Seleksi Odong-odong Ala Timsel KPUD Sidoarjo

Sidoarjo, Bhirawa
Dugaan permainan kotor dijalankan Timsel calon anggota KPUD Sidoarjo yang sudah mengarahkan 10 calon yang diloloskan berdasarkan konfigurasi tiga dari unsur NU dan dua Muhadiyah. Pansel sudah melakukan kordinasi dengan petinggi Pemkab untuk mengalokasikan nama-nama yang layak dimenangkan dan dikalahkan
Sementara itu, Bandi, anggota yang digugurkan dalam penyaringan 20 nama, menuding Ketua Timsel, Abu Sofyan, berada di balik semua ini. Bandi menuding, Abu Sofyan sangat otoriter dan dominan dalam tim yang beranggotakan lima orang. ”Saya temui Pak Abu dan saya sebut dia telah bermain kotor,” tandasnya. Abu yang dosen Unmuh Sidoarjo menyampaikan agar Bandi mengajukan  surat keberatan, tetapi terlambat tak ada gunanya karena semua sudah diskenario dari atas.
Bandi mengetahui Timsel melakukan seleksi, kalau sudah diatur seperti ini untuk apa dilakukan seleksi. Ini mempermainkan nasib orang, sudah susah payah mengikuti seleksi ternyata seleksi ini hanya sekedar formalitas. ”Ini namanya seleksi odong-odong. Saya siap dikonfrontir kalau Timsel tak suka dengan pernyataan saya,” tandasnya.
Dalam temuannya, Bandi, menyebut, ternyata hampir seluruh peserta seleksi membawa rekomendasi dan restu dari Ormas. Yang banyak memang membawa restu dari NU dan Muhamadiyah. Bandi pun yang mengaku sebagai orang ‘abangan’ berusaha mendapatkan rekom dari PDIP. Ia berulangkali mendatangi kantor DPRD untuk menemui Ketua DPC PDIP, Imam Supii, namun sia-sia. Upayanya gagal karena Imam selalu tak berada di ruang kerjanya. “sebagai abangan, saya kecewa dengan Imam Supii,” tambahnya.
Bandi sebenarnya sudah menyiapkan materi dengan baik karena mengira bahwa Timsel akan berlaku fair. Tetapi berantakan setelah mengetahui dari sumbernya, ternyata hampir seluruh peserta membawa rekom dan restu Ormas dan partai. akhirnya kepercayaan dirinya hilang, dan berusaha mendapatkan rekom dari PDIP.
Timsel yang diketuai Abu Sofyan tak representative karena ujug-ujug dibentuk tanpa melalui sosialisasi dan seleksi. Menurut pendapat Timsel, ini juga harus diseleksi apakah mereka mempunyai integritas dan kepemimpinan sebelum tim menanyakan integritas dan kepemimpinan kepada calon anggota KPUD. Public tak pernah tahu, tiba-tiba Timsel sudah dibentuk, lha yang menunjuk lima orang itu siapa?” tanyanya.
Dalam penelusurannya, ada deal pejabat penting untuk menunjukTimsel, sasarannya menuju Pilkada Sidoarjo 2015. Agar supaya Pilkada dapat menguntungkan kontestan peserta Pilkada, maka dikreasi siapa anggota KPUD nya. Dari sini pula Bandi, memastikan dari tiga petahana KPUD yang lolos 20 besar (Iswanto, Nanang, Zainal Abidin), hanya satu petahana yang lolos 10 besar. ”Saya sudah tahu, siapa satu petahana yang diloloskan, liat saja nanti saya buka semua,” tandasnya.
Pada saat ujian tulis, kesehatan dan psikotes, Bandi sudah mendesak Timsel untuk membuat skore setiap peserta tujuannya agar transparan, siapa yang kalah dan menang akan muncul dalam scoring itu. kenyataannya permintaannya tak digubris, Timsel langsung mencoret nama-nama yang dinilai gagal tanpa mempertimbangkan skore penilaian. “Pola kerja Timsel ini sungguh jahat,” ucapnya.
Ludi Pramono, salah satu peserta menimpali, materi yang dibuat calon peserta adalah menanyakan integritas dan kepemimpinan. ”Materi seperti ini kemoncolan,” terangnya. Bagaimana mungkin membuat materi begini, kalau peserta dari lapisan masyarrakat yang belum pernah berorganisasi. Ia justru mempertanyakan, apakah lima anggota Timsel itu memiliki integritas dan kepemimpinan. “Punya integritas dan kepemimpinan apa mereka itu,” sambungnya. [hds]

Tags: