Sehati dengan Pendidikan Non Formal

Arik Kuntiyani SPd

Arik Kuntiyani SPd

Arik Kuntiyani SPd
Puluhan tahun mengabdi sebagai pendidik dan hingga kini masih menjadi penilik di Kabupaten Situbondo, tentu banyak pengalaman manis dan pahit dirasakan oleh Arik Kuntiyani SPd. Namun di balik itu semua, ada banyak hal unik yang ia alami selama menjadi penilik di dunia pendidikan non formal Situbondo, baik itu pendidikan PAUD, Paket A, Paket B dan Paket C. Semua hal positif itu, diakui Yanik, panggilan akrab Arik Kuntiyani, sudah mendarah daging dalam profesinya. Bahkan, alumnus UKM Malang itu bisa disebut jiwanya sudah sehati dengan pendidikan non formal di Kota Santri itu.
Kepada Bhirawa, Yanik, mengaku banyak kenangan unik dan lucu saat memberikan pembelajaran kepada warga belajar yang sudah memasuki usia 59 tahunan. Selain dituntut telaten, urai Yanik, dirinya juga harus piawai mengartikan ketidakpahaman peserta didik tersebut dalam menerima setiap mata pelajaran. “Ini indahnya kita mengajar di pendidikan non formal seperti di Paket A (setingkat SD), Paket B (setingkat SMP) dan Paket C (setingkat SMA). Berbeda jika kita mengajar di jalur pendidikan formal,” ungkap Yanik di sela-sela membagikan soal UN Paket B di SDN I Curah Jeru Kecamatan Panji, Kamis (12/5).
Pendidikan non formal ini, terang Yanik, merupakan salah satu tugas pokok penilik di mana sasarannya adalah satu pendidikan non formal seperti kursus dan juga mengatasi  keaksaraan fungsional. Yanik mengakui, program yang paling terasa adalah pendidikan Paket A, B, C. Sebab di dalamnya ada kepuasan tersendiri. Selain merupakan amanah bagi penilik dalam memberikan motivasi bagi warga yang putus sekolah. “Kami sangat senang terjun di PNF ini, selain mendorong masyarakat pendidikan dari usia 0 tahun hingga 59 tahun agar  mau belajar, juga naluri kami terasa sudah kawin dengan PNF,” pungkasnya. [awi]

Rate this article!
Tags: