Sejuta Kasus CoViD-19

foto ilustrasi

Akumulasi kasus positif CoViD-19, sudah menembus angka satu juta orang terinfeksi, sejak kasus pertama diumumkan awal Maret 2020 lalu. Di seluruh dunia, pelonjakan kasus terjadi sebagai dampak libur panjang. Namun ironis, di Indonesia juga bersamaan dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Maka upaya vaksinasi perlu dipercepat, serentak. Sekaligus segera mewujudkan herd community (mayoritas rakyat yang kebal infeksi bisa melindungi yang tidak kebal).

Tetapi masih tetap dibutuhkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan (Prokes) 3M, disertai perpanjangan PPKM Jawa dan Bali. Akan menjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terbesar di dunia dengan melibatkan 165 juta jiwa penduduk. Juga terasa lebih berat dibanding masa transisi, karena berbagai kegiatan perekonomian masyarakat mulai dibuka. PPKM akan berdampak bertambahnya keparahan kemiskinan penduduk. Serta konsekuensi penggelontoran bantuan sosial (Bansos) lebih besar.

Bukan berarti telah terjadi “petaka besar” manakala kasus positif CoViD-19, sudah menembus angka satu juta orang. Prevalensinya meliputi 0.05% penduduk dewasa. Di Amerika Serikat, jumlah kasus mencapai 24 juta orang (7% jumlah penduduk), di Inggris 3,4 juta kasus (6%), dan Perancis 2,9 juta kasus (4,3%). Arab Saudi dengan 363 ribu kasus (1,08%). Sebagai salahsatu negara yang memiliki warisan dunia, Arab Saudi yang kukuh melaksanakan protokol kesehatan (Prokes), secara ketat.

Pengetatan Prokes sistemik, tak terkecuali pembatasan jumlah jamaah haji hanya menjadi 0,3% kelaziman kuota (sekitar 3 juta jamaah). Menjadi kunci sukses pengurangan penularan pandemi. Badan Kesehatan Dunia (WHO, World Health Organization), meng-apresiasi upaya Arab Saudi. Hasilnya, WHO menetapkan kota Madinah sebagai kota paling sehat di dunia. Kota Madinah dianggap mampu menciptakan lingkungan fisik dan sosial yang kondusif untuk kehidupan masyarakat.

Negara-negara di dunia berpacu mempercepat upaya menangani CoViD-19. Termasuk pemerintah (Kementerian Kesehatan), bertekad mempercepat upaya melalui 3T. Yakni, tracing (penelusuran), testing (uji rapid dengan metoda lebih cepat), dan treatment (tindakan kesehatan berupa vaksinasi). Termasuk penggunaan alat uji GeNose, buatan dalam negeri (UGM, Universitas Gadjah Mada). Pembuatan GeNose melibatkan profesor, guru besar berbagai disiplin ilmu. Termasuk epidemiolog.

Dalam masa perpanjangan PPKM, GeNose mulai ditempatkan pada simpul lalulintas orang. Antaralain di terminal, dan stasiun sebagai sarana check point. PPKM khusus Jawa dan Bali sebagai model PSBB merupakan mandatory UU Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Pada pasal 49 ayat (2) dinyatakan, “Pembatasan Sosial Berskala Besar harus didasarkan pada pertimbangan epidemiologis, besarnya ancaman, efektifitas, dukungan sumberdaya, teknis operasional, pertimbangan ekonomi,sosial, budaya, dan keamanan.”

PPKM akan menjadi PSBB terbesar di dunia dengan melibatkan 165 juta jiwa penduduk. Melebihi PSBB yang dilakukan di China kawasan timur laut (hanya meliputi 19 juta penduduk). Juga terasa lebih berat dibanding masa transisi, karena berbagai kegiatan perekonomian masyarakat mulai dibuka. PSKM akan berdampak bertambahnya keparahan kemiskinan penduduk. Serta konsekuensi penggelontoran bantuan sosial (Bansos) lebih besar.

Seluruh pemerintahan daerah se-Jawa dan Bali menggencarkan penegakan hukum protokol kesehatan (Prokes). Razia (dan check point) dilakukan di seluruh simpul kerumunan orang. Terutama terminal, pelabuhan, bandara, tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan restoran. Juga pembinaan 3M Prokes di tempat ibadah. Walau berdampak pedih pada aspek sosial dan perekoomian, perpanjangan PPKM menjadi pilihan terbaik melaksanakan visi “prioritas keselamatan rakyat.”

Pemerintah memikul kewajiban pemulihan nafkah dengan berbagai pogram karitatif (berupa bantuan sosial, dan subsidi). Juga menggelontor insentif berupa pemotongan pajak, dan kemudahan lapangan kerja.

——— 000 ———

Rate this article!
Sejuta Kasus CoViD-19,5 / 5 ( 1votes )
Tags: