Sehari Menelusuri Taman Nasional Baluran

Sejumlah wisatawan dari berbagai daerah dan mancanegara saat berkunjung menikmati indahnya pemandangan Taman Nasional Baluran Situbondo. [sawawi]

Hamparan Padang Savananya Mendapat Julukan Africa Van Java

Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Situbondo menyimpan banyak potensi wisata alam yang eksotis. Satu diantaranya adala Taman Nasional Baluran yang di dalamnya terdapat padang savana dan aneka hewan, menjadi salah satu daya tariknya. Tentunya tak kalah dengan Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi yang lebih dulu tenar.
Jika berkunjung ke Taman Nasional Baluran, pertama kali masuk wisatawan akan disambut rimbunnya hutan musim. Wilayah ini dinamai hutan musim karena tempat ini berubah sesuai dengan musim yang ada. Pada musim penghujan, biasanya hutan di Taman Nasional Baluran tersaji rimbunan rumput yang menghijau.
Sebaliknya, pada musim kemarau tiba, hijau dedaunan tidak akan tampak dan bahkan berubah menjadi warna kuning. Setelah itu adanya hutan musim akan didominasi oleh jejeran warna kecoklatan sepanjang kurang lebih 5 km.
Memasuki wilayah km-6 sampai dengan km-9, wisatawan akan dibawa ke kawasan hutan abadi atau dikenal dengan hutan evergreen. Hutan ini akan selalu terlihat hijau di sepanjang tahun dan sepanjang musim. Hutan evergreen ini lokasinya terletak di atas tanah yang subur karena lapisan tanahnya yang selalu dibasahi air.
Di tempat ini pula terdapat aliran air atau sungai yang terus mengalir sehingga membuat kawasan evergreen ini terus tumbuh subur. “Sangat memikat hati jika anda memasuki tempat ini karena selalu disambut warna hijau,” tandas Kepala Humas Taman Nasional Baluran Situbondo, Joko Mulyo Ichtiarso.
Joko menuturkan, Taman Nasional Baluran merupakan sebuah taman nasional dengan luas area 25.000 hektar. Di dalam taman ini, tersedia tempat konservasi alam berupa hutan lindung. Tetapi, di wilayah utama wisata Baluran adalah hamparan padang rumput dan padang savana yang mencapai sepertiga dari keseluruhan luas Taman Nasional Baluran yaitu 10.000 hektare. “Padang savana di Taman Nasional Baluran ini merupakan yang terluas di wilayah Pulau Jawa,” ujar Joko.
Masih kata Joko, Taman Nasional Baluran selalu dinilai mirip dengan savana yang ada di benua Afrika. Ini karena di Taman Nasional Baluran terdapat rerumputan yang terbentang di sepanjang wilayah Baluran. Dikanan kiri taman juga berdiri ribuan pohon-pohon besar serta background gunung Baluran yang tinggi menambah indahnya pusat wisata kebanggaan masyarakat Situbondo tersebut. “Sudah lama sekali Taman Nasional Baluran ini dijuluki sebagai Africa Van Java di Indonesia,” papar Joko.
Keunggulan Taman Nasional Baluran ini menurut Joko juga menyediakan aneka hewan yang berkeliling di padang rumput seperti banteng, kerbau, rusa, monyet berekor panjang dan burung pemilik ekor panjang (burung merak). Burung dan hewan lainnya itu, urai Joko, bisa dilihat saat merumput di tengah savana. “Pemandangan ini seringkali dijumpai pengunjung saat melintas di kawasan padang rumput Taman Nasional Baluran. Kita bisa merasakan pemandangan yang sama seperti layaknya di benua Afrika,” papar Joko.
Salah seorang pengunjung Taman Nasional Baluran, Teguh asal Bondowoso mengatakan jika taman berada di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Kawasan Taman Nasional Baluran ini menjadi tempat wisata yang unik karena memiliki wilayah yang luas hingga ribuan hektar.
Teguh merasa sangat senang ketika memasuki kawasan Taman Nasional Baluran karena bisa menambah wawasan ilmu tentang keberadaan savana dan aneka binatang yang dilindungi. Bahkan, aku Teguh, Taman Nasional Baluran sering digunakan para ahli maupun mahasiswa untuk penelitian dan pengembangan ilmu serta menunjang kegiatan budidaya. “Saat berkunjung kesini (Taman Nasional Baluran) jangan lupa untuk menyempatkan waktu berkunjung tempat wisata terdekat. Misalnya Pantai Perengan dan Pantai Candiwang,” ungkap Teguh.
Soal besaran tiket masuk, kata Teguh, tidak perlu dipikirkan karena tarifnya yang terjangkau. Untuk wisatawan domestik, aku Teguh, pihak Taman Nasional Baluran memasang tarif sebesar Rp15.000. Sebaliknya, khusus untuk wisatawan mancanegara dipasang bandrol 10 kali lipat wisatawan domestik yakni sebesar Rp150.000.
“Sedangkan tarif parkir bagi kendaraan roda dua sebesar Rp5 ribu dan roda empat sebesar Rp10 ribu. Terakhir untuk kendaraan roda enam sebesar Rp50 ribu,” beber Teguh yang mengaku sudah puluhan kali mengunjungi Taman Nasional Baluran.
Sovi, wisatawan asal Nganjuk juga mengaku tertarik saat menikmati indahnya Taman Nasional Baluran. Sebab disana setiap pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan Pantai Bama, sejauh 3 km dari lokasi padang savana bekol.
Pantai Bama ini, urai Sovi, memiliki pemandangan yang tak kalah indahnya dibanding dengan pemandangan lain di pantai Jawa Timur. “Di pantai Bama ini tersedia penginapan. Disana setiap pengunjung juga bisa berenang, snorkeling, menyelam dan menaiki perahu ketengah laut,” pungkasnya. [sawawi]

Tags: