Selama Kemarau Habiskan Anggaran Rp 7 M Lebih

??????????????Bojonegoro, Bhirawa
Sebanyak 22 Kabupaten di Jawa Timur yang terimbas dari musim kemarau yang berdampak pada kesulitan air bersih, Pemerintah Jawa Timur melalui BPBD telah menggelontorkan dana sebesar Rp 7,039,350,000 lebih guna membantu droping air bersih untuk di Kabupaten tersebut.
Unsur pengarah BPBD Jawa Timur, Ahmad Rubaidi mengatakan, anggaran sebesar itu di ambilkan dari dana sharing kebutuhan droping air bersih untuk penanggulan bencana kemarau 2014 antara Pemerintah Kabupaten dan Provinsi.
“Kita sudah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 7 millyar untuk 624 desa yang tersebar di 22 Kabupaten di wilayah provinsi Jawa Timur. Dari Kabupaten sekitar Rp 3,923,328,000 , sedang dari provinsi sekitar Rp 3,116,022,000,” ungkapnya kepada Bhirawa, kamis (6/11).
Menurutnya, dimana jumlah tertinggi untuk pendistribusian air bersih ini terjadi di Kabupaten sampan dengan jumlah 50 desa. Selain itu untuk Kabupaten Gresik dan Nganjuk sebanyak 43 desa, serta Kabupaten Tuban dan Trenggalek sebanyak 41 desa. “Pendropingan air bersih ini selama 45 hari terhitung tanggal 15 September sampai 31 Oktober 2014 kemarin,” jelasnya.
Untuk biaya pendoringan air bersih setiap Kabupaten sendiri mengalami perbedaan harga, dimana hal itu dikarenakan tergantung pada permintaan Pemerintahan. Dimana nilainya antara Rp 220 ribu hingga Rp 450 ribu per tangki.
“Untuk kebutuhan dalam satu minggu rata-rata tiap kabupaten mengeluarkan anggaran sebesar Rp 8 juta hingga Rp 50 juta, sedangkan dari provinsi mencapai Rp 6 juta hingga Rp 42 juta. Hal itu bervariasi karena jumlah desa yang terdampak di setiap Kabupaten tidak sama,” imbuhnya.
400 KK Krisis
Sejak 2 Bulan terakhir, 400 Kepala Keluarga (KK) di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri mengalami krisis air bersih, Namun Pemkab Kediri hingga saat ini belum  memberikan bantuan air bersih ke wilayah yang dilanda krisis air bersih. Akibat kemarau panjang ini menjadikan sumur maupun sumber air  di Desa Selopanggung ini sering kali mengering, akibatnya warga kesulitan mencari air bersih untuk di konsumsi? maupun MCK.
Warga terpaksa harus mengonsumsi air yang tak layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, meskipun ada hanya yang bersih pada sumber air namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga sebanyak 4 Rukun Tetangga (RT).
Salah satu warga mengatakan banyak penampungan air milik warga yang kosong ditambah lagi kotor, dan Karena tampungan air sungai yang dikonsumsi juga tidak layak akhirnya warga sering berebut untuk mendapatkan air bersih dari sumber penampungan yang sering macet.
Kepala Desa Selopanggung Kecamatan Semen Suwaji  mengakui bila warganya kekurangan air bersih dan droping yang dilakukan siapapun sangat membantu warganya. “Di sini ada sekitar 400 KK yang mengalami kekurangan air bersih, dan kami berterimakasih jika ada yang memberikan bantuan air bersih,” kata Suwaji.
Sementara hingga saat ini Pemkab Kediri belum ada tindakan lanjutan terkait krisis air bersih yang menimpa warga Desa Selopanggung, Kecamatan Semen. Pihak Pemkab melalui Kabag Humas Pemkab Kediri Haris Setiawan mengatakan jika hingga saat ini belum ada Permintaan dari wilayah air bersih dari desa tersebut.
“Dari data kami belum ada wilayah yang krisis air bersih dan hingga saat ini juga belum ada permintaan air bersih dari wilayah yang kekurangan air, dan jika ada pihak lain yang memberikan bantuan pada wilayah yang mengalami air bersih itu murni bakti sosial dari lembaga itu sendiri,” katanya. [bas,van]

Keterangan Foto ; Salah satu warga Desa Selopanggung, Kecamatan Semen Menerima Bantuan Air Bersih Dari  Polresta Kediri. Kamis (6/11)

Tags: