Sehari, Warga Kabupaten Situbondo Butuh Daging Ayam 13 Ton

Salah satu stand penjual ayam potong di Pasar Situbondo melayani para pelanggannya kemarin. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Animo masyarakat Kota Santri akan kebutuhan ayam potong tergolong tinggi. Bagaimana tidak, warga Kota Situbondo butuh ayam potong sedikitnya 13 ton setiap harinya. Jumlah ini tidak didukung oleh peternak ayam potong di Situbondo yang masih sangat kecil. Dari kalkulasi yang ada, kini jumlahya sangat tidak sebanding dengan kebutuhan daging ayam ada di pasaran.
Menurut Plt Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Situbondo, Muhammad Hasanuddin Riwansia, tingginya animo permintaan ayam potong ditingkat pasaran sangat tidak sebanding dengan jumlah peternak ayam potong yang ada di Kabupaten Situbondo.
Ini karena, ujar Udin-panggilan akrab Muhammad Hasanuddin Riwansia- setiap harinya peternak Situbondo hanya mampu memproduksi 5.119 kg atau setara 5,119 ton. “Yang kami ketahui saat ini untuk memenuhi kebutuhan daging ayam di Situbondo masih di topang dari pasokan luar daerah Situbondo,” tegas Udin.
Masih kata Udin, jumlah kebutuhan ayam daging di Situbondo memang cukup besar. Terbukti, ungkapnya, untuk kebutuhan hari-hari besar akan suplai ayam potong tergolong meningkat hingga 4-6 kali lipat dari kebutuhan biasanya.
Udin menegaskan, saat ini jumlah peternak ayam potong baru berjumlah 56 orang yang terdiri dari 18 orang peternak mandiri dan 38 peternak ayam potong hasil kerjasama kemitraan dengan sejumlah perusahaan. “Kini di Situbondo ada 122 pengusaha jagal ayam, yang selama ini hanya menggantungkan pasokan ayam potong dari luar kota Situbondo,” tegas Udin.
Udin kembali mengakui, setelah melihat tingginya kebutuhan akan suplai daging ayam potong, sangat terbuka peluang besar bagi perternak ayam potong di Situbondo. Selain memiliki prospek cerah, tuturnya, kini banyak peternak ayam potong memilih bekerjasama dengan sistem kemitraan. “Langkah itu dilakukan karena selain tidak memiliki modal yang memadai juga sangat kecil untuk membeli pakan. Solusinya saya harus segera mengumpulkan para peternak ayam potong guna membahas kondisi ini,” terang Udin.
Terakhir, ungkap Udin, permasalahan mahalnya pakan ternak ayam potong harus segera dicarikan akar permasalahannya, termasuk kemungkinan membuat pakan sendiri tanpa harus bergantung kepada suplai pakan pabrikan.
Sejauh ini, lanjut Udin, pihaknya baru bisa melakukan pendampingan di bidang kesehatan hewan di Kabupaten Situbondo. “Yang jelas para peternak ayam potong sudah sering kami ingatkan untuk ikut menjaga kebersihan kandang, demi untuk menghindari terjadinya penyebaran wabah penyakit ayam potong,” pungkas Udin.[awi]

Tags: