Selamat Datang Sieducex 2019

O l e h:
Dr. Ng. Tirto Adi MP, M.Pd
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo & Ketum Sieducex 2019

Even spektakuler, pameran pendidikan, Dinas Dikbud Sidoarjo, yang acap disebut Sidoarjo Education Expo (Siedex) 2019 kembali akan digelar. Diagendakan pameran akan dilaksanakan 21-24 November 2019 di GOR Tennis Indoor Sidoarjo. Dengan dilekatkannya bidang kebudayaan pada pendidikan dalam nomenklatur yang baru, sudah selayaknya pameran yang digelar tidak hanya menampilkan hasil kreasi dan inovasi bidang pendidikan. Kreasi dan inovasi bidang kebudayaan pun patut dikemuka-tampilkan. Karenanya, menjadi logis jika tajuk Siedex kemudian perlu disempurnakan menjadi Sieducex (Sidoarjo Education and Culture Expo), Pameran Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo.
Tema yang diusung dalam Sieducex 2019 ini adalah Penguatan Pendidikan Karakter, Budaya Literasi dan Kewirausahaan dalam Mewujudkan SDM Unggul. Ada empat kata kunci yang akan dipertontonkan oleh satuan pendidikan mulai dari paud-dikdasmen hingga dikti dalam Sieducex itu. Pertama, satuan pendidikan dapat menampilkan praktik-praktik baik (good practices) dari keterlaksanaan implementasi pendidikan karakter. Bagaimana satuan pendidikan bisa me-managemen atau menggerakkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) mulai dari guru, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua/wali murid dan warga sekitar sekolah atau masjid dan mushola untuk melakukan gerakan shalat subuh berjamaah, misalnya, adalah merupakan contoh praktik baik yang perlu diimbaskan. Bagaimana pula, misalnya, satuan pendidikan dapat menyadarkan peserta didik untuk melakukan gerakan bersih-bersih tempat ibadah (masjid/mushola), makam leluhur, sungai atau lingkungan sekitar lain secara terjadwal dengan apik, adalah suatu praktik baik pula yang perlu dikabarkan. Tentu masih banyak lagi, praktik-praktik baik yang perlu dieksplor dan diwartakan kepada khalayak ramai untuk menjadi sumber inspirasi bagi insan yang lain.
Kedua, implementasi budaya literasi. Literasi yang telah terlaksana di banyak satuan pendidikan di Sidoarjo, kini tidak hanya sebatas berupa habituasi gerakan membaca. Lebih dari itu, banyak kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan bahkan peserta didik, kini telah berhasil untuk menerbitkan buku. Hampir setiap bulan bahkan minggu, ada kabar diterbitkannya buku dari satuan pendidikan, baik berupa karya solo insan pendidikan maupun karya antologi bersama. Ini sebuah pertanda bagus. Artinya, gerakan budaya literasi (GBL), kini tidak lagi berkutat pada penyadaran pembiasaan membaca. Lebih dari itu telah merambah pada kegiatan menulis. Karena itu di even Sieducex 2019 ini, selain diadakan pelatihan dan lomba karya jurnalistik, sebagai kegiatan yang telah mentradisi, juga ditingkatkan aktifitasnya, pelatihan menulis buku. Dihadirkan narasumber penulis buku yang telah go nasional/internasional dari Sidoarjo sendiri agar bisa lebih dikenal di kalangan internal masyarakat Sidoarjo di samping juga jurnalis dan narasumber dari puskurbuk (pusat kurikulum dan perbukuan) Kemendikbud untuk penilaian kelayakan buku sebagai sumber belajar. Tidak ketinggalan pula juga para komunitas pegiat literasi, institusi perguruan tinggi, institusi mitra kerjasama (provider) juga dihadirkan dalam even Sieducex 2019 ini.
Ketiga, pendidikan kewirausahaan. Menghadapi dan mengantisipasi era revolusi industri 4.0 (Klaus Schwab, 2016) dan era society 5.0 (Mayumi Fukuyama, 2017), mau atau tidak, suka atau tidak, pemimpin dan pelaksana praksis pendidikan harus memberikan bekal yang cukup kepada peserta didik untuk menghadapi era disruption (Clayton M. Christensen, 1997) yang begitu unpredictable itu. Bekal hard skill berupa materi-materi mata pelajaran tidak lagi cukup. Peserta didik juga perlu diperkuat soft skill-nya macam kecakapan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah, di samping keberanian mengembangkan kreasi dan melakukan inovasi. Karenanya dihadirkannya satuan pendidikan, macam sekolah SPI (Selamat Pagi Indonesia) dan Sekolah ‘Entrepreneur’ Ciputra, di samping praktik baik kewirausahaan yang telah dilakukan satuan pendidikan internal Sidoarjo sendiri.
Selain itu, juga diundang untuk bergabung dalam Sieducex 2019 seperti Balai Bahasa Jatim, Museum Mpu Tantular, Dinas Koperasi & Perdagangan beserta Dekrenesda, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kominfo dengan inovasi smart city-nya dan masih banyak lagi.
Keempat, SDM Unggul. SDM Unggul yang bagaimanakah yang perlu dan harus dipersiapkan di era disrupsi yang serba tidak menentu ini? Tidak lain adalah sumber daya manusia yang kokoh karakternya dengan beragam kecakapan tangguh sebagai pribadi pembelajar sepanjang hayat. SDM unggul bukanlah pribadi yang split personality. SDM unggul adalah mereka yang memiliki ketangguhan (resilience) seperti disiplin, dedikasi, dan daya juang tinggi dalam mencapai sebuah cita-cita, tangguh dalam menghadapi persoalan, banyak akal (reflectiveness) dalam melakukan terobosan. Kecuali itu, SDM unggul, adalah persona yang menyadari pentingnya belajar sepanjang hayat (resourcefulness) dalam menghadapi begitu derasnya arus informasi dan demikian cepatnya lompatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM unggul juga persona yang mampu membangun kerjasama (reciprocity) serta mengembangkan jaringan luas. Dan institusi yang efektif dalam penyiapan SDM unggul itu semua, tidak lain adalah atmosfer belajar di tripusat pendidikan, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Bukankah begitu?!
———- *** ————

Rate this article!
Tags: