Sekolah Peraih Akreditasi A Tak Lagi Mendominasi

 Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman dalam seminar hasil akreditasi sekolah/madrasah periode 2015.


Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman dalam seminar hasil akreditasi sekolah/madrasah periode 2015.

Tahun Depan Fokus Reakreditasi 13 Ribu Sekolah
BAP S/M Jatim, Bhirawa
Proses akreditasi sekolah di Jatim periode 2015 telah berakhir dengan serapan mencapai 99,41 % dari total kuota 8.638 lembaga. Ini sekaligus menandai target tuntas akreditasi pada 2015 telah berhasil. Namun sayang, keberhasilan ini tidak seirama dengan hasil akreditasi sekolah yang jauh lebih baik tahun lalu.
Fakta ini terlihat dari laporan hasil akreditasi Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/ Madrasah (BAPS/M) Jatim 2015 yang diumumkan, Rabu (28/10). Tahun ini, mayoritas sekolah harus puas cukup dengan status akreditasi B. Padahal tahun lalu, sekolah dengan perolehan akreditasi A mendominasi di semua jenjang pendidikan.
Penurunan hasil akreditasi ini terlihat mulai jenjang SD/MI yang tahun lalu 33% sasaran akreditasinya memperoleh akreditasi A kini hanya 23%. Sedangkan lembaga yang meraih akreditasi C justru meningkat dari tahun lalu 5% menjadi 7%. Hal serupa juga terjadi di jenjang SMP/MTs yang tahun lalu 52% sasaran memperoleh akreditasi A kini tinggal 27%. Penurunan ini juga terjadi di jenjang SMA/MA, SMK, SDLB,SMPLB dan SMALB. (selengkapnya lihat tabel)
Sekretaris BAP S/M Jatim Soeparno mengungkapkan, pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah pada 2015 ini cukup baik. Sebab, dengan kuota terbesar se-Indonesia, Jatim mampu menyelesaikan sasaran target akreditasi dengan efektif dan sesuai jadwal. Terkait kuota yang masih belum terserap, pihaknya mengaku karena sekolah sengaja mundur dari akreditasi.
“Tahun ini kami tetap memprioritaskan sekolah-sekolah yang belum pernah melakukan akreditasi. Tahun depan, baru kita akan fokus pada sekolah yang masa akreditasinya habis atau reakreditasi,” ungkap Soeparno.
Secara rinci Soeparno membeberkan sasaran akreditasi 2015 mulai jenjang SD/MI sebanyak 4.326 lembaga, SMP/MTs 2.271 lembaga, SMA/MA 304 lembaga, SMK 1.511 program keahlian dan Pendidikan Luar Biasa (PLB) sebanyak 226 lembaga. “Ada 51 lembaga yang mundur sehingga kuotanya tidak terserap tahun ini,” ungkap dia.
Jumlah sasaran akreditasi tahun ini diakuinya cukup tinggi dibanding tahun lalu yang hanya terdapat 2.965 lembaga. Rincianya pada 2014, SD/MI mendapat kuota 2.053 lembaga, SMP 477 lembaga, SMA 146 lembaga, SMK 239 lembaga dan PLB 50 lembaga.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya ini menegaskan, status akreditasi yang diberikan sekolah ini merupakan hasil yang sebenar-benarnya dari penilaian asesor di lapangan. Proses akreditasi dilaksanakan cukup ketat dengan 15 langkah dalam setahun periode akreditasi.
Hal ini juga dikuatkan Ketua Badan Akreditasi Nasional (BAN) S/M Abdul Mu’ti. Menurutnya, seluruh hasil akreditasi adalah data lapangan yang akurat dan otentik. Setiap asesor yang melakukan visitasi, validasi dan klarifikasi ke lapangan mendapat lembar kendali mutu. “Data ini merupakan peta mutu pendidikan yang mengacu delapan standar nasional pendidikan,” tutur pria yang juga Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu.
Sementara itu, Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman menuturkan, hasil akreditasi ini dapat dijadikan acuan kebijakan dan evaluasi program pendidikan di Jatim. Sebab, Dindik Jatim sejauh ini telah mengucurkan anggaran untuk hibah senilai Rp 500 miliar yang langsung diberikan ke sekolah. Dari anggaran tersebut pihaknya perlu mengevaluasi apakah ada korelasi yang positif terhadap hasil akreditasi sekolah.
“Kita perlu mengevaluasi, apakah sekolah setelah mendapat bantuan akreditasinya bagus atau justru buruk. Hasil ini juga bisa kita gunakan untuk memetakan komponen apa di standar pendidikan yang perlu diperbaiki,” ungkap Saiful.
Pihaknya juga meminta proses akreditasi yang dilakukan di Jatim benar-benar tanpa celah. Jika perlu, kedatangan asesor tidak sekali. “Asesor bisa membandingkan, ketika datang ke sekolah dengan membuat janjian lebih dulu. Kemudian didatangi lagi tanpa janjian. Apakah kelengkapan akreditasinya masih tetap baik atau sudah banyak yang pindah ke sekolah lain,” tegas Saiful. [tam]

Tags: