Sembilan Bulan Setelah Pandemi, Antisipasi Baby BOOM

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim, Arumi Bachsin dalam acara puncak peringatan Harganas ke 27 di RSIA Alf Subtin, Nganjuk.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim, Arumi Bachsin khawatir bahwa 9 bulan kedepan akan terjadi baby boom atau angka kelahiran tinggi. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh istri Wagub Emil Listianto Dardak dalam rangka pelayanan KB secara serentak di Jawa Timur dengan semangat sejuta akseptor di RSIA Alf Subtin, Nganjuk sekaligus menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 27 tahun 2020.

Arumi Bachsin mengutarakan pentingnya arti keluarga. Memperingati Hari Ulang Tahun Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ke 50, dan ada Hari Keluarga Nasional ke-27, itu berarti betapa pentingnya arti keluarga. Keluarga adalah aset negara karena semua berasal dari keluarga.

Dikatakan Arumi, sesuai kriteria BKKBN, keluarga memiliki 8 fungsi. Yaitu fungsi agama, keluarga membentuk pribadi anak, fungsi cinta dan kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi budaya sosial dan fungsi lingkungan. “Kita berencana, dengan mengukur indikator 8 fungsi keluarga, seseorang akan mengetahui apakah saya sudah siap untuk memiliki anak. Jadi untuk usia muda, maindset sukses bukan hanya karir tetapi juga sukses buat keluarga,” terang Arumi.

Lebih lanjut Arumi Bachsin menjelaskan bahwa keluarga yang berencana itu sangat penting. “Pentingnya keluarga yang merencanakan. Berencana itu Keren. Pentingnya kita mengubah maindset tim penggerak PKK untuk bekerjasama dengan Penyuluh KB. Yang kita ubah adalah bukan kita dikenal sebagai menjaga atau membatasi 2 anak saja. Tetapi kita memastikan bahwa setiap keluarga di provinsi Jawa Timur dan seluruh Indonesia sudah memastikan rencananya. Karena memiliki anak itu satu hal, hamil itu satu hal, tetapi mengasuh dan lain-lain tanggungjawab seumur hidup. Jadi pastikan kita mempunyai rencananya,” ungkap Arumi.

Sementara itu, Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Jatim, Drs.Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd. memaparkan tidak mudah melakukan kegiatan dimasa pandemi covid 19. Harus mengikuti protokol kesehatan. “Tapi hal itu harus kita lakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid 19,” kata Teguh Santoso.

Kegiatan sejuta akseptor, dikatakan Teguh, adalah kegiatan puncak peringatan Hari Keluarga 29 Juni 2020. Sejuta akseptor itu adalah sebuah semangat bahwa dimasa pandemi kita berpikir positif, ada sebuah kerinduan keluarga mendapat pelayanan KB.

Selama pandemi keluarga tidak bisa keluar rumah. Tidak sedikit pasangan subur tidak mendapat pelayanan KB. Jumlahnya itu hampir 414 ribu bulan April yang drop out KB. Makanya dikuatirkan lima bulan kedepan setelah pandemi, adanya kelahiran yang tidak diinginkan. BKKBN berupaya berkolaborasi dengan PKK, dan mitra lainnya di Jawa Timur melakukan pelayanan KB secara serentak dengan tagline sejuta akseptor.

Dalam kegiatan ini sekaligus BKKBN Jatim mengkampanyekan program 2125, yakni program nikah usia ideal untuk perempuan minimal berusia 21 tahun, dan untuk laki-laki usia 25 tahun. “Prioritas utama adalah jaga diri dan keluarga dengan mematuhi protokol kesehatan. Bagi yang sudah KB menggunakan metode kontrasepsi yang sudah merasa nyaman, jangan putus pakai KB. Kalau mau hamil upayakan tunda dulu, sampai dengan pandemi selesai. Dan kalau pingin punya anak direncanakan dengan baik,” pungkas Teguh Santoso.

Dalam acara yang juga dihadiri Pangdam V Brawijaya, Mayor Jendral TNI Widodo Iryansyah juga diserahkan pula secara simbolis bantuan paket sembako kepada 5 orang perwakilan keluarga terdampak covid 19. (ris)

Tags: