Sempat Naik, Kini NTN Jatim Turun

Pemprov, Bhirawa
Sempat mengalami kenaikan pada Bulan Februari, kini Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim Bulan Maret 2014 turun sebesar 0,31 persen, dari 105,31 pada bulan Februari 2014 menjadi 104,99 pada bulan Maret 2014.
Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima nelayan mengalami peningkatan sebesar 0,04 persen sementara indeks harga yang dibayar nelayan meningkat sebesar 0,34 persen. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim melalui Kabid Statistik Distribusi, Sapuan, Rabu (2/4).
Menurutnya, sepuluh komoditas utama yang mengalami peningkatan indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan kembung, ikan kakap, ikan tongkol, ikan layur/beladang, ikan swanggi, rajungan, ikan kerapu, ikan kapasan, ikan mas, dan ikan cakalang.
Sementara sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan lemuru, cumi-cumi, ikan layang, ikan tembang, ikan kuwe/bebara, ikan peperek, ikan bawal, udang, ikan manyung, dan ikan pari.
Sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan adalah cabai rawit, bawang merah, bawang putih, es batu, mie instant, tempe kedelai, rokok kretek, oli/pelumas, beras, dan minyak tanah.
Sementara sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga yang dibayar nelayan adalah telur ayam ras, tomat sayur, umpan, ikan lemuru, ikan pindang tongkol, kelapa tua, cabai merah, kacang panjang, ikan cakalang, dan kentang.
Perkembangan NTN bulan Maret 2014 terhadap bulan Desember 2013 (Kumulatif Maret 2014) mengalami peningkatan sebesar 2,42 persen. Sementara perkembangan NTN bulan Maret 2014 terhadap bulan Maret 2013 (year-on-year) mengalami peningkatan sebesar 1,84 persen.
Dari enam provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTN pada bulan Maret 2014, empat provinsi mengalami penurunan NTN dan dua provinsi lainnya mengalami peningkatan NTN. Penurunan terbesar terjadi di Provinsi D.K.I. Jakarta sebesar 2,02 persen.
Selanjutnya diikuti Provinsi Jawa Tengah 1,21 persen, Provinsi D.I. Yogyakarta 0,57 persen, dan Provinsi Jawa Timur 0,31 persen. Adapun peningkatan NTN terbesar terjadi di Provinsi Jawa Barat sebesar 1,10 persen diikuti Provinsi Banten 0,24 persen. [rac]

Rate this article!
Tags: