Sekjen DPP PDIP Nekad Gandengkan Risma-Wishnu

Risma Vs WishnuSurabaya, Bhirawa
Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini dan Wakilnya, Wishnu Sakti Buana dipastikan  kembali berpasangan dalam Pemilukada Surabaya, Desember mendatang. Sekjen DPP PDIP Hasto Kristyanto, menegaskan, bahwa rekomendasi DPP PDIP kepada keduanya hanya persoalan legalitas formal.
Menurut Hasto saat mengikuti Jalan Sehat peringatan Bulan Bung karno, Minggu (14/6) Keduanya , Risma dan Wisnu sudah dipertemukan dan menjalani fit and proper
test.
”Saat peringatan wafatnya Pak Taufiq (Suami Megawati Soekarno Putri) kedua sudah dipertemukan sekaligus fit and proper,” ungkapnya .
Menurutnya saat ini yang penting adalah  fundamen bagaimana memaknakan kepemimpinan Risma – Wisnu. Untuk itu, Hasto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan konsep pemerintahan Surabaya ke depan.
“Saat ini kita telah menyiapkan bagaimana pemerintahan Surabaya 5 tahun ke depan,” tuturnya.
Dalam menghadapi pemilukada Surabaya mendatang, DPP PDIP telah memberikan serangkaian pelatihan pada tim kampanye, serta meneguhkan gerak langkah PDIP bersama rakyat Surabaya sehingga pemilukada bisa menjadi bagian upaya mewujudkan komitmen kerakyatan bagi warga Surabaya.
“Pilkada bukan sekadar menentukan pimpinan terbaik, yakni Risma – Wisnu, namun sekaligus upaya merealisasikan komitemen pro rakyat,” katanya.
Terkait Surat Keputusan penetapan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya yang diusung PDIP, Hasto Kristyanto enggan membocorkannya. Ia hanya memastikan, SK tersebut akan turun setelah Risma dan Wisnu Sakti resmi mendaftar sebagai calon wali kota dan Wakil Wali kota di PDIP.
“Begitu, Risma dan WS mendaftar kami keluarkan SK,” tandasnya.
Ia mengakui, sesuai peraturan perundangan untuk mendaftar sebagai Calon Walikota Surabaya, Tri Rismaharini terlebih dahulu harus mengundurkan diri dari statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Ketentuan perundangan sekarang, PNS harus mundur, itu ketentuan mengikat,” pungkasnya.
Sementara Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang hadir dalam acara tersebut, tidak banyak berkomentar. Dia hanya memberikan suport kepada warga Surabaya untuk tetap melanjutkan semangat perjuangan Bung Karno.
“Saya minta warga Surabaya melanjutkan semangat dan perjuangan Bung Karno yang tidak kenal kata menyerah. Warga Surabaya harus menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri. Warga Surabaya tidak boleh menyerah, terus berjuang dan merebut kemenangan dengan kerja keras,” teriaknya sebelum mengambil undian doorprize peserta jalan sehat.
Sementara Wakil Wali kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana, sebelum pencalonan Cakon Walikota dan Wakil Walikota dilakukan, pihaknya telah membentuk tim khusus yang menyusun visi-misi arah pemerintahan Surabaya dalam 5 tahun ke depan. Tim khusus tersebut anggotanya terdiri dari perwakilan partai dan birokrasi.
“Memang ada kesepakatan untuk membentuk tim khusus. Yakni dari partai maupun internal pemerintahan,” terang putra Mantan Sekjen DPP PDIP Ir. Sutjipto ini.
Tim khusus dari internal pemerintahan ditunjuk oleh Walikota, sedangkan untuk perwakilan partai dari pimpinan partai. Namun WS, sapaan akrab Wisnu Sakti enggan menyebutkan berapa jumlah tim kecil tersebut. Tapi pihaknya  memastikan tim khusus tersebut sudah terbentuk dan telah melakukan komunikasi.

ISNU Survei Pendamping Risma

Sementara itu Pengurus cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Surabaya  saat ini sedang melakukan riset dan survei untuk mencari pemimpin muda yang mampu menggerakkan  Surabaya terutama untuk mendampingi Tri Rismahrini.
“Riset ini masih berjalan, mungkin dalam waktu dekat selesai,” ujar ketua PC ISNU Surabaya, Rudi Akhwadi, Minggu  (14/6).
Menurutnya, Surabaya membutuhkan sosok pemimpin muda yang memiliki komunikasi politik dan akses hingga ke pemerintah pusat.  Ini dibutuhkan karena Kota Surabaya merupakan kota kedua setelah Jakarta.
Banyak kader yang sudah dilakukan survei, di antaranya muncul nama Ahmad Nawardi yang saat ini menjadi anggota DPD RI.
“Ini juga salah satu kader muda  ISNU yang memiliki kemampuan kominukasi politik bagus. Karena itu akan masuk dalam riset kami,” ungkap Rudi.
Selain masalah pemimpin muda, pada kesempatan kemarin ISNU Surabaya juga menyatakan  Wali kota  Tri Rismaharini masih layak memimpin Surabaya lima tahun ke depan. Buktinya, sejumlah pembangunan dan perbaikan fasilitas dilakukan Risma dengan baik.
“Lihat saja banyak taman dan fasilitas umum yang dibangun risma dapat dimanfaatkan masyarakat. Tidak hanya itu, penutupan lokalisasi dollu juga dilakukan dengan mulus,” terangnya.
Namun, kata Rudi, ada beberapa kekurangan dari Risma. Diantaranya soal ketegasannya yang akhirnya memunculkan kesan kaku.  Kekurangan ini yang perlu ditutupi oleh pendampingnya. Karena itu butuh anak muda yang komunikasinya bagus dan supel.
Rudi menjelaskan, pendamping Risma harus anak muda karena Surabaya memiliki banyak fasilitas umum (fasum) untuk kreatifitas anak muda. Ini yang nantinya menjadi perhatian pemerintah kota, jangan sampai disalahgunakan.
Soal survei itu, ISNU Jawa Timur memberikan dukungan,  “Kami akan ikut apa kata ISNU Surabaya,  Karena mereka yang lebih paham wilayahnya,” ujar sekjen ISNU Jatim M Dawud, yang dihubungi terpisah. [gat]

Tags: