Semua Sub Sektor Pertanian Alami Kenaikan NTP

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Pada Januari 2015, semua sub sektor pertanian mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP). Kenaikan NTP sebesar 0,79 persen dari 104,41 menjadi 105,23. Kenaikan NTP disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Sairi Hasbullah mengatakan, kenaikan NTP terbesar terjadi pada sub sektor Perikanan sebesar 1,59 persen dari 103,67 menjadi 105,32 diikuti sub sektor Peternakan sebesar 0,99 persen dari 109,72 menjadi 110,80. “Secara rata-rata ekonomi lebih baik,” katanya, Selasa (3/2).
Selanjutnya sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,85 persen dari 102,42 menjadi 103,29, sub sektor Tanaman Pangan sebesar 0,79 persen dari 100,77 menjadi 101,57 dan sub sektor Hortikultura sebesar 0,38 persen dari 104,23 menjadi 104,63.
Ditambahkannya, kalau indeks harga yang diterima petani naik 0,72 persen dibanding bulan Desember 2014 yaitu dari 123,35 menjadi 124,24. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani pada semua sub sektor pertanian.
Sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan terbesar yaitu 0,92 persen, diikuti sub sektor Tanaman Pangan sebesar 0,81 persen, sub sektor Perikanan sebesar 0,75 persen, sub sektor Peternakan sebesar 0,72 persen, dan sub sektor Hortikultura sebesar 0,44 persen.
Lebih lanjut, Sairi mengatakan, ada sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani bulan Januari 2015 adalah buah mangga, ikan swanggi, sapi potong, ikan lemuru, buah jeruk, tebu, gabah, jagung, kopi, dan ikan kuniran.
Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga yang diterima petani adalah buah apel, cabai rawit, udang, cabai merah, kapuk, kakao, ikan cakalang, bawang merah, ikan kurisi, dan ikan tenggiri.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani bulan Januari 2015 adalah telur ayam ras, beras, tomat sayur, benih bandeng/nener, daging ayam ras, motor tempel, rokok kretek filter, bekatul, benih nila, dan bibit ayam ras pedaging.
Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga yang dibayar petani adalah solar, bensin, cabai rawit, cabai merah, sepeda motor, benih udang, benih gurami, kacang panjang, pelet, dan benih lele.
Dari lima Provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Januari 2015, empat Provinsi mengalami kenaikan NTP dan sisanya mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,79 persen, diikuti Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Barat masing-masing sebesar 0,75 persen, dan Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,62 persen. Sedangkan Provinsi Banten mengalami penurunan sebesar 0,03 persen. [rac]

Tags: