Semata Faktor Teknologi, Tidak Terkait Politik

Mendikbud Mohammad Nuh saat melebas uji coba mobil listrik buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menuju Surabaya kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. [antara foto/bhirawa]

Mendikbud Mohammad Nuh saat melebas uji coba mobil listrik buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menuju Surabaya kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. [antara foto/bhirawa]

(Pernyataan Mendikbud Soal Mobil SMK-Molina)
Jakarta, Bhirawa
Mendikbud Mohammad Nuh menegaskan bahwa pernyataannya tentang mobil SMK dan mobil listrik nasional (Molina) tidak terkait dengan persoalan politik sama sekali, kecuali faktor teknologi semata.
“Saya ingin menegaskan kembali tentang pernyataan saya terkait mobil SMK dan Molina. Tidak ada niat apa pun ketika saya bicara itu saat pameran dan peluncuran Molina pada 2 Mei lalu, tapi saya paham tahun ini tahun politik,” katanya dalam rilisnya, Minggu (4/5) kemarin.
Dalam pernyataan sikap yang diterima Antara dari staf khusus Mendikbud, Sukemi, Nuh menduga ada pihak-pihak yang mencoba untuk sengaja memberi makna lain dan memperluas persoalan di luar konteks teknologi.
“Saya memahami itu karena sekarang tahun politik. Itu sebabnya saya perlu meluruskan dan menegaskan apa yang saya sampaikan agar tidak disalahpahami,” kata mantan Rektor ITS Surabaya itu.
Menurut Nuh, ungkapannya tentang mobil SMK dan Molina tidak lain untuk menjelaskan dua konsep pengembangan yang berbeda. Mobil SMK itu konsepnya merakit atau “assembling” dari komponen-komponen yang sudah ada tanpa melalui riset.
“Lain halnya dengan Molina yang berbasis pada riset untuk menguasai teknologinya, jadi keduanya memiliki konsep yang berbeda, karena konsep satunya hanya merakit, sehingga jika akan diproduksi secara massal masih membutuhkan kajian-kajian,” tuturnya. Namun, Molina yang diawali dengan riset, maka “platfom” cukup jelas dalam konsepnya, sehingga ke depan jika akan diproduksi massal akan nisbi lebih mudah. “Itu yang ingin saya sampaikan, tidak kurang dan tidak lebih,” ucapnya.
Secara terpisah, Rektor ITS Prof Tri Yogi Yuwono menegaskan bahwa Molina yang telah selesai dirancang tim ITS dan diluncurkan Mendikbud pada 2 Mei itu memang masih bersifat uji coba.
”Yang jelas, uji coba itu saja sudah menunjukkan bahwa kita sudah menguasai teknologinya, tapi untuk produksi massal perlu penguasaan bidang lain, seperti rekayasa pembuatan motor penggerak dan sistem mekanik di dalam negeri,” ujarnya.
Ia memprediksi perubahan Molina dari uji coba hingga produksi akan memerlukan waktu hingga lima tahun mendatang.
“Kalau sekarang sudah uji coba, insya-Allah produksi Molina akan terwujud pada 2019-2020,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Marine Icon ITS 2014 Muhamad Alfin Hidayat menjelaskan Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS menggelar “Marine Icon 2014” di Taman Prestasi, Surabaya, 2-4 Mei 2014.
“Untuk mengingatkan masyarakat Surabaya tentang kejayaan maritim Indonesia, kami menyemarakkan Marine Icon 2014 dengan ‘Dragon Boat Race’ (lomba balap dayung), ‘Water Bike Contest’ (balap sepeda di atas air), ‘Marine Diesel Assembling’ (lomba merakit mesin diesel), serta ‘Marine Photography Contest’,” paparnya.  [ant]

Tags: