Selama Januari, Empat Warga Bojonegoro Meninggal Akibat DB

Wakil Bupati (Wabup) Jombang, Sumrambah saat melakukan Sidak terkait DBD di RSUD Jombang, Senin pagi

Bojonegoro,Bhirawa
Selama bulan Januari 2019, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bojonegoro, mencapai 211 kasus DB, 4 diantaranya meninggal dunia.
Saat ini Kabupaten Bojonegoro menempati nomor urut tiga se-Jawa Timur untuk kasus ‘Kematian Akibat Demem Berdarah’ hingga masyarakat Bojonegoro semakin waspada terhadap DB.
Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Bojonegoro, Whenny Dyah P menyebuitkan peningkatan penderita DBD terjadi seiring musim hujan.Sejumlah puskesmas di Bojonewgoro juga memberikan laporan terkait peningkatan penderita DBD.
Dari pertengahan bulan Januari hingga akhir Januari 2019. Baik jumlah kasus dan jumlah orang meninggal akibat demam berdarah mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan.
“Ada 4 orang meninggal akibat demam berdarah selama bulan Januari 2019,” jelasnya, kemarin (5/2).
Seiring terjadinya peningkatan jumlah penderita DBD di Brebes, Dinas Kesehatan sudah menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak. Tujuannya untuk memutus mata rantai penularan nyamuk agar tidak meluas. Sedangkan untuk lokasi tertentu, dilakukan fogging untuk membunuh nyamuk dewasa.
Kewaspadaan itu terbukti berbagai upaya dilakukan untuk mencegah virus itu semakin menyebar. Misalnya, sosialisasi pencegahan DB hingga meningkatkan kader jumantik.
Beberapa waktu lalu, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bojonegoro dan Puskesmas membasmi sarang dan jetik nyamuk di sekitar halaman Unit Donor Darah (UDD) PMI.
” Pembasmian sarang nyamuk dilakukan dengan menyemprot obat agar membunuh jentik, ataupun pemberian obat abate,” ujarnya..
Tidak hanya itu, akhir bulan Januari lalu, Puskesmas dan Karang Taruna Desa Sukorejo, Kecamatan Malo juga melakukan sosialisasi ke sekolah dasar. Mengingat usia anak-anak sangat rentan terjangkit DB. Terlebih di desa itu ada 1 korban meninggal akibat DB.
” Selain melakukan penyuluhan, bidan desa beserta karang taruna membentuk kader (Jumantik) Juru pemantau jentik cilik. Sehingga bahaya demam berdarah dapat dicegah sedini mungkin,” jelasnya..
Memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang cara mengurangi penyebaran DB dengan cara 4M plus yaitu menguras, menutup, mendaurulang dan memantau plus cara lainnya untuk mencegah DB.
“Pemahaman dan pencegahan sedini mungkin juga sangat penting untuk dilakukan,” tandasnya.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, Januari 2018 lalu jumlah kasus DB hanya 80 kasus dan satu di antaranya meninggal. Jika dibandingkan dengan Januari 2019, mengalami peningkatan.
” Jumlah kasus demam berdarah selama tahun 2018 sebanyak 595 kasus dan 12 diantaranya meninggal akibat demam berdarah,” pungkasnya.
Siapkan Gedung Baru
Saat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, Senin (04/02) kemarin, Wakil Bupati (Wabup) Jombang, Sumrambah membeberkan rencana RSUD Jombang yang akan membangun gedung baru untuk menampung pasien agar tidak terjadi lagi kasus pasien penderita DBD di rumah sakit tersebut yang terpaksa dirawat di lorong-lorong karena keterbatasan ruangan yang ada.
“Rumah sakit (RSUD Jombang) terus akan berbenah, insya Alloh pada tahun ini, kita akan lakukan penambahan gedung yang bisa menampung sekitar 60 pasien,” beber Wabup Sumrambah.
Pada penanganan pasien DBD di RSUD Jombang tahun ini sempat terlihat sejumlah pasien yang terpaksa di rawat di lorong-lorong di dalam ruangan. Namun saat Wabup Sumrambah melakukan Sidak, jumlah pasien suspect DBD mengalami penurunan. Saat disidak Wabup, jumlah pasien suspect DBD di RSUD Jombang sejumlah 53 pasien, dan yang telah dinyatakan positif DBD sebanyak 8 pasien di Ruang Seruni dan 5 pasien di Ruang Intensive Care Unit (ICU). Angka itu mengalami penurunan dibandingkan pada Jumat (01/02) yakni sejumlah 72 pasien suspect DBD dengan 12 diantaranya dinyatakan positif DBD.
“Sesuai tadi apa yang disampaikan, dengan tahun kemarin, ternyata sekarang ada penurunan,” tandasnya.
Sebelumnya, saat Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jombang melakukan Sidak terkait hal yang sama di rumah sakit tersebut, Jumat (01/02) yang lalu, Direktur RSUD Jombang, dr. Pudji Umbaran juga menjelaskan, pada sekitar bulan April ataupun Mei tahun 2019 ini pihaknya akan membangun gedung tambahan di ruang anak-anak dengan berlantai 3.
“Yang kapasitas per lantainya kurang lebih sekitar 15 (pasien), jadi bisa menampung kurang lebih 50,” kata Pudji Umbaran. [rif.bas]

Tags: