Sehat Fisik, Mental, dan Sosial Kala Berpuasa

Oleh :
Bella Kartini Rochmania
Mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat  Minat Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Universitas Airlangga. 

Kesehatan merupakan hal yang Yenting bagi kondisi diri setiap individu. Konsep sehat menurut World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat. Definisi tersebut memiliki arti yang luas dan mengingatkan kita bahwa kesehatan itu tidak hanya berfokus pada satu aspek saja yaitu berupa sehat fisik atau yang sering disebut sebagai sehat jasmani.
Makna sehat juga termasuk dalam lingkup mental dan sosial. Kesehatan fisik mungkin mudah untuk diketahui, sebagai contoh seseorang terlihat tidak mengalami sakit maupun memiliki tanda gejala terhadap penyakit tertentu. Bila diperdalam mengaca pada konsep sehat menurut WHO, kesehatan mental dan kesehatan sosial juga sangat penting pula untuk diperhatikan terutama pada momen bulan puasa ini.
Sehat fisik dalam berpuasa akan dapat banyak dijelaskan tentang pengaturan konsumsi makanan yang di perlukan oleh tubuh sebagai asupan gizi, aktifitas fisik, dan gaya hidup (life style). Asupan gizi saat puasa perlu untuk di atur sehingga dalam menjalankan aktifitas keseharian tetap berjalan lancar.Kontrol terhadap air mineral sangat penting untuk memenuhi kebutuhan cairan harian. Bila orang dewasa memerlukan konsumsi air mineral 1,5 Liter per harinya dapat tetap diterapkan dengan mengkonsumsinya pada saat berbuka hingga sahur. Sehingga keseimbangan cairan dalam tubuh dapat dipertahakan. Selain gizi seimbang yang perlu untuk dicukupi, istirahat cukup dan life style yang baik juga diperlukan agar dapat mendukung puasa yang dijalankan. Tetap melakukan aktifitas fisik melawan mager (males gerak)perlu untuk dijalankan agar kondisi badan tidak menja dilemas dan fisik menjadi lebih segar. Males gerak merupakan suatu fenomena yang mungkin dapat membuat aktifitas harian kita menja dilebih berkurang terlebih bila puasa dijadikan alasan untuk menjadi kurang produktif. Aktifitas fisik yang dapat dilakukan seperti tetap melakukan pekerjaan rumah, melakukan aktifitas belajar bagi pelajar dan mahasiswa, bekerja sesuai dengan tugas, maupun kegiatan rutinan lain yang biasa dilakukan.
“Menssana in corporesano” merupakan sebuah kalimat dalam bahasa latin yang berarti bahwa “dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Jiwa yang kuat ini dapat disebut dengan mental yaitu berasal dari psikologi yang memang tidak hanya dapat dilihat dengan mata, melainkan akan dapat dirasakan. Kesehatan mental ini menjadi sesuatu yang memang terkadang tidak tersadarkan oleh diri bahwa segala aktifitas yang dilakukan membutuhkan mental yang kuat dalam menjalani setiap kejadian dalam kehidupan. Kalimat dalam bahasalatin tersebut memang sering didengar bahkan mungkin di ucapkan, namun dalam aplikasinya juga perlu adanya aksi nyata. Mental kuat yang dimaksud dapat berupa kesempurnaan mental yang disebutkan olehWHO mengenai konsep sehat. Kesehatan mental tanpa disadari dapat mempengaruh perilaku aktifitas harian individu yang bersangkutan.
Kesehatan mental dapat berupa motivasi, niat, rasa tanggung  jawab, empati, ikhlas, danhal yang mempengaruhi sikap termasuk pengelolaan terhadap stress. Puasa bukan menjadi sebuah halangan untuk terus berfikir positif, namun malah menjadi kesempatan untuk setiap individu yang menjalankan puasa menjadi lebih gigih untuk mengatur mental yaitu belajar menjadi pribadi yang lebihbaik. Kesempatan memperbaiki kesehatan mental saat berpuasa merupakan moment yang tepat karena saat berpuasa selama satubulan melatih individu yang berpuasa untuk berusaha lebih baik dari sebelumnya.
Usaha dalam memperbaiki diri juga erat kaitannya dengan individu sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial yang dimaksud bahwa setiap individu saling membutuhkan satu sama lain yang tentunyadalamhalkebaikan. Salingbersosialisasisatusama lain individu membuat interaksi yang kuat untuk saling mengenal dan memahami. Kesehatan sosial dalam hal ini masuk dala minteraksi yang dimaksud pada arti makhluk sosial. Bila dikaitkan antara kehidupan sosial masyarakat, interaksi yang baik dapat menciptakan kondisi lingkungan yang baik pula.
Kondisi lingkungan kemasyarakatan pada tatanan kehidupan dapat menciptakan kerukunan dan keselarasan didalamnya. Kesehatan sosial yang dapat dimunculkan selama berpuasa dapat ditunjukkan dengan saling menghormati, menghargai satu samalain, melakukan kegiatan bersama secara gotongroyong, juga dapat saling membantu dalam kebaikan. Sehingga tindakan yang dilakukan dapat membuat setiap orang yang menjadi lebih baik dan juga dapat memotivasi orang yang ada disekitarnya untuk berbuat baik pula bagi sesama manusia. Hal tersebut kala berpuasa menjadi lebih bermakna terutama dapat melakukan kebaikan pada orang lain,baik dilingkungan keluarga, maupun masyarakat sekitar.
Konsep sehat menurut WHO ini terdapat kaitan yang erat antara satu dengan yang lain. Sehat secara fisik, mental, maupun sosial membantu pribadi yang sedang berpuasa untuk mengaplikasikan kaitan tersebut dalam kehidupannya. Individu memiliki peranan dalam diri maupun dalam sosialnya, sehingga meski punberpuasa dirahapkan dapat menjalani kehidupan dengan baik dan menjadikan puasa lebih bermakna. Kesehatan fisik, mental, dan sosial menjadi gambaran diri seseorang tentang kehidupan yang berkualitas sehingga makna sehat tidak hanya terpaku pada fisik individu saja melainkan perlu untuk diperhatikan aspek mental dansosial. Setiap individu diharapkan dapat menjalankan puasa lebih sehat, lebih bermakna,dan penuh dengan suka cita.
——— *** ———-

Tags: