Selenggarakan Double Degree, Buka Kelas Internasional

Rektor UM Surabaya bersama Koordinator Kopertis VII dan Majelis Dikti PP Muhammadiyah melaunching jargon kampus sejuta inovasi setelah menyerahkan penghargaan kepada 18 wisudawan terbaik UM surabaya.

Rektor UM Surabaya bersama Koordinator Kopertis VII dan Majelis Dikti PP Muhammadiyah melaunching jargon kampus sejuta inovasi setelah menyerahkan penghargaan kepada 18 wisudawan terbaik UM surabaya.

661 Mahasiswa UM Surabaya Ikuti Prosesi Wisuda ke-39
Surabaya, Bhirawa
Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya kembali meluluskan sarjana dan ahli madya terbaiknya dalam prosesi wisuda ke-39. Momentum ini sekaligus menjadi penanda UM Surabaya akan lepas landas sebagai kampus yang akan go international. Hal ini seiring dengan akan dibukanya kelas internasional untuk melengkapi program double degree dengan sejumlah perguruan tinggi di Korea.
Rektor UM Surabaya Dr dr Sukadiono menuturkan, sejumlah prodi tengah diprospek untuk menyelenggarakan program double degree. Beberapa diantaranya prodi manajemen dan bisnis administrasi yang akan bekerjsama dengan Kyungdong University, Korea Selatan. Selain itu, prodi arsitektur, elektro dan Pendidikan Anak Usia Dini bekerjasama dengan Youngsan University dan prodi Analis Kesehatan dengan Donseu University.
“Proses kerjasama sudah final dan Maret 2017 mendatang akan dimulai. Namun, untuk kerjasama dengan Youngsan University masih dalam proses singkronisasi kurikulum,” terang Sukadiono usai memimpin prosesi wisuda ke-39 di Dyandra Convention Center Surabaya, Minggu (30/10).
Pria yang akrab disapa Suko ini mengaku, membuka kelas internasional bukan pekerjaan sulit bagi UM Surabaya. Sebab, sejauh ini pihaknya telah dipercaya menerima mahasiswa program dharmasiswa dari beberapa negara seperti Iran, Thailand, Uzbekistan,Vietnam dan Madagaskar. Namun, yang melaksanakan program tersebut baru Prodi Bahasa Indonesia. “Mereka kita juga siapkan kelas khusus, tidak dengan mahasiswa reguler,” terang Suko.
Untuk mematangkan program ini, UM Surabaya akan mendirikan Korea Corner sebagai pusat studi bahasa Korea. Program ini juga akan mendapat dukungan kerjasama dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang lebih dulu mengembangkan kerjasama dengan universitas di Korea. “Sekarang tim sudah dikirim untuk kuliah di sana (Korea). Jadi tahun depan Korea Corner sudah bisa berdiri di Um Surabaya,” tandasnya.
Selain untuk kepentingan program double degree, kerjasama internasional juga terus dipererat. Beberapa diantaranya ialah Khon Khean University Thailand, Australia Concil for Private Education and Training (ACPET), Edith Cowan University Perth Australia, University Sultan Zainal Abidin (UNISZA) Trengganu Malaysia, Japan University Of  Economics (JUE), Kyongdong University Korea Selatan, National Dong Hwa University Taiwan, Youngsan University Korea , serta Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM).
“Dalam proses internasionalisasi perguruan tinggi, UM Surabaya dipercaya sebagai Authorised Test Centre Test of English for International Communication (TOEIC) yang bekerjasama dengan Eka Widya Anugerah (EWA),” tutur dia.
Setiap tahun UM Surabaya juga dipercaya oleh berbagai negara untuk mendidik mahasiswa asing melalui program darmasiswa, program BIPA dan beasiswa PP Muhammadiyah dengan total mahasiswa asing 11 orang yang berasal dari berbagai negara. Ada dari I,” ulas pria asal yang bakal mengakhiri periode pertama rektor pada Desember 2016.
Selain peluncuran program double degree, prosesi wisuda yang diikuti 661 mahasiswa itu sekaligus mempertegas jargon UM Surabaya sebagai Kampus Sejuta Inovasi. Ini diharapkan menjadi daya dorong mahasiswa untuk melahirkan inovasi tepat guna sesuai kebutuhan masyarakat. Di sisilain, inovasi yang mengalir akan melahirkan prestasi yang mengalir pula.
Faktanya memang demikian, dalam hal inovasi, tiga mahasiswa Fakultas Teknik berhasil menjadi juara dalam lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna Surabaya. “Sesuai dengan jargon kampus sejuta inovasi, hari ini (kemarin) UM Surabaya akan menganugrahi 18 Karya Inovasi yang merupakan hasil tugas akhir mahasiswa yang hari ini di wisuda,” imbuh mantan Dirut Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Surabaya ini.

Kampus Sejuta Inovasi
Prosesi wisuda ke-39 kali ini sekaligus menjadi penegas UM Surabaya sebagai kampus sejuta inovasi. Dalam kesempatan itu, sedikitnya 18 wisudawan terbaik dipilih karena inovasi mereka yang dianggap layak untuk diapresiasi.
Salah satu wisudawan yang beruntung ialah Ways Alqorni dengan karyanya berupa pendeteksi kebocoran gas LPG. Ways menunjukkan alatnya berbentuk kotak, lengkap dengan sistem peringatan berupa alarm dan SMS gateway. “Di dalam kotak ini saya tanam sim GSM untuk mengirim informasi ke nomor yang sudah disetting. Sehingga ketika terjadi kebocoran gas bisa langsung diketahui,” tutur dia.
Alat pendeteksi ini disebutnya akan berfungsi optimal jika diletakkan pada jarak maksimal lima meter. “Biaya pembuatannya cuku lumayan, sekitar Rp500 ribu. Karena itu, alat ini akan cocok digunakan untuk  tempat usaha yang menggunakan gas LPG dalam jumlah besar,” pungkas dia. [tam]

Tags: