Selamatkan Warga Lokal dari Pemodal Asing

Para tokoh masyarakat Kota Batu membubuhkan tanda tangannya dalam peresmian Omah Rakyat, kemarin.

Para tokoh masyarakat Kota Batu membubuhkan tanda tangannya dalam peresmian Omah Rakyat, kemarin.

(Dirikan Omah Rakyat Kota Batu)
Kota Batu, Bhirawa
Pencanangan Batu sebagai Kota Pariwisata Internasional oleh Pemerintah Kota justru memunculkan kekhawatiran sebagian warga lokal di kota ini. Mereka khawatir keberadaannya semakin tersisih oleh kedatangan pemodal dari luar kota. Hal ini yang mendasari terbentuknya komunitas Omah Rakyat (OR) yang pendiriannya diresmikan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas, Selasa (22/11).
Kordinator OR, Syaiful Amin, mengatakan bahwa selama ini pembangunan sektor pariwisata di Kota Batu sangat luar biasa. Namun tidak dipungkiri pula yang banyak berkiprah dalam dunia wisata di Batu adalah para pemodal dari luar kota.
“Hal ini yang menimbulkan kekhawatiran di masyarakat bahwa mereka semakin terpinggirkan dan hanya menjadi penonton dari kemajuan yang ada,”ujar Amin ditemui di Omah Rakyat, Selasa (22/11).
Kekhawatiran ini, katanya, semakin menjadi ketika Pemkot Batu mencanangkan pembangunan Batu sebagai Kota Pariwisata Internasional. Dan misi dari OR ini mewadahi dan menampung keluhan warga atas kebijakan Pemkot yang dianggap terburu-buru.
Seharusnya Pemkot menata dulu keberadaan warga lokal Batu agar posisi mereka kuat ketika pembangunan di sektor pariwisata terus digenjot. Jangan sampai warga lokal ini hanya dijadikan penonton saja.
“Batu menjadi destinasi Kota Wisata skala Nasional saja dampaknya sudah sangat luar biasa. Bagaimana jika sampai menjadi Kota Wisata dengan skala Internasional?. Seharusnya Pemkot bisa lebih realistis,” papar Amin.
Dalam peresmian Omah Rakyat kemarin, diawali dengan diskusi bertema Pilkada Dalam Genggaman Pemodal. Tampil menjadi pemateri dalam diskusi ini, mantan ketua KPK Musyro Moqoddas, Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan, dan Badan Pekerja Malang Corruption Watch (MCW) Hayyik Ali Muntaha.
Dalam diskusi tersebut disampaikan banyaknya potensi money politic pada penyelenggara Pilkada Kota Batu pada 15 Februari tahun depan. Karena itu perlu adanya kewaspadaan semua pihak untuk saling memberikan pengawasan.
Dalam penyelenggaraan Pilkada akan banyak para pemodal datang ke Kota Batu. Hal ini akan berpotensi terjadinya money politics dalam penyelenggaraan Pilkada.
“Kita perlu untuk waspada agar potensi ini tidak sampai terjadi di Pilkada Batu,”ujar Busyro. [nas]

Tags: