Semi Final Lomba Baca Kitab Kuning PKS, Upaya Mempertahankan Tradisi Keilmuan di Masyarakat

PKS Jatim, Bhirawa
Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) yang digelar PKS selain menjaga aqidah ahlussunnah wal jamaah (Aswaja), juga merupakan bentuk apresiasi kepada generasi muda pesantren yang terus mempertahakan tradisi keilmuan Islam di masyarakat.

Berbagai keilmuan itu nantinya diharapkan bisa menjadi solusi berbagai problematiika di masyarakat.

Hal itu disampaikan oleh Ketua DPW PKS Jawa Timur Irwan Setiawan yang disampaikan saat membuka kegiatan Semi Final Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) digelar PKS Jatim Kamis, 2 Desember 2021 di Museum NU Surabaya.

“Kitab Kuning dan bahasa Arab menjadi sumber dan alat utama untuk memberi solusi dari berbagai persoalan di masyarakat,” katanya.

Lomba baca kitab kuning ini, ia melanjutkan, diselenggarakan sebagai bentuk kecintaan kepada khasanah keilmuan Islam. Sebagai bentuk kecintaan pada ulama. Dan sebagai upaya untuk menjaga aqidah ahlussunah wal jama’ah.

“Ini sejalan dengan garis perjuangan PKS yang memperjuangkan kerakyatan, keummatan, dan pengokohan nasionalisme Indonesia,” tegas pria 45 tahun itu.

Menurutnya, NKRI adalah warisan para ulama dan santri pejuang. Mereka bukan saja terlibat aktif dalam perjuangan fisik tapi juga meletakkan dasar negara Indonesia.

“Untuk itu, dunia pesantren, para ulama dan santri harus ditempatkan pada posisi terhormat agar dapat berkontribusi besar dan menentukan perjalanan bangsa ke depan,” tegas Irwan.

Ia kemudian menyampaikan bahwa bangsa Indonesia tidak cukup dikelola oleh orang-orang pintar. Lebih dari itu, Indonesia butuh orang-orang yang punya komitmen, berintegritas, beriman kuat, serta berakhlak mulia.

“Semua nilai-nilai baik itu banyak dikontribusikan dari kalangan pesantren, ulama, dan santri,” kata pria yang pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Jatim selama 2 periode itu.

“Bagi kami di PKS, pemuda tidak hanya ditempatkan sebagai penerima manfaat dari suatu program kegiatan, tetapi juga harus terlibat sebagai pengendali dalam prosesnya. Tidak sekedar sebagai objek tapi sebagai subjek. Tentunya santri dan santriwati bagian tidak terpisahkan didalamnya. Termasuk para peserta LBKK V ini. Hidup pemuda…Hidup Santri….,” pekiknya.

Ketua Fraksi PKS DPRD Propinsi Jawa Timur, Dwi Hari Cahyono mengamini apa yang disampaikan Irwan. ia kemudian menjelaskan kedekatan PKS dengan lingkungan pesantren.

“PKS adalah partai yang cikal bakalnya tumbuh dan berkembang di kalangan dari kampus ke kampus dari pesantren ke pesantren berkomitmen untuk serius menjaga aqidah ahlussunah wal jama’ah. Salah satunya melalui lomba baca kitab kuning ini,” ujar Dwi Hari.

Ia menyampaikan, melalui lomba baca kitab kuning ini, keluarga besar DPW PKS Jatim ingin mengajak generasi bangsa mengkaji kitab-kitab dari ulama yang muktabar dan kompeten. Hal ini, ia mengatakan karena PKS adalah partai yang berasakan Islam rahmatan lil alamin”.

“Kita berharap semoga ini langkah awal kita untuk melestarikan kitab-kitab klasik yang merupakan kitab rujukan kita baik untuk dipraktekkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan utamanya praktek praktek ibadah kita dalam kehidupan sehari hari dan yang tidak kalah pentingnya,” tegasnya.

Tahun ini, PKS Jatim menerima 418 santri yang mendaftar sebagai peserta lomba. Dari sejumlah itu, terpilih 33 peserta terbaik yang diikutkan semi final. Satu orang pemenang akan dikirimkan ke DPP untuk bertanding dengan para pemenang lain dari seluruh provinsi.

Dalam LBKK ini para santri diminta membaca Kitab Fatchul Muin, salah satu kitab fiqh rujukan yang biasa dipakai di hampir seluruh pesantren di Indonesia. LBKK tahun ini merupakan tahun kelima PKS menyelenggarakan Lomba Baca Kitab Kuning. [geh]

Tags: