Sekolah Nantikan Penambahan Status SMK BLUD

Melalui kerjasama dengan industri, siswa SMKN 3 Surabaya mendapat kepercayaan untuk memproduksi roda gerobak yang siap dipasarkan. [adit hananta utama]

Implementasi Teaching Factory Lebih Mudah Tercapai

Dindik Jatim, Bhirawa
Implementasi peningkatan status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bagi SMK baru memasuki tahap uji coba. Namun, sekolah-sekolah selain yang ditunjuk menjadi pilot project mulai tampak antusias menantikan adanya penambahan sasaran baru.
Seperti diungkapkan Kepala SMKN 3 Surabaya Mudianto. Pihaknya mengaku cukup antusias dengan program SMK BLUD yang diluncurkan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Bahkan pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan jika sewaktu-waktu usulan SMK BLUD dibuka Dindik Jatim.
“Kita mulai dengan kerjasama dengan dunia usaha dan industri. Melalui kerjasama itu, kita dapat menarik order untuk di bawah ke sekolah,” tutur Mudianto.
Mudianto mengaku, saat ini sekolahnya telah dipercaya mengerjakan salah satu industri menengah untuk memproduksi roda gerobak dari nol hingga siap jual. Namun, orientasinya belum sampai pada perhitungan untung rugi. Sementara sekolah memanfaatkan order produksi roda tersebut sebagai pendukung praktikum siswa.
“Meskipun hanya praktikum, setidaknya hasil karya siswa ini ternyata sudah layak dan dipercaya dijadikan produk pasaran,” tutur Mudianto.
Dalam setiap produksi roda siap pakai, setidaknya siswa membutuhkan enam kompetensi berbeda. Di antaranya pemotongan besi, bubut bertingkat, penguliran, pengelasan, press dan finisihing. “Jadi siswa ini sudah bisa membuat as roda hingga terpasang pada velg roda. Mereka juga membuat ruji-ruji pada roda,” tutur Mudianto.
Pihaknya mengaku, proses produksi semacam ini membuat SMK lebih mudah menerapkan teaching factory. Di sisi lain, sekolah juga akan banyak menghemat biaya praktikum siswa. “Ini baru satu jurusan teknik permesinan. Pada jurusan teknik kendaraan ringan kita juga menyiapkan bengkel yang langsung di bawah standar perusahaan otomotif,” kata dia.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman mengungkapkan, saat ini SMK BLUD baru dijalankan untuk 20 sekolah pilot project se-Jatim. Di Surabaya, sedikitnya ada tiga sekolah yang tengah diujicoba melaksanakan program BLUD. Antara lain SMKN 5, SMKN 1 dan SMKN 6. “Kita lakukan evaluasi dulu terhadap SMK BLUD yang sudah jalan ini. Baru akan kita tentukan kapan ada penambahan,” tutur Saiful.
Saiful mengaku, peluang penambahan SMK BLUD cukup besar untuk dilakukan. Namun, hal tersebut tetap harus menunggu siklus penganggaran di pemerintah. Sebab, penganggaran untuk tahun 2018 sudah berjalan hampir tuntas. “Yang paling memungkinkan saat PAPBD 2018 mendatang,” tutur Saiful.
Keberadaan SMK BLUD, ditegaskan Saiful bukan hanya sebatas penambahan unit usaha pada sekolah. Sebab, sekolah juga harus merumuskan sendiri sistem penganggaran pada APBD provinsi. “Sejauh ini memang perkembangannya SMK BLUD cukup bagus. Jadi program ini diharapkan dapat terus berjalan,” pungkas Saiful. [tam]

Tags: