Semarak Sumpah Pemuda Era Milenial di Sontoh Laut

Bendera Merah Putih dikibarkan di atas Perahu Nelayan Sontoh Laut dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda, Senin (28/10) kemarin. [trie diana/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 menjadi saksi sejarah tonggak berdirinya perkumpulan Pemuda Indonesia dalam memperjuangkan pergerakan kemerdekaan, jauh sebelum Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Menurut Camat Asemrowo, Bambang Udi Ukoro, pemuda merupakan generasi penerus yang akan bertanggung jawab atas kemajuan Bangsa. Pemuda sebagai penggerak revolusi harus mempunyai semangat juang tinggi untuk bertindak demi kemajuan Bangsa.
Interaksi sosial yang nyata, kata Camat Asemrowo, berubah menjadi interaksi di dunia maya dikhawatirkan akan mendorong generasi milenial menjadi apatis, dan kehilangan kepekaan sosial masyarakat sekitarnya. “Ini salah satu tantangan generasi milenial dari pandangan sosial budaya,” kata dia.
Karena itu, Generasi Muda Greges di Kampung Nelayan Sontoh Laut tergerak untuk mengadakan kegiatan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 2019 dengan bertajuk Semarak Sumpah Pemuda 2019 yang dilaksanakan hari Minggu, (27/10) dengan Tema ‘Dengan Semangat Sumpah Pemuda, Kita Bangkitkan Pengembangan Destinasi Wisata Sontoh Laut Dengan Kearifan Lokal’.
Kegiatan juga diisi Ikrar Sumpah Pemuda, Bazar UKM, Pameran Daur Ulang, Kesenian, Hiburan, Lomba Yel- yel beregu, Lomba Fashion Daur Ulang, Lomba Peragaan Busana Adat anak – anak, Lomba Ski Lot (Warga, komunitas, TNI-POLRI. Juga Dihadiri Kapolres Tanjung Perak, AKBP Antonius Agus Rahmanto SIK MSi, Kepala Deputi Bisnis Pegadaian Persero Area Surabaya I, Kasdim 0830 Surabaya Utara, PITI Jatim, Yayasan Mohammad Cenghoe, Kepala Cabang Pembantu Bank Jatim Kalibutuh, dan Lurah se Kecamatan Asemrowo.
Camat Bambang mengatakan, genap 91 tahun yang lalu, tepat pada 28 Oktober Sumpah pemuda diikrarkan sebagai bentuk perlawanan terhadap Kolonialisme Belanda, sekaligus roh perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. “Berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia. Perkataan Bung Karno yang tak asing ditelinga telah mengobarkan semangat para pemuda untuk berjuang merebut kemerdekaan,” papar Bambang.
Bambang menjelaskan, di Era Milenial ini, musuh Bangsa Indonesia bukan lagi penjajah seperti jaman penjajahan kolonial Belanda, perjuangan Bangsa Indonesia bukan lagi merebut kemerdekaan. Musuhnya justru berasal dari internal Bangsa Indonesia yang kini jelmaannya tak terlihat secara nyata. Seiring berkembangnya teknologi yang begitu pesat, semakin besar pula tantangan bagi pemuda untuk merawat semangat sumpah pemuda.
”Pemuda zaman dulu sibuk dengan gencatan senjata, namun pemuda zaman sekarang sibuk dengan social medianya. Pemuda yang dulu berteriak merebut kemerdekaan, namun pemuda sekarang banyak yang sibuk berteriak mencari kesenangan. Pemuda yang dulu bersenjata bambu runcing melawan penjajah, namun pemuda sekarang banyak yang sibuk bersenjata gadget meraih eksistensi diri,” tandas Bambang yang juga Ketua Ikatan Alumni SMP Negeri 10 Surabaya (Ikasdasa) ini.[fen]

Tags: