Selalu Nyekar ke Makam Leluhur

Boedi Prijo Soeprajitno

Boedi Prijo Soeprajitno

Boedi Prijo Soeprajitno
Setiap jelang Ramadan, di Indonesia ada tradisi megengan dan nyekar atau berdoa dan tabur bunga ke makam orang tua atau keluarga yang telah meninggal dunia. Tradisi ini pula yang selalu dijalankan Sekretaris Dewan Pengurus (DP) Korpri Provinsi Jatim, Boedi Prijo Soeprajitno SH MSi.
Bagi Boedi, tradisi megengan dan nyekar mempunyai kenangan khusus. Dengan tradisi megengan dan nyekar, dirinya bisa kembali mengingat masa-masa kecil yang ceria waktu masih kumpul bersama keluarga besa di Kota Blitar.
“Dulu waktu masih kecil, tradisi megengan itu selalu kita tunggu-tunggu jelang Ramadan. Sebab ibu saya selalu membuat masakan spesial yang dibagikan ke tetangga-tetangga. Rasanya bahagian sekali waktu itu. Kumpul bersama teman-teman di masjid dan makan bareng. Indah sekali kalau mengenang waktu kecil,” kata Boedi.
Menurut dia, indahnya momen bahagia itu terus dilanjutkan hingga kini. Setiap jelang Ramadan dirinya bersama saudara lain selalu mengingatkan ibunya untuk melakukan tradisi megengan. “Ibu saya sekarang usianya sudah 86 tahun. Tapi beliau masih sehat dan bisa membuat masakan spesial buat kami kalau pulang kampung ke Blitar,” ungkapnya.
Selain megengan, putra pasangan almarhum Kapten (Purn) Prijo Hari Wijoyo dan Raden Roro Suharti ini juga selalu nyekar ke makam leluhur. “Kebetulan ayah saya sudah meninggal dunia. Jadi sebelum Ramadan selalu nyekar ke makam ayah dulu. Setelah itu saya bersama ibu melanjutkan nyekar ke makam leluhur di Kediri. Ayah dan ibu saya asli Kediri, jadi makam leluhur disana semua,” katanya.
Saat memasuki bulan Ramadan, Boedi juga mempunyai tradisi dalam keluarganya. Yaitu selalu mengadakan buka bersama dirumahnya. Biasanya, mantan Sekretaris Dishub dan LLAJ Provinsi Jatim ini mengundang keluarga dekat dan teman-teman kantor untuk berbuka bersama.
“Dengan buka bersama, kita bisa menjalin silaturrahmi dengan keluarga, teman dan saling berbagi. Kita undang ustad untuk memberikan ceramah agama agar pengetahuan agama kita semakin bertambah. Pokoknya ada suasana lain saat kita berbuka bersama dengan teman atau keluarga dekat. Insya Allah tradisi ini akan saya jalankan terus,” pungkasnya. [iib]

Rate this article!
Tags: