PDAM Probolinggo Lanjutkan Proyek Rp30 M

Setelah ada izin dari Perhutani Probolinggoi, Proyek pipanisasi PDAM senilai Rp 30 M mulai dikerjakan kebali. [wiwit agus pribadi]

Setelah ada izin dari Perhutani Probolinggoi, Proyek pipanisasi PDAM senilai Rp 30 M mulai dikerjakan kebali. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Proyek pipanisasi PDAM senilai Rp 30 miliar yang sebelumnnya terancam molor akibat dihentikan pihak Perhutani Probolinggo karena belum ada ijinnya kini bakal berlanjut, karena sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak.
Menurut Direktur PDAM Kabupaten Probolinggo, Bambang Lasmono pengajuan izin proyek di Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris itu sudah disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) di Jakarta.
Ia juga menegaskan sudah mendapatkan izin terkait pemanfaatan lahan hutan di Kecamatan Tiris yang sedianya akan dilintasi pipa PDAM sepanjang 2 km, dari total proyek pipanisasi sepanjang 7 km. “Yang bermasalah kemarin adalah daerah 2 km melintasi kawasan Perhutani. Kalau yang lainnya tidak ada masalah dan sedang dalam tahap pengerjaan,” ujar Bambang Lasmono, Senin (22/2).
Pengajuan surat ijin adalah Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari SE. Karena itu, yang mengetahui sudah sampai atau belum surat tersebut adalah bupati, katanya.  “Informasi terakhir yang saya dapat, surat izin itu sudah di-acc dan tinggal dikirim saja ke bupati,” jelasnya.
Dengan adanya surat izin itu, maka proses pengerjaan proyek yang dikerjakan oleh rekanan yang ditunjuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim sudah dapat dilanjutkan kembali.
“Ini proyek penting. Tak semua daerah bisa mendapatkan bantuan pipanisasi semacam ini. Makanya, sangat penting apabila proyek ini bisa selesai sesuai tenggat waktu yang diberikan hingga akhir bulan ini,” paparnya.
Selain itu pipa berdiameter 60 cm atau setara 24 dim dan berkapasitas 200 liter per detik ini akan mengalirkan air ke daerah-daerah yang rawan kekeringan, yaitu Gunung Geni, Tegalsono, Gunung Bekel dan Bulujaran. “Bahkan jika memungkinkan, pipa bisa sampai ke wilayah Kecamatan Gending,” tandasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, sukses memasok air bersih ke Pulau Giliketapang melalui pipa bawah laut, Pemkab Probolinggo bakal mengalirkan air di Gunung Bromo menuju empat kecamatan. Proyek air bersih untuk warga di belahan barat Kab. Probolinggo itu bakal didanai APBN dan APBD Kab. Probolinggo sebesar sekitar Rp 12 miliar.
Ada dua sumber air di kawasan Gunung Bromo yang bisa dimanfaatkan untuk proyek air bersih. Keduanya,  sumber Widodaren di Desa Ngadisari, Kec. Sukapura dan sumber Umbulan di Desa/Kec. Sukapura.
“Sumber yang potensial dialirkan hingga Tongas adalah sumber Umbulan di Sukapura. Sementara itu sumber Widodaren di Gua Widodaren yang selama ini digunakan untuk sarana ritual upacara warga Tengger, debitnya terlalu kecil, tandasnya.  Sumber Widodaren yang debitnya 10-15 liter per detik hanya dimanfaatkan untuk tiga desa, Ngadisari, Jetak, dan Wonotoro. APBN bakal mengucuri dana sekitar Rp 1 miliar untuk proyek perpipaan sepanjang 15 km yang bersumber dari Widodaren.
Sementara itu sumber Umbulan di Sukapura yang debitnya 150 liter per detik diharapkan bisa memasok air bersih bagi warga di belahan barat Kab. Probolinggo. Selama ini di musim kemarau, kawasan itu sering dilanda krisis air bersih.
Air dari sumber Umbulan bakal dipasok menuju desa-desa di empat kecamatan, Tongas, Sumberasih, Lumbang, dan Wonomerto. “Untuk membangun jaringan pipa dari Sukapura-Tongas sepanjang 28 kilometer diperlukan dana Rp 11 miliar,” ujarnya.
Seperti diketahui, kawasan barat Kab. Probolinggo setiap kemarau panjang dilanda krisis air bersih. Warga pun terpaksa berburu air hingga ke lembah-lembah, bahkan sebagian warga memanfaatkan air sungai yang tersisa.
Saat puncak kemarau panjang, sebagian desa di belahan barat itu pun mendapatkan dropping air bersih dari mobil tangki PDAM. Khusus pemenuhan air bersih bagi warga di belahan timur Kab. Probolinggo, Pemkab sudah membangun jaringan air bersih yang bersumber dari Sumber Tancak, Kec. Tiris. Saat ini sudah dilanjutkan kembali.
Wilayah tengah dipasok dari sumber air Ronggojalu yang memanfaatkan pipa air PDAM peninggalan Belanda. Air dari Ronggojalu pula yang kemudian dialirkan ke Pulau Giliketapang melalui pipa bawah laut, tambahnya. [wap]

Tags: