Sejumlah Perguruan Tinggi Terapkan Sistem Perkuliahan Daring

Upaya Preventif Pencegahan Penyebaran Covid-19
Surabaya, Bhirawa
Sejumlah Perguruan Tinggi di Surabaya mulai memberlakukan sistem perkuliahan daring dan penugasan terstruktur. Seperti Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Universitas Airlangga (Unair), Imstitute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas 17 Augustus 1945.
Keputusan ini berdasarkan instruksi pemerintah dalam Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/199/2020. SE Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 3 Tahun 2020 tanggal 9 Maret 2020 dan SE Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35492/A.A5/HK/2020, tentang Pencegahan Coronavirus Diseases-19.
Menurut Rektor Unesa, Prof Nurhasan, terhitung Hari Minggu (15/3) perkuliahan termasuk Ujian Tengah Semester (UTS) akan dialihkan menggunakan sistem daring. Terkait Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk sementara akan dialihkan dalam bentuk kegiatan lain. Bahkan para mahasiswa yang tinggal di asrama juga dihimbau untuk kembali ke kampung halaman masing-masing.
“Kami juga menunda prosesi wisuda ke 97 Unesa sampai ada pemberitahuan lanjutan. Untuk ijazah mereka bisa memantau web Unesa,” ujarnya, Minggu (15/3).
Selain prosesi wisuda, beberapa kegitan seperti seminar nasional dan internasional, kegiatan kemahasiswaan, kunjungan ke Unesa dan perjalanan dinas ke luar negeri juga mengalami penundaan. Kendati begitu, Nurhasan menegaskan untuk penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2020/2021 melalui jalur SBMPTN, SNMPTN dan Mandiri tetap berjalan sesuai dengan rencana.
Hal yang sama juga dilakukan Uinsa Surabaya. Sebagai bentuk pencegahan penyebaran Covid-19 pihaknya meniadakan kuliah mulai 16 hingga 20 Maret 2020. Rektor Uinsa, Prof Masdar Hilmy menuturkan, selama sepekan perkuliahan dialihkan menjadi sistem daring dan penugasan terstruktur, untuk menghindari kontak fisik antar orang di kampus selama satu minggu. Kebijakan ini sebagai langkah kewaspadaan penyebaran COVID-19 di kalangan kampus.
“Kebijakan sudah saya edarkan berupa peniadaan tatap muka selama satu minggu ke depan. Bukan berarti kami meliburkan belajar mengajar, tapi dialihkan menjadi sistem daring atau penugasan terstruktur dari dosen. Prinsipnya kami meminimalisir kontak fisik antar orang ke orang di kampus,” tambah Masdar.
Masdar menjelaskan, selain mengganti sistem perkuliahan dari tatap muka menjadi jarak jauh, pihak kampus juga menunda seluruh kegiatan dosen maupun mahasiswa yang akan ke luar negeri. Bahkan, Rektor juga membatalkan rencana kunjungan ke Bandung dan Jambi.
“Imbauannya waspada mencegah perjalanan dinas ke luar negeri. Perjalanan ke luar negeri ditunda, jadwal saya empat hari ke depan ke Bandung dan Jambi juga saya cancel semua,” pungkasnya.

Fokus Kebugaran Civitas Akademika
Berbeda dengan Unesa dan Uinsa, Universitas Airlangga (Unair) justru tidak membatasi mahasiswanya ke kampus. Bahkan Rektor Unair, Prof Moh Nasih mengaku konsentrasi pihaknya saat ini lebih pada menjaga kebugaran civitas akademika. Di samping soal kebersihan, Unair juga berencana membagikan suplemen pada civitas akademika.
“Percuma saja kami liburkan di rumah, malah tidak terjaga kondisinya dan keluyuran di tempat umum. Kami masih melihat situasinya, belum ada putusan lockdown. Jadi kami biasa saja, tidak dipaksakan untuk harus ke kampus apalagi kalau tidak fit,” ujarnya.
Yang terpenting, pihak kampus membatasi kegiatan yang melibatkan banyak massa karena bisa menjadi sumber penularan. ”Tidak terlalu heboh sampai mengosongkan kampus dan asrama. Takutnya malah membuat takut masyarakat,” paparnya.
Nasih menuturkan, akan memberlakukan UTS secara online, Senin (16/3) untuk mengurangi aktivitas massa di kampus. ”Besok (hari ini, red) Unair mulai UTS, akan kami lakukan sistem online selama dua minggu. Kami sudah siap sistem online. Seperti psikologi yang selama ini rutin sistem online,” ungkap Rektor Unair, Prof Moh Nasih, Minggu (15/3).
Ditegaskan Prof Nasih, penerapan sistem online juga tidak membatasi mahasiswa ke kampus. Karena menurutnya bisa saja mahasiswa mencari jaringan internet di kampus. ”Karena suasana di kampus kadang lebih menyenangkan bagi mahasiswa. Yang pasti tidak terpusat berkumpul di satu tempat. Untuk aktivitas laboratorium juga tidak kami batasi, karena tidak bisa online,” pungkasnya. [ina]

Tags: