia dua belas (12) tahun. Bepergian pertama kali sebagai pedagang saat ke negeri Syam bersama pamannya Abu Thalib bin Abdul Muthalib. Muhammad diajak ikut serta atas dorongan rasa kasihan dan sayang karena ditinggal sendiri di Makkah. Sejarah mencatat, Abu Thalib berkata: “Saya akan mengajaknya bersama ikut bepergian dan Kami tak akan pernah berpisah”. Muhamad kecil jelas tidak banyak tahu menahu tentang bisnis. Terpenting pada saat itu yang menarik baginya adalah suasana dan lokasi serta orang-orang baru. Hal inilah yang mendorong Muhammad menjadi orang yang peka terhadap wilayah, medan sebuah bisnis yang dilakukan. Dengan melihat situasi, wilayah dan kebiasaan pada masyarakat yang telah dikunjunginya, itulah langkah awal dari teori segementasi.
Muhammad muda selalu melakukan proses segmentasi terlebih dahulu, sebelum melakukan proses berdagang. Menurut Thorik Gunara (2008), beliau mengajukan berbagai pertanyaan mengenai penduduk dalam kota dan berbagai macam urusan mereka. Sebelum melakukan proses berdagang, beliau terlebih dahulu melakukan kunjungan ke Bahrain untuk karakteristik masyarakat setempat. Oleh Imam Ahmad disebutkan, ketika futuh makkah atau penaklukan kota Makkah, Abdul Qais menghadap untuk bertemu nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, beliau meminta supaya pemimpin mereka al-Ashajj diberitahukan dan dipanggil untuk menghadap beliau. Kemudian al Ashajj berkata: “Ayah dan ibuku akan berkorban demi anda karena Anda lebih banyak tahun tentang negeriku daripada aku sendiri dan mengetahui nama-nama lebih banyak kota di negeri kami dari pada yang kami ketahui”. Nabi Muhammad pun menjawab: “Saya memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan perjalan di negeri anda dan di sana saya menemukan keramahtamahan yang sangat besar terhadap saya”.
Dari dialog tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa nabi Muhammad SAW saat melakukan safar (perjalanan) tidak hanya sekedar singgah saja untuk berdagang. Namun lebih dari itu, beliau melaksanakan kegiatan ‘mapping’ atau “pemetaan” untuk semua hal yang dianggap bisa dimanfaatkan dalam memajukan bisnisnya. Beliau selalu memperhatikan budaya, karakter, sifat, corak atau wilayah sebelum beliau memasuki sebuah kota untuk menjajakan dan memasarkan barang dagangannya. Inilah yang teknik Muhammad dalam melakukan kegiatan segmentasi pasar. Jadi sebelum bisnis modern mengaplikasikan strategi ‘segmentasi’, Muhammad sudah melakukannya dahulu secara terus menerus dan menjadikan landasan analitisnya sebelum berbisnis.\
Sudah Mengenal Segmentasi Pasar
Sebagaimana halnya pada bisnis modern, penentuan segmen pasar atau segmentasi pasar yang telah dilakukan oleh Muhammad bertujuan untuk mengukur kapasitas atau kemampuan keuangan penduduk, sekaligus membuat daftat atau listing kebutuhan yang ada dalam masyarakat tersebut. Kegiatan ini, merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan bisnis modern saat ini. Kegiatan seutuhnya dari segmentasi pasar adalah berguna dalam memahami perubahan kebutuhan dan menstimulus para pelaku bisnis berani memasuki “pasar perawan”, yakni sebuah kondisi saat tidak ada satupun barang atau jasa yang ditawarkan menjawab kebutuhan masyarakat. Secara teoritis, segmentasi pasar ialah sebuah proses untuk mengestimasi luas market share (pangsa pasar) yang mempunyai kebutuhan yang sama dan akan menjadi customer yang menguntungkan. (bersambung)

                                                                                                     ————- *** —————

Tags: