“Sekoci” P-APBD Jatim

karikatur ilustrasi

Pemerintah propinsi Jawa Timur, melakukan perubahan posturAPBD Perubahan (APBD-2017), cukup dramatik. Yakni, per-angka-an Belanja Langsung yang lebih kecil dibanding Belanja Tidak Langsung. Selama ini paradigma ke-APBD-an, “wajib”mem-pagu Belanja Langsung lebih besar dibanding Belanja Tidak Langsung. Padahal paradigma itu tidak sepenuhnya benar. Terutama pada masa pendapatan (penghasilan) daerah terdampak sulitnya perekonomian nasional.
Agaknya, perekonomian nasional menghadapi ancaman krisis, walau belum diakui.Tetapi pemerintah coba tidak melakukan, administered prices (kenaikan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah).Agar rakyat tidak semakin tergencet kesulitan ekonomi. Namun kemerosotan perekonomian telah tergambar pada per-angka-an dalam perubahan  APBN 2017 dan R-APBN 2018.Kemerosotan perekonomian nasional, niscaya mempengaruhi perekonomian daerah. Tak terkecuali daerah Jawa Timur.
Tren perekonomian nasional yang sulit, niscaya berimbas pada dana transfer ke daerah. Diantaranya DAU (Dana Alokasi Umum) yang digunakan untuk gaji pegawai negeri (Aparatur Sipil Negara, ASN). Padahal DAU bersifat tetap, rutin dan sebagai kewajiban pemerintah pusat. Sehingga tidak bisa tidak, DAU harus dicarikan sumber pendanaan yang terjamin. Tidak lain, diserap dari PAD (Pendapatan Asli Daerah).
Secara umum perubahan APBD 2017 dikonstruksi naik Rp 2,1 trilyun, atau sekitar 7,44% dibanding APBD murni. Pagu kenaikan akan habis hanya untuk meningkatkan infrastruktur perhubungan (dermaga), ke-bina marga-an (jalan dan jembatan). Sektor kesehatanjuga membutuhkan penambahan ruang pada rumahsakit. Serta urusan pendidikan (tingkat SMTA) yang membutuhkan gedung baru, terutama SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
Mengambil PAD untuk membiayai DAU, bukan sembarang teori ke-APBD-an. Melainkan harus dikonsultasikan ke pemerintah pusat. Bahkan perlu mendengar advis KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Bisa ditolerir mengambil PAD untuk DAU, dengan batas maksimal 40%. Sedangkan yang diajukan Pemprop Jawa Timur hanya sebesar 22%. Bersyukur pula, karena PAD diprediksi naik hampir Rp 900 milyar menjadi Rp 15,799 trilyun.
Belanja Tidak Langsung (BTL) pada APBD-P tahun 2017, dipagu sebesar Rp 20,1 trilyun lebih, atau sekitar 66,33% dari total belanja daerah. Termasuk DAU yang dikelomp;okkan sebagai BTL. Sedangkan Belanja Langsung (BL) menjadi 33,67%. Belanja Langsung yang lebih ramping, terutama untuk membiayai  urusan wajib dan urusan pilihan. Termasuk sektor pendidikan, kesehatan, dan perhubungan, memperoleh porsi terbesar.
Maka per-angka-an (BTL) yang lebih besar (BL), bisa dipahami bagai perahu “sekoci” penyelamat.Diantaranya, karena sumber pendapatan daerah yang tidak cukup leluasa. Berbeda dengan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), yang dapat mengambil utang dalam negeri maupun utang luar negeri. Sedangkan Pemda (propinsi serta kabupaten dan kota), hanya meng-andalkan obligasi daerah. Itupun sering tidak dilakukan karena  sulitnya penerbitan obligasi.
Tetapi di dalam “bungkus” BTL, juga terdapat program pemerintah propinsi untuk pelayanan masyarakat. Misalnya, Bantuan sosial, yang diberikan dalam bentuk uang dan barang kepada masyarakat, dengan tujuan peningkatan kesejahteraan. Juga terdapatbelanja hibah, yang diberikan dalam bentuk uang, barang dan jasa kepada pemda (kabupaten dann kota), kelompok masyarakat serta perorangan.
BTL sejatinya merupakan “bungkus” besar yang mewadahi banyak kepentingan kinerja pemerintahan. Tak terkecuali, di dalamnya juga terdapat Belanja Bagi Hasil, dan Bantuan Keuangan. Dalam hal inipendapatan pemprop yang diberikan kepada kabupaten dan kota serta kepada pemerintah desa.Namun niscaya, harus ekstra cermat membagi-bagikan BTL. Banyak koridor (peraturan) yang wajib ditaati.
Beberapa paradigma ke-APBD-an, juga harus dirombak. Penyesuaian (perubahan) per-angka-an APBD, seyogianya juga diikuti pen-disiplin-an anggaran. Selalu merealisasi program pemerintah tepat waktu. Karena belanja APBD dapat menjadi stimulan perekonomian daerah.

                                                                                                                ———   000   ———

Rate this article!
“Sekoci” P-APBD Jatim,5 / 5 ( 1votes )
Tags: