Selama Pandemi, Ada Delapan Guru Positif Covid-19

Achmad Yulianto

Kacabdindik Masih Evaluasi Sistem Tatap Muka
Situbondo, Bhirawa
Hingga Hari Rabu (7/10) kemarin, pencegahan penyebaran Virus Corona di Kabupaten Situbondo masih menjadi atensi Satgas Covid 19. Termasuk pencegahan untuk dunia pendidikan.
Dari catatan yang ada mulai masa pandemi melanda di Situbondo sedikitnya ada delapan guru yang dinyatakan positif Virus Corona atau Covid 19. Enam guru diantaranya berasal dari ASN dan sisanya dua guru merupakan tenaga honorer.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Achmad Yulianto memastikan hingga memasuki masa pandemi selama tujuh bulan terakhir ini, sudah ada delapan tenaga pendidik yang tercatat positif Virus Corona.
Dari jumlah itu, kata pria yang kini juga menjabat Kepala Inspektorat Kabupaten Situbondo itu, dua orang merupakan guru honorer dan enam diantaranya merupakan guru ASN. ”Sejumlah delapan guru itu kondisinya sebanyak enam diantaranya sudah sembuh. Sedangan dua guru masih menjalani isolasi mandiri,” beber Yulianto.
Yulianto menambahkan, Satgas Covid 19 Kabupaten Situbondo hingga kini juga intens kepada dunia pendidikan memberikan himbauan tentang penerapan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan). Ini penting demi untuk menekan jumlah penderita Covid 19 yang hingga kini sudah tembus di atas 500 orang.
“Ya kami juga menekankan pentingnya penerapan 3M di lingkungan pendidikan,” jelas Yulianto.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Bondowoso, Sugiono Eksantoso, masih melakukan evaluasi untuk menerapkan kembali sistem Pembelajaran Tatap Muka. Pasalnya, hingga saat ini jumlah penderita Covid 19 di Situbondo masih terus bertambah. ”Ada sejumlah syarat nantinya jika SMA/SMK hendak menerapkan sistem pembelajaran tatap muka kembali. Satu diantaranya harus mengantongi ijin dari orang tua,” jelas Sugiono.
Mantan Kepala Cabdindik Wilayah Sumenep itu menuturkan, selain itu setiap sekolah juga harus menyiapkan sarana prasarana pendukung seperti kelengkapan mencuci tangan, hand sanitizer serta menyediakan alat meja dan kursi dengan jarak yang sudah diatur dalam Protokol Kesehatan.
“Namun kami sampai saat ini masih menerapkan pembelajaran Daring. Nanti setelah ada hasil evaluasi baru diputuskan, apakah jadi atau tidak menerapkan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM),” pungkas Sugiono. [awi]

Tags: