NIna Soekarwo
Salah satu faktor keluarga akan menjadi harmonis adalah adanya unggah ungguh antara suami dan istri. Tidak saling merendahkan meski suami atau istri memiliki pendapatan lebih tinggi atau memiliki derajat sosial yang lebih baik.
“Beberapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi kita mengalami peningkatan, daya saing tinggi, perempuan banyak yang bekerja. Namun pertumbuhan yang positif ini memiliki dampak yang harus diantisipasi sejak dini, yaitu keretakan keluarga dan akhirnya ada perceraian,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim Dra Hj Nina Soekarwo MSi.
Menurut Bude Karwo, sapaan lekat Nina Soekarwo, jika keluarga ingin langgeng dan harmonis, harus ada unggah ungguh. Tidak boleh meski perempuan memiliki pendapatan lebih tinggi kemudian menganggap rendah sang suami.
“Kita adalah orang timur. Harus tetap memiliki tradisi orang timur. Yaitu tetap menganggap suami adalah kepala keluarga. Jangan sampai perempuan merasa superior dengan merendahkan suami lalu menganggap perempuan adalah kepala keluarga,” ungkapnya.
Bude Karwo mengatakan, modern tidak harus menghilangkan budaya asli orang timur atau mengubah kultur. “Kalau saya menilai psikologinya kaum pria, jika kaum pria ini direndahkan oleh istrinya akan merasa tersinggung. Oleh karena itu, unggah ungguh itu sangat perlu dan penting,” katanya.
Untuk mendidik masyarakat Jatim agar memiliki keluarga yang harmonis, kata istri Gubernur Jatim Dr H Soekarwo ini, PKK Provinsi Jatim akan membuat program pembinaan keluarga. Pembinaan ini tidak hanya diikuti oleh kaum perempuan saja tapi juga diikuti suami atau kepala keluarga.
“Kita akan mencoba masuk mengajak pakar, bagaimana menciptakan keluarga yang harmonis. Mungkin bisa dari sisi cara berkomunikasi antara suami istri. Komunikasi ini penting, sebab jika ada miss communication hubungan keluarga juga bisa tidak baik,” jelasnya. [iib]
