Seleksi Berlapis, Matangkan Target Juara Umum LKS SMK Nasional

Dari kiri, Kepala Cabang Dindik Jatim wilayah pasurian, Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman MM, MPd, Plh Bupati Pasuruan Agus Sutiadji dan Kabid Pembinaan SMK Dindik Jatim Dr Hudiyono MSi membuka secara resmi pra LKS SMK di SMKN 1 Purwosari kemarin, Senin (30/7).

Dindik Jatim Gelar Pra LKS SMK Tingkat Provinsi
Pemprov, Bhirawa
Tradisi juara menjadi ciri khas dunia pendidikan Jawa Timur dalam berbagai kompetisi. Koleksi jumlah prestasi yang tak terhitung, tidak membuat cepat puas. Sebaliknya, anak-anak didik Jatim semakin terpacu untuk menambah pundi-pundi medali dan trophi.
Keseriusan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim memfasilitasi pengembangan prestasi siswa semakin kuat. Khususnya untuk jenjang SMK yang jauh-jauh hari telah serius mempersiapkan ajang bergengsi Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat nasional. Tidak hanya sekali bahkan, seleksi dilakukan secara berlapis untuk menemukan calon kontingen terbaik dari Jatim.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, tahun ini seleksi LKS SMK digelar dua kali pelaksanaan. Pertama, seleksi dilakukan melalui penjaringan siswa di sekolah-sekolah yang potensial mendapatkan medali emas. Kedua, seleksi serentak dilakukan melalui perwakilan dari 38 kabupaten/kota. “Kedua seleksi itu nanti hasilnya kita adu lagi untuk dikirim ke nasional. Dengan begitu kita harapkan tahun ini kita akan kembali merebut juara umum nasional,” tutur Saiful usai membuka Pra LKS SMK Jatim di SMKN 1 Purwosari, Pasuruan, Senin (30/7).
Saiful mengakui, Jatim sudah cukup lama meninggalkan predikat juara umum nasional. Terakhir, 2015 Jatim menjadi juara umum LKS untuk kedua kalinya. “Memang kita sudah mengevaluasi, sebenarnya anak-anak kita tidak kalah. Tapi mental mereka sengaja dijatuhkan lawan agar tidak menang. Dan kebiasaan menang selalu dari tuan rumah,” kata dia.
Terlepas dari proses lomba yang berlangsung, Saiful memastikan bahwa Jatim akan totalitas. Dua kali seleksi ini merupakan inovasi dan ikhtiar untuk merebut hasil maksimal.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SMK Dindik Jatim Dr Hudiyono MSi menambahkan, dalam pra LKS SMK ini terdapat 42 bidang lomba yang dikompetisikan. Di antaranya iala dua bidang lomba agrobisnis, delapan bidang mesin otomasi, dua bidang lomba bisnis manajemen, tiga bidang lomba bangunan, empat bidang lomba elektronika, tiga bidang lomba kriya dan seni serta enam bidang teknologi informasi. Selain itu, kompetisi juga dibuka untuk bidang pariwisata sebanyak tujuh lomba serta exhibition tujuh jenis lomba.
“Kompetisi ini juga menjadi tolak ukur kompetensi siswa SMK di Jatim. Karena kita tahu, perkembangan jurusan di SMK, tuntutan industri begitu cepat dan banyak variasinya,” tutur Hudiyono. Lantaran hal itu, jenis-jenis bidang yang dilombakan dalam LKS juga mengalami penyesuaian dan pengembangan.

Konsisten Perluas Kerjasama Dunia Usaha – Dunia Industri
Perjumpaan para siswa di ajang pra LKS SMK ini tidak hanya sebatas kompetisi perebutan juara. Lebih dari itu, momentum ini juga menjadi rangkaian konsolidasi Dindik Jatim bersama dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sekaligus kepala SMK dalam meningkatkan mutu pendidikan kejuruan.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, revitalisasi SMK telah berjalan maksimal di Jatim. Lahirnya BLUD SMK bahkan telah menarik perhatian banyak pihak, mulai dari Kemendikbud hingga pemerintah provinsi lain untuk ikut mengadopsi inovasi ini.
“Silahkan ditiru program-program SMK yang sudaj ada di Jatim. Tapi kita juga tidak berhenti, orang lain meniru kita hari ini, besok kita sudah melangkah lagi di depan dengan inovasi baru,” tutur Saiful.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SMK Dindik Jatim Hudiyono menambahkan, upaya merevitalisasi SMK akan terus berjalan. Bahkan dalam kesempatan ini juga menjadi momentum bagi SMK untuk saling bertukar informasi dalam pengembangan mutu sekolah. Selain itu, Dindik Jatim juga kembali memperluas jaringan kerjasama dengan 100 dunia usaha dan dunia indistri di Jatim dengan SMK.
Hudiyono berharap, upaya-upaya yang dilakukan bersama industri ini akan dapat menghapus berbagai kesenjangan di dunia pendidikan kejuruan. Baik kesenjangan kurikulum, kesenjangan manajemen maupun kesenjangan sarana prasarana dan teknologi. “Bersama industri, kita perlu terus mengupdate hal-hal baru yang harus dikejar. Karena anak-anak SMK, lulusanya ke depan akan menyuplai sebesar-besarnya kebutuhan industri, baik di dalam maupun luar negerk,” pungkas Hudiyono. [tam]

Tags: