Sembilan Daerah Jatim Ditemukan Kaki Gajah

Penderita kaki gajah mendapatkan pelayanan dari petugas kesehatan.

Penderita kaki gajah mendapatkan pelayanan dari petugas kesehatan.

Surabaya, Bhirawa
Sejak sepuluh tahun terakhir jumlah kaki gajah atau filariasis jarang ditemukan. Berdasarkan data yang di dihimpun di lapangan, dari 38 kabupaten/kota di Jatim, penderita kaki gajah hanya ditemukan di sembilan daerah dengan jumlah penderita total 236 orang.
Rinciannya, Lamongan 56 orang, Malang 39, Ponorogo 32, Trenggalek 25, Kediri 22, Sidoarjo 19, Blitar 16, Banyuwangi 15, dan Madiun 12 orang.
“Kebanyakan ketika ditemukan, kondisi penyakit yang diderita sudah kronis,” ujar Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono.
Harsono menyatakan, Dinkes berhasil memukan 67 orang penderita baru penyakit kaki gajah. Setelah itu tidak ditemukan lagi penderitanya. Baru tahun 2014 lalu, ada tambahan enam kasus baru. Meski terus berkurang Pemprov Jatim melalui Dinas Kesehatan akan terus melakukan sosialisasi kepada masyasakat agar mau melaporkan jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit kaki gajah.
Dikatakannya, saat ini Dinkes Jatim berupaya agar penyakit ini tidak lagi bertambahan dari tahun-ketahun. Kasus kaki gajah di Jatim dari tahun ke tahun mengalami penurunan cukup tajam. Pada 2010 jumlah kasus sebanyak 30 orang, tahun 2011 sebanyak 25 orang, tahun 2012 sebanyak 22 orang, tahun 2013 sebanyak 17 orang dan tahun 2014 sebanyak 6 orang.
”Selama lima tahun terakhir jumlah kasus mengalami penurunan cukup banyak,” tuturnya.
Lebih lanjut Harsono menyatakan, sesuai dengan kesepakatan global pada tahun 2000, WHO menetapkan eliminasi kaki gajah hingga tahun 2020. Sedangkan di Indonesia pemerintah mulai bertahap menetapkan eliminasi pada tahun 2002.
“Kita berharap Jatim tidak terlalu lama karena Dinkes berserta jajarannya lagi gencar menemukan dan mengobati penderita kaki gajah “terangnya.
Menurutnya, masih adanya kasus di daerah karena bayak penderita yang tidak melaporke petugas kesehatan di Puskesmas atau rumah sakit. “Jika penderita tidak melaporkan ke petugas kesehatan maka eliminasi kaki gajah di Jatim sulit dilakukan,” terangnya.
Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr Soetomo dr. Musofa Rusli, Sp.PD, menjelaskan, kaki gajah jarang terjadi di Kota Surabaya. Saking jarangnya, para dokter pun menyebutnya penyakit yang terlupakan. Padahal, penyakit ini masih terjadi di Indonesia karena negara ini termasuk wilayah tropis.
Awal Februari, RSUD Dr. Soetomo Surabya menangani pasien yang terserang penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk yang membawa parasit itu ke dalam tubuh manusia. Parasit ini berjenis cacing, dan dapat menyebabkan kaki membengkak seperti gajah.
Dikatakannya, nyamuk yang sebelumnya sudah mendapat makanan setelah menghisap darah manusia, dia membawanya ke tempat dimana parasit ini hidup.Setelah itu ia membawa parasit itu ke dalam tubuhnya, kembali menggigit manusia, dan parasit jenis cacing tadi hinggap di tubuh manusia. [dna]

Tags: