Seluruh Santri Diusulkan Rapid Test Sebelum Kembali ke Pondok

H Fatkhulah SH

Malang, Bhirawa
Di kota Malang, ada 22 pesantren, baik salaf maupun moderen, atau perpaduan keduanya. Mereka akan segera kembali untuk menuntut ilmu, setelah dua bulan belajar dirumah.
Terkait rencana dimulainya tahun ajaran baru, dan kembalinya para santri ke Pondok Pesantren (Ponpes). Membuat H Fatkhulah SH, salah satu tokoh NU di Kota Malang, meminta kepada Wali Kota Malang H Sutiaji, untuk memikirkan nasib pesantren di Kota Malang.
“Jumlah pesantren di Malang ini sangat banyak, rata – rata mereka memiliki santri diatas 600, ini harus mendapat perhatian bagaimana mereka bisa kembali belajar,” tukas Fatkullah.
Mantan Anggota DPRD Kota Malang dan Provinsi Jawa Timur, itu menandaskan apa bila Ponpes dibiarkan, Fatkhulah mempertanyakan nasib masa depan bangsa Indonesia. ”Pesantren telah terbukti memberikan sumbangsih terhadap pembangunan bangsa. Bagaimana nasib bangsa ini kalau para santri ini tidak segera kembali belajar,” tukasnya.
Pria yang juga Ketua DPC PKB Kota Malang itu, bahkan sudah mengambil langkah politis, untuk menekan kepada Wali Kota Malang agar pesantren juga diberi perhatian. Sebab seluruh santri yang akan masuk pesantren harus dipastikan mereka bebas dari seluruh penyakit. Termasuk bebas dari Covid 19.
“Makanya rapid test menjadi langkah antisipasi awal yang paling tepat. Bagi mereka yang dinyatakan sehat langsung bisa ke pesantren sedangkan yang reaktif, harus dilanjutkan dengan swab dan dibantu melakukan isolasi diri, sampai benar-benar sembuh,” tukas Fatkhullah.
Selain itu, pemahaman terkait dengan protokol kesehatan juga harus disampaikan. Sebab hal ini menjadi persyaratan mutlak yang harus dipenuhi agar proses belajar di pesantren tidak terganggu. Apalagi para santri ini berasal dari berbagai daerah. Nah saat menempuh ilmu di Kota Malang, maka Pemkot Malang juga harus memberikan perhatian.
“Lembaga pendidikan tidak boleh berhenti, sebab jika sampai berhenti maka masa depan bangsa ini akan hancur,” tukasnya.
Karena menurutnya, pembangunan bangsa dan negera ini hanya bisa dilakukan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. ”Memiliki pengetahuan yang luas dan akhlak yang kuat, merupakan satu syarat kemajuan bagi bangsa. Penguasan ilmu pengetahuan dan ilmu agama harus seimbang, makanya pesantren juga harus diperkuat,” pungkasnya. [mut]

Tags: