Seni Tradisional Masih Dicintai Pelajar SMP Sidoarjo

5-ach (1)Sidoarjo, Bhirawa
Kesenian modern ala kebarat-baratan yang menggerus kesenian tradisional ternyata belum terbukti di Sidoarjo. Terbukti, puluhan siswa-siswi SMP masih berminat untuk belajar dan terlibat dalam kesenian tradisonal ‘Gong Gumbeng’ dari Ponorogo.
Kondisi itu terjadi ketika Disbudpar Jatim melalui UPT Museum Negeri Mpu Tantular Jatim menggelar salah satu kesenian tradisional ‘Gong Gumbeng’ sebagai koleksinya. Puluhan pelajar putra dan putri dari SMPN 2 dan SMPN 3 Sidoarjo berebut ingin menikmati bentuk dan gerak olah seninya.
Sambil dipandu sang pelatih, anak-anak secara bergantian ikut menari-nari sambil membawa sampur yang telah dikalungkan para penari asli dari kesenian ‘Gong Gumbeng’ asal Ponorogo itu. Sehingga, suasana halaman UPT Museum Negeri Mpu Tantular Jatim, Sabtu (24/5) siang, menjadi riuh, riang, sorak sorai tepuk tangan para pelajar ketika melihat teman-temanya asyik menari di atas panggung.
Menurut Ka UPT Museum Negeri Mpu Tantular Jatim, Drs Edi Irianto MM, kalau keterlibatan pelajar ikut larut dalam panggung merupakan sebuah inovasi baru dari Disbudpar. Hal merupakan sebuah terobosan yang sangat menarik, sehingga kondisi panggung lebih hidup dan tak monoton. ‘’Anak-anak yang terlibat langsung, belajar langsung praktik di atas panggung seperti inilah yang menjadi lebih ramai dan menarik,’’ katanya.
Usai menari, Wahyu Safira, siswi kelas VIII SMPN 3 Sidoarjo mengaku sangat senang sekali. Keseniannya sangat menarik, lain dari pada yang lain. Alat musiknya cuma ada bebarapa, yang dominan hanya kendhang dan gong yang ditiup. ‘’Itulah yang membuat aneh dan lucu. Tetapi setelah dinikmati tariannya, ternyata asyik juga,’’ katanya sembari tersenyum simpul.
Sementara itu, Edi Irianto juga menambahkan mengapa memilih kesenian ‘Gong Gumbeng’ untuk ini ditampilkan. Menurutnya, kesenian seperti ini sudah tergeser oleh arus globalisasi yang telah melanda bangsa ini. Akibatnya membawa dampak yang sangat besar terhadap keberadaan seni budaya lokal. Kesenian ‘Gong Gumbeng’ yang sudah ditetapkan sebagai salah satu kesenia lokal Ponorogo, saat ini sudah mulai ditinggalkan penggemarnya.
‘’Oleh sebab itu, kita yang sudah mempunyai koleksi kesenian tradisional harus selalu menghidupkan kembali. Di uri-uri kembali, agar kesenian tradisional tak mengalami kepunahan karena ditinggalkan warganya sendiri,’’ ujar Edi Irianto. [ ach*]
Teks foto:
Nampak pelajar dari SMPN 2 dan SMPN 3 Sidoarjo asyik menari menikmati alunan musik tradisional Gong Gumbeng.n achmad suprayogi/bhirawa

Tags: