Semangat Elias Sarimbe, Mahasiswa Asal Papua di Surabaya

Mahasiswa asal Papua Elias Sarimbe saat bersama Ketua IKAL Lemhannas Jatim Rachmat Harsono, inisiator acara Mayjen TNI Asrobudi dan pengurus IKAL Lemhannas lainnya

Bercita-cita jadi Camat, Demi Ingin Membangun Papua
Bhirawa, Surabaya
Persoalan kemiskinan dan ketertinggalan pembangunan di Papua sudah terjadi sejak dulu. Mimpi indah tentang kesejahteraan masyarakat Papua hanya ramai di mimbar mimbar politik. Faktanya, kondisi masyakat yang alamnya sangat kaya itu, sampai hari ini masih tertinggal jauh dengan wilayah-wilayah lain di Negeri ini.
Kehadiran mahasiswa asal suku Asmat Papua Elias Sarimbe menyita perhatian peserta Cangkrukan Kebangsaan yang digelar Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL) Provinsi Jawa Timur, Kamis (27/12) kemarin.
Mahasiswa Prodi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya ini secara khusus dihadirkan untuk berbagi cerita tentang apa yang dirasakan terkait kondisi Papua dan mahasiswa-mahasiswanya yang ada di Surabaya.
“Kami mahasiswa asal Papua yang kuliah di Surabaya memang sangat beragam. Ada yang sangat cinta NKRI dan ada yang masih menolaknya,” kata Elias. Oleh karena itu, dirinya berharap masyarakat tidak serta merta melihat orang Papua di Surabaya sebagai kelompok yang selalu menentang NKRI.
“Kami masyarakat di Suku Asmat sangat mencintai NKRI. Dan sebagai salah satu buktinya adalah saya kuliah dengan harapan bisa kembali membangun desa kami,” tutur Elias. Hal yang sama, juga dilakukan beberapa temannya yang secara sungguh-sungguh berjuang untuk membangun daerahnya. Namun demikian, Elias tidak menampik kalau ada beberapa teman dari Papua yang lain yang sering memprovokasi untuk terus mempersoalkan NKRI.
“Kami kadang diancam dengan kekerasan agar mau bergabung dengan mereka. Tapi saya lebih memilih mempersiapkan diri untuk membangun desa kami. Saya ingin menjadi Camat agar bisa menggerakan daerah saya untuk maju,” kata Elias yang Indeks Prestasi (IP) semester ini mencapai 3,2 ini. Secara khusus, Elias juga menampik bahwa tidak semua mahasiswa Papua itu malas dan hobinya mabuk-mabukan.
“Sejak kecil keluarga saya tidak pernah bersentuhan dengan minuman keras. Selain dilarang agama juga tidak baik untuk kesehatan,” kata Elias lagi.
Ketua Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL) Provinsi Jawa Timur Rachmad Harsono menjelaskan acara yang digelarnya bertujuan untuk ikut mencari jalan keluar dalam mengurangi persoalan di Papua.
“Butuh formulasi dan langkah baru yang bisa menyentuh langsung dengan akar persoalan di Papua,” kata Rachmad Harsono di sela-sela acara Cangkrukan di Fortunate Cafe, Hotel Samator Novotel, Kamis (27/12) kemarin.
Salah satu upaya untuk menemukan formulasi tersebut adalah dengan mau mendengar tentang apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan dirasakan masyarakat Papua.
“Dalam Cangkrukan kali ini sengaja kita hadirkan salah satu mahasiswa asal Papua yang kuliah di Surabaya. Tujuannya tentu untuk mendengarkan apa yang dirasakannya,” kata Rachmad.
Presiden Direktor PT Aneka Gas Samator ini mengakui, bahwa masyarakat Papua termasuk para mahasiwa asal Papua yang di Surabaya beragam sikap dan pandangan politiknya.
“Kita ingin dengar langsung dari mahasiswa Papua dan apa yang nanti bisa kita kontribusikan untuk mengatasi persoalan tersebut,” jelas Rachmat lagi.
Hal senada juga diungkapkan inisiator acara Cangkrukan Kebangsaan Mayjen (TNI Asrobudi. Menurut jendral yang dikenal santun namun tegas ini, masyarakat Papua adalah juga saudara layaknya masyarakat wilayah lain. Lantaran itu, cara memperlakukannya juga harus layaknya saudara.
“Kita harus dekati dengan penuh cinta, termasuk mereka yang mungkin masih menentang RI. Kita tidak perlu bicara muluk-muluk. Tetapi mari kita berbuat nyata yang bisa membantui mereka,” ucapnya tegas. Acara yang berlangsung santai namun penuk makna tersebut juga melibatkan para relawan dari Eiger Fashion for Adventure dan didukung penuh PT Samator Novotel. [Wahyu Kuncoro]

Tags: