Sekolah Favorit Mulai Diincar Murid

Seminar be successful yang digelar SMAM 2 Surabaya di Hotel Ibis Surabaya, Rabu (17/2)  menyajikan nara sumber Rektor Unesa Prof Warsono. [adit hananta utama]

Seminar be successful yang digelar SMAM 2 Surabaya di Hotel Ibis Surabaya, Rabu (17/2) menyajikan nara sumber Rektor Unesa Prof Warsono. [adit hananta utama]

PPDB Belum Dibuka, Pendaftar Sudah Inden
Surabaya, Bhirawa
Sekolah favorit tidak selalu berlabel negeri. Faktanya, sebelum Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) sekolah negeri dimulai, persaingan di sekolah-sekolah swasta yang difavoritkan justru sudah mulai menghangat.
Sebut saja SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Seharusnya, PPDB di sekolah tersebut baru mulai dibuka 1 Maret mendatang. Namun, puluhan pendaftar sudah inden lebih dulu. “Kita sudah ada sekitar 70 siswa yang inden dari total kuota pendaftaran sebanyak 445 kursi,” tutur Waka Humas Andre Sutanto di sela seminar be successful di Hotel Ibis Surabaya, Rabu (17/2).
Mereka yang sudah inden itu, lanjut Andre, akan mengikuti tes gelombang pertama. “Kita ada tes akademik dan wawancara ke siswa. Jadi meski sudah nginden tetap harus terseleksi,” tutur dia.
Kepadatan pendaftar juga terjadi di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya. Rombongan belajar (Rombel) di sekolah yang baru berusia dua tahun ini malah sudah habis terpenuhi. Sehingga, pihak sekolah kini mulai memproses untuk menambah rombel. “Kita memang hanya membuka dua rombel. Masing-masing diisi 30 siswa. Sekarang, kami sedang berupaya agar bisa menambah rombel,” tutur Kepala SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, Sudarusman.
Ketua Majelis Dikdasmen PD Muhammadiyah Surabaya Dr M Ridwan mengatakan, sekolah-sekolah favorit di bawah naungan Muhammadiyah Surabaya memang sangat diminati. Hal ini membuktikan bahwa tidak selalu sekolah negeri yang bagus. “Kita mewajibkan setiap sekolah punya keunggulan masing-masing. Jadi itulah daya tariknya,” kata dia.
Apakah sekolah favorit selalu mahal? Ridwan mengakui, pembiayaan sekolah tergantung dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) sekolah masing-masing. Sebab, Muhammadiyah sepenuhnya telah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dari RAB itu kemudian keluarlah biaya yang harus ditanggung per siswa. Kendati demikian, sekolah favorit bukan berarti tidak bisa diakses keluarga tidak mampu. Karena di Muhammadiyah, ada berbagai macam beasiswa yang diambilkan dari dana ta’awun.
“Dana itu berasal dari sekolah-sekolah besar yang dikelola Dikdasmen untuk membiayai anak tidak mampu,” kata pria yang juga Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Ridwan menyebut, beasiswa bisa beragam jenisnya. Di antaranya potongan SPP, potongan biaya masuk, hingga pembebasan biaya pendidikan sampai nol rupiah. “Jadi anak tidak mampu nggak perlu canggung masuk sekolah favorit. Apalagi yang berprestasi,” tutur dia.
Di luar perguruan Muhammadiyah, Ketua PPDB SMA Santa Maria Johanes Mispan menjelaskan, saat ini proses pendaftaran siswa baru di sekolahnya juga sudah berlangsung. Meskipun pihak sekolah mengutamakan siswa yang berasal dari satu yayasan, tapi peluangĀ  untuk jalur umum untuk semua SMP juga masih terbuka. “Kalau memang prestasinya baik dan motivasi belajarnya tinggi akan dipertimbangkan,” terang pria yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan ini.
PPDB ini, lanjutnya, telah dibuka sejak 14 September 2015 dengan menyerahkan nilai rapor dan rekomendasi sekolah. Dengan kuota 6 rombongan belajar atau 200 siswa, dikatakannya sekolahnya tak hanya menampung siswa dari golongan menengah ke atas. “Kami ada kuota 5 sampai 10 prsen untuk siswa yang tidak mampu secara ekonomi tapi semangat belajarnya tinggi,” pungkasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: