Sejahterakan Atlet Butuh Dana Abadi

Waka Komisi X DPRRI Hetifah Syaifudin (Golkar) dan anggota Komisi X DPR RI Nizar Zahro (Gerindra) dalam diskusi forum legislasi bertema “Pacu Asean Games, Apa Kabar Regulasi Kesejahteraan Atlet Berprestasi?”

Jakarta, Bhirawa
Penghargaan dan hadiah hadiah pada atlet yang berprestasi memang baik. Tapi jika tidak diorganizir dengan baik, akan membunuh atlet itu sendiri. Contohnya atlet Papua yang kecepatan larinya lebih dari Zohri, kemudian mencoba hadiah motornya, lalu kecelakaan. Akhirnya, kini gak bisa lari cepat lagi.
“Seharusnya, pelatih atlet Zohri yang didatangkan Bob Hasan dari luar negeri, mendapat apresiasi pula. Jangan hanya atletnya saja yang dihujani hadiah. Beberapa anggota Komisi X memang memberi apresiasi, meskipun sedikit, kepada Zohri. Tapi menurut saya itu tidak mendidik, ” ungkap anggota Komisi X DPR RI. Nizar Zahro (Gerindra) dalam diskusi forum legislasi bertema “Pacu Asean Games, Apa Kabar Regulasi Kesejahte raan Atlet Berprestasi ?”. Nara sumber lain, Waka Komisi X DPRRI Hetifah Syaifudin (Golkar).
Nizar Zahro lebih jauh,menyatakan kekecewaannya pada pemerintah yng tidak mengorganisir apresiasi dan hadiah atlet sewaktu jaya. Sehingga banyak atlet berprestasi, pada masa tuanya miskin dan terlunta-lunta. Tanpa pemerintah mampu menolong nya. Di negara lain atlet mendapat tunjangan seumur hidup. Karena disana atlet dianggap pahlawan dan orang yang mengharumkan nama bangsa dan nehara. Mereka harus dilindungi dan disejahterakan.
“Melindungi dan mensejahterakan atlet solusinya dengan merevisi UU nomor 3/2005. Selagi UU tentang atlet belum disetujui DPR dengan pemerintah, jangan harap atlet kita bisa sejahtera. Di jaman Orde baru, ada dana abadi yang di khususkan untuk kesejahteraan atlet. Hal baik ini perlu dibuat oleh pemerintah,” tandas Nizar
Mengomentari Asean Games, dia mengingatkan panitya nasioanal Asean Games INASGOC, untuk ber hati hati mengelola yang dana APBN sebesar Rp 8,5 triliun. Mengingat pembangunan fisik Asean Games ini menghabiskan uang rakyat hingga Rp30 triliun. Yakni untuk pembangu nan fisik di Jakarta termasuk LRT sebesar Rp17 triliun, di Palembang Rp13 triliun. Sayangnya, stadion Jakabaring di Palembang yang baru rampung dibangun, belum apa-apa sudah dirusak orang.
“Saya ingatkan ANASGOC, jangan sampai rakyat tidak dapat hadir menonton, karena karcisnya mahal. Apakah sudah siap melayani 5.000 atlet dan wartawan. Biaya sosialisasi Asean Games yang mencapai 2,5 % atau Rp 166 milyar sungguh besar,” tandas Nizar. [ira]

Rate this article!
Tags: