Sekjen Kementan Puji Keberhasilan Bupati Amin Gali Potensi Kopi

Bondowoso, Bhirawa
Keberhasilan Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni, dalam menggali potensi kopi di BRK (Bondowoso Republik Kopi), terus menuai pujian dari berbagai kalangan. Kali ini, pujian itu datang dari Sekjen Kementerian Pertanian, Ir Syukur Irwantoro, dalam sebuah acara thalkshow, di FKN 3 (Festival Kopi Nusantara ke 3), di Alun-Alun RBA Ki Ronggo, Sabtu (26/8) malam kemarin.
Pujian itu bukan tanpa alasan. Karena, pria yang akrab di panggil Cak Syukur tersebut mengatakan, bahwa di bawah kepemimpinan Bupati Amin, kopi Bondowoso dikenal sampai mancanegara.
“Beberapa bulan lalu, kopi specialty Bondowoso menjadi kopi terbaik di dunia, pada festival kopi di Amerika Serikat,” ungkapnya kemudian disambut tepuk tangan undangan.
Hal ini, kata dia, membuktikan bahwa bupati Amin betul-betul serius menancapkan Bondowoso Republik Kopi.
Pria yang pernah tinggal di Bondowoso tersebut, mengaku terus mengikuti perkembangan kopi di BRK
Langkah peratama, kata dia, yang dilakukan oleh presiden BRK adalah mencari daerah yang baik, untuk dijadikan kebun perkopian.
“Ini langkah yang baik, dan Alhamdulilah sekarang menemukannya di lereng Ijen dan Raung,” katanya, saat menjelaskan perkembangan kopi BRK.
Dia juga mengungkapkan, bahwa usai datang ke Bondowoso beberapa hari lalu, Mendes PDTT RI merasa kagum dengan Bondowoso.
Bahkan, kata dia, menteri akan menyalurkan 500.000 bibit kopi unggul, dan sebagian besar akan disalurkan ke Bondowoso.
“Dengan disalurkannya bibit itu, dari 14.000, nanti akan berkembang minimal jadi 25.000 hektar kebun kopi di Bondowoso,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni tegaskan, bahwa BRK (Bondowoso Republik Kopi) harus tetap lestari.
Pria yang akrab dipanggil Presiden BRK tersebut menuturkan, bahwa menggali potensi kopi Bondowoso bukanlah pekerjaan mudah.
“Inspirasi saya, menggali potensi kopi di Bondowoso dari kopi itu sendiri. Karena kopi adalah inspirasi,” kata presiden BRK, mengawali pembicaraannya.
Bondowoso sekarang, lanjut Amin, sudah lebih dikenal, terutama berkat kopi. Bahkan, kata dia tidak hanya di kancah nasional, tapi sudah ke mancanegara.
Lebih jauh dia menceritakan, bahwa beberapa tahun lalu, masyarakat di kecamatan Ijen hanya menjadi buruh petik saja.
“Meskipun ada yang di sekitar rumahnya ditanami kopi. Mereka menanamnya asalan, artinya tanpa dibekali pengetahuan yang cukup tentang kopi,” kenang bupati dua periode tersebut.
Dia juga menceritakan, bahwa dulu kualitas kopi yang dihasilkan tergolong rendah.
Padahal, kata dia, lereng Gunung Ijen dan Raung adalah tempat yang sangat strategis untuk dikembangkan jadi perkebunan kopi specialty.
Atas dasar itulah dan arahan dari Puslit Kopi, pihaknya membuat klaster kopi, dan mengedukasi masyarakat, bagaimana menghasilkan kopi berkualitas ekspor.
“Berkat bantuan Perhutani juga, masyarakat saya di kawasan Ijen bisa menghasilkan kopi ekspor, dan sekarang mereka bisa menikmati dolar,” terangnya kemudian disambut tepauk tangan hadirin.
Saat ini, sudah ada sekitar 14.000 hektar lahan kopi di kawasan Ijen Raung. Nanti, kata dia, pihaknya akan terus mengembangkannya pada lereng Argopuro.
Turut jadi pembicara dalam acara tersebut, Sekjen Kementerian Pertanian, Ir Syukur Irwantoro, Wakil Bupati Tanjung Jabung Timur Roby Nahliasyah, perwakilan Puslit Kopi Kakao Jember.
Sementara hadir sebagai undangan, dari Perhutani, peserta FKN 3 dari berbagai daerah di Indonesia, Forkopimda dan seluruh pimpinan OPD.
Diujung perbincangannya Bupati Amin Said Husni tegaskan, berharap agar masyarakat menjaga BRK (Bondowoso Republik Kopi), dengan terus mengembangkan kopi Bondowoso. [har]

Bupati Bondowoso Drs H Amin dan Sekjen Kementerian pertanian Ir Syukur Irwantoro, saat menjadi narasumber dalam sebuah thalkshow di Festival Kopi Nusantara ke 3. (Samsul Tahar/Bhirawa)

Tags: