Selama Dua Bulan, Pantura Pasuruan Enam Kali Ditutup

rela-melewati-banjir-pantura-kraton-akibat-takut-begal.

Pasuruan, Bhirawa
Jalur pantura Pasuruan-Surabaya, di Jl Raya Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan setiap tahunnya menjadi langganan banjir. Bahkan, genangan banjir akibat meluapnya sungai Welang di pinggir jalan raya perbatasan Kota dan Kabupaten Pasuruan terparah ditahun 2017 ini, lantaran sudah mencapai enam kali. Sedangkan rendaman air banjir di permukiman warga mencapai 14 kali.
Kepala BPBD Kota Pasuruan melalui Sekretaris BPBD, Gangsar mengatakan tahun ini banjir diwilayahnya merupakan banjir yang terparah sejak tahun-tahun sebelumnya. Karena, mulai awal tahun 2017 hingga akhir Februari tercatat mencapai 6 kali yang menggenangi jalur pantura. Di permukiman warga sudah mencapai sekitar 14 kali.
“Banjir tahun ini yang paling parah dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Biasanya dalam setahun hanya 2 kali saja, tapi tahun ini berbeda. Banjir malam ini yang masuk di rumah warga merupakan banjir ke 14 kalinya sejak awal tahun 2017. Untuk yang menggenangi jalur pantura sudah ke 6 kalinya,” ujar Gangsar di sela-sela memantau kondisi banjir, Selasa (28/2) malam.
Menurut Gangsar, banjir kali ini merupakan banjir kiriman dari hulu dikawasan Lawang, Kabupaten Malang dan Purwodadi. Sehingga, ribuan rumah warga di Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan dan permukiman Desa Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan terendam air banjir.
“Kami sudah mengevakuasi sejumlah warga ke tempat yang lebih tinggi menggunakan perahu karet secara bergantian. Bantuan nasi bungkus sudah kami bagian ke warga yang terdampak banjir. Termasuk dapur umum dan obat-obatan sudah stanbay,” kata Gangsar.
Pantauan Bhirawa di lokasi banjir, luberan air memutuskan jalur pantura Pasuruan-Surabaya selama 6 jam lamanya. Air banjir dari sungai Welang terjadi mulai pukul 19.00 dengan ketinggian antara 1,5 hingga 2,5 meter. Banjir semakin membesar hingga menutup jalur pantura di ketinggian 90 sentimeter pada pukul 21.00-03.00 WIB.
Seperti biasanya, karena jalur pantura ditutup, pihak kepolisian mengalihkan arus lalu lintas. Bagi kendaraan dari Surabaya yang akan menuju Banyuwangi, dialihkan ke jalur Malang. Yakni melewati Gempol, Pandaan, Purwosari, Wonorejo, Gondang Wetan, Ngopak Pasuruan. Untuk yang dari Banyuwangi ke Surabaya maupun Malang dialihkan pula.
Hanya saja, meski jalur pantura sudah ditutup namun sebagian besar warga yang menggunakan roda dua nekat melintasi jalur tersebut. Sehingga, petugas BPBD yang stanbay di lokasi banjir sangat kewalahan untuk membantu mereka.
Lantaran kondisi di lokasi, arus airnya begitu deras. “Terpaksa melintasi jalan raya Kraton ini, karena tak ada pilihan lain. Untung saja ada petugas yang membantu saat melewati derasnya arus air banjir,” kata Halifah, warga Kota Pasuruan dari Bangil.
Bagi Halifah, melewati derasnya air banjir di pantura Kraton Pasuruan pertama kali. Karena jika melewati jalan lain kondisi terlalu jauh dan rawan begal. “Jika melewati jalan di kawasan Sidogiri tembus Warungdowo terlalu jauh serta kondisi sangat sepi. Dan jalan itu sangat rawan begal. Makanya saya bilang kepada suami, untuk menerjang saja derasnya air banjir,” ucap Halifah. [hil]

Tags: