Sejuta Inovasi., Perlu Link and Match Pendistribusian Dokter

Barisan peserta porientasi dinamika kampus (Ordik) Universitas Muhammadiyah Surabaya dibuka dengan membentuk formasi tulisan Kampus. [okky abdul soleh/bhirawa]

Barisan peserta porientasi dinamika kampus (Ordik) Universitas Muhammadiyah Surabaya dibuka dengan membentuk formasi tulisan Kampus. [okky abdul soleh/bhirawa]

Surabaya,Bhirawa
Pemerataan lulusan Fakultas Kedokteran (FK) dari Perguruan Tinggi (PT) belum dapat menjangkau seluruh daerah di Indonesia. Rumah sakit (RS), klinik, dan pelayanan kesehatan di kota besar kerap menjadi jujugan. Sedangkan pelayanan kesehatan yang di daerah terpencil dan terluar justru kekurangan.
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tengah menyiapkan program link and match untuk mengatasi persoalan distribusi dokter ke wilayah terpencil ini. Program ini merupakan beasiswa pendidikan kedokteran bagi mahasiswa yang ingin mengabdi di tempat terpencil setelah lulus.
“Sekarang ini Muhammadiyah menggerakan pelayanan di daerah-daerah terluar, perbatasan,” kata Ketua Bidang Kesehatan PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman usai membuka Orientasi Dinamika Kampus (Ordik) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Kamis (15/9).
Dia menjelaskan, amal usaha kesehatan Muhammadiyah lebih dari 300 unit. Kemudian ditambah dengan 200 pelayanan kesehatan baru di wilayah terpencil sekelas klinik. Klinik ini akan disediakan di tiap kecamatan. Jika mengandalkan Puskesmas, tidak akan cukup menangani pasien. Lulusan FK dari PT Muhammadiyah diharapkan mampu mengisi di klinik terluar itu.
“Bila ada mahasiswa mengambil program link and match untuk pendidikan dokter, akan dibiayai full pendidikannya dan biaya hidup. Setelah lulus harus melakukan amal pengabdian di tempat yang sudah kami siapkan,” tuturnya.
Agus mengungkapkan, belum semua PT Muhammadiyah mengambil program tersebut. Terutama bagi kampus yang baru buka FK. “Malang sudah, Yogya sudah. Ini nanti kita tata kembali supaya PT Muhammadiyah yang memiliki program kedokteran ikut link and match. Sesuai dengan kemampuan PT masing-masing,” jelasnya.
Dia merinci, bila ada 10 FK di bawah naungan PT Muhammadiyah itu mengirim 30 dokter ikut program ini, akan ada 300 dokter yang bisa didistribusikan ke wilayah terpencil. “Kita juga tidak menutup peluang, alumni perguruan Muhammadiyah yang punya prodi kedokteran akan bertebaran di pelayanan kesehatan milik lembaga lain dan pemerintah,” tandasnya.
UM Surabaya sendiri baru menerima mahasiswa baru pada FK tahun ini. Totalnya mencapai 50 mahasiswa. Rektor UM Surabaya Sukadiono mengatakan, kampus UM Surabaya saat ini menjadi salah satu tujuan pendaftaran mahasiswa baru. “Kami akan tetap mempertahankan mutu pendidikan dan terus mendorong inovasi mahasiswa agar mampu menjadi sosok yang cakap di bidangnya,” pungkasnya. [tam]

Tags: