Sejak Dini Diajarkan Mitigasi Bencana

Anggota Tim MDMC mengajari salah satu siswa mencoba Alat Pemadam Api Ringan (APAR) untuk mematikan bara api pada praktik lapangan menangani bencana kebakaran, disaksikan Kepala Seksi Pencegahan BPBD Jatim, Misdarno. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
SD Muhammadiyah 24 Surabaya menggelar Super Camp of Character (SCC) di Kebun Bibit, Wonorejo, Surabaya, Jumat pekan lalu. Selain berkemah, para siswa juga dibekali tentang edukasi mitigasi bencana yang diberikan Kepala Seksi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Misdarno dan Tim Muhammadiyah Disarter Management Center (MDMC).
Menurut Kepala SD Muhammadiyah 24 Ketintang, Surabaya, Norma Setyaningrum SPd materi tentang mitigasi bencana kepada para siswa ini sangat penting sebagai bekal bila suatu saat mereka mengalami langsung peristiwa atau kejadian bencana. Apalagi di Surabaya juga masih sering terjadi bencana berupa banjir atau kebakaran.
“Materi tentang mitigasi bencana yang diberikan Kepala Seksi Pencegahan BPBD Jatim ini sangat penting sebagai bekal untuk para siswa, sehingga ketika mereka ada kejadian dan para siswa ada di tempat itu. Setidaknya mereka bisa menyelamatkan diri dan lingkungan sekitarnya yang membutuhkan bantuan,” papar Ustadzah Norma-sapaan akrabnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan BPBD Jatim, Misdarno menjelaskan, pihaknya menyampaikan materi tentang mitigasi bencana sehingga para siswa bisa lebih paham, bagaimana harus bersikap ketika mengalami sendiri ketika terjadi bencana.
“Kami mengajari anak-anak agar lebih tahu dan paham tentang kebencanaan. Sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan dan tidak panic ketika menghadapi kejadian yang sebenarnya,” ujarnya setelah memberikan paparan kepada para siswa.
Setelah mendapatkan materi tentang mitigasi bencana para siswa diajak untuk melakukan simulasi yakni praktik lapangan ketika menghadapi kejadian gempa bumi. Tim MDMC menjelaskan, apa yang harus dilakukan ketika sedang berada di suatu daerah yang terjadi bencana. Satu hal yang ditekankan para pelatih yakni harus tetap tenang, sebab bila panik maka seseorang tidak bisa berpikir dengan tenang dan jernih sehingga mengakibatkan bertindak dengan gegabah. Para siswa yang mengikuti simulasi mendengarkan arahan kakak-kakak Tim MDMC dengan serius.
Salah satu siswa, Aisya Nur, siswa kelas V yang diberikan kesempatan untuk memegang APAR sempat takut ketika mencoba mematikan bara api. Namun sangat senang ketika berhasil mematikan bara api yang membakar ranting-ranting pohon. ”Awalnya sempat takut sih, dan ketika berhasil mengeluarkan busa dari APAR memang sempat kaget. Tapi sangat senang karena berhasil mematikan apinya,” tuturnya dengan bangga. [fen]

Rate this article!
Tags: