Sektor Perkebunan Jatim Siap Hadapi MEA

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Kualitas produk sektor perkebunan yang semakin membaik membuat Jatim kini siap menghadapi pasar ASEAN atau MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) pada tahun 2015 mendatang.
Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Moch Samsul Arifien MMA mengatakan, selama ini banyak komoditi perkebunan Jatim yang masuk pasar luar negeri. Rata-rata produk perkebunan masuk pada pasar Eropa dan Amerika.
“Sedangkan pasar ASEAN baru 30 persen dari total ekspor. Namun diberlakukannya MEA, Jatim siap mengalihkan atau menambahkan ekspor ke negara-negara ASEAN,” kata Samsul di Surabaya, Kamis (11/9).
Ia menjelaskan, komoditi perkebunan di kalangan pasar ASEAN ini memang tergolong pasar baru sehingga nilainya masih rendah. Sejauh ini, ekspor kebanyakan ke negara Eropa dan Amerika, karena ada sistem kemitraan. Misalnya, orang Eropa datang ke Blitar untuk melihat kakao dan setelah cocok ada kemitraan kerjasama untuk ekspor ke negera-negara Eropa.
Dari segi kualitas, produk perkebunan Jatim juga cukup bagus. “Mutu kopi Indonesia masih diatas kopi Vietnam. Vietnam lebih banyak produksi kopi robusta. Nah kita sekarang yang genjot produksi kopi Arabika, karena harga lebih tinggi dan pasarnya masih lebih luas untuk bisa kita ambil di wilayah ASEAN,” katanya.
Adapun komoditi perkebunan Jatim yang kerap di ekspor ke luar negeri, yakni kopi, kakao, tembakau, tetes tebu (molasses), karet, jambu mente, teh, dan cengkeh dengan nilai total ekspor sekitar Rp 6 triliun. Hal itu juga ditambah dengan komoditi dari luar daerah yang masuk Jatim dan juga di ekspor ke luar negeri, maka total nilai ekspor mencapai kurang lebih Rp 7 triliun.
Sementara untuk nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkebunan Jatim selama tiga tahun terakhir terus meningkat dengan capaian Rp 2 triliun per tahun. Jika tiga tahun lalu PDRB mencapai Rp 14 triliun, kini meningkat menjadi Rp 20 triliun.
“PDRB sebesar Rp 20 triliun ini adalah jumlah dari seluruh komoditi perkebunan Jatim seperti tebu, tembakau, kopi, kakao, cengkeh, cabe jamu, dan banyak komoditi yang lain. Ini bisa dicapai karena seluruh masyarakat perkebunan Jatim dalam tiga tahun terakhir berada pada jalur yang benar (on the track),” tandasnya. [rac]

Tags: