Seniman dan Budayawan Pengaruhi Kultur Demokrasi di Jatim

29-ADV-Apresiasi-Terhadap-Seniman-Berprestasi-1Apresiasi Seniman Berprestasi Jatim Tahun 2016
Pemprov, Bhirawa
Kontribusi seniman dalam menjaga perdamaian ditengah-tengah masyarakat, sampai saat ini menjadikan Jatim sebagai provinsi yang aman, nyaman, kondusif, serta terbuka dan menghargai terhadap budaya asing yang masuk.
Hal itu dikatakan  Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo yang akrab disapa Pakde Karwo saat acara Pemberian Apresiasi Terhadap Seniman Berprestasi Jatim Tahun 2016 di Graha Wisata Disbudpar Jatim, Selasa (28/6). Ada 500 orang seniman dan budayawan yang berprestasi asal Jatim mendapatkan apresiasi dari Gubernur Jatim.
“Kultur di Jatim itu sangat dewasa, ciri khasnya tidak tabrakan dengan budaya baru yang masuk, tapi justru saling mengisi, memperkuat, namun identitas asli Jatim-nya tidak hilang, ini luar biasa. Semua itu tidak lepas dari jasa para seniman dan budayawan yang menjadi pendekar dalam menjaga kedamaian di Jatim, kami berterima kasih atas kontribusi anda” katanya.
Pakde Karwo mengatakan, berkat jasa para seniman dan budayawan, seni dan budaya di Jatim senantiasa ‘hidup’ dan berkolaborasi dengan damai, saling menghargai, serta open minded terhadap budaya asing yang masuk. Hal itu menjadikan iklim dan suasana Jatim tetap aman, nyaman, dan kondusif.
“Ada ekspresi berupa rasa syukur dan bahagia, seperti saat panen, atau nelayan mendapat ikan, kemudian ada juga nilai-nilai musyawarah mufakat yang kuat. Itu semua terbangun dari budaya, dan budaya inilah yang terus dipelihara dan digaungkan oleh para seniman dan budayawan melalui karya-karya mereka” katanya.
Menurut Pakde Karwo, keharmonisan kultur di Jatim itu juga mendapat pengakuan dari tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang beberapa waktu lalu datang ke Jatim untuk merumuskan etika dan budaya berpolitik, serta cara kaderisasi dan rekruitmen partai politik di Jatim.
“LIPI menilai, Jatim memiliki kultur demokrasi yang bagus, kuat dan harmonis. Kultur Jatim itu menarik dalam demokrasi, kultur itu didalamnya ada budaya dan seni. Kita masih ingat, begitu mewarnainya kultur Jatim taun 90 an seperti gaya srimulatan itu mendominasi budaya di Jakarta. Itulah yang membuat suasana Indonesia cair. Menurut LIPI, model-model kultural seperti ini yang tepat, mengdepankan musyawarah mufakat” lanjutnya.
Kedepan, Pakde Karwo berkomitmen untuk memberikan ruang dan kebebasan berekspresi bagi para seniman dan budaywan. “Ini agar budaya kita tidak hilang, terus terjaga dan semakin berkreasi, serta terus lahir generasi-generasi penerus yang menghidupkan seni dan budaya asli Jatim” katanya.
Kepala Disbudpar Jatim, Dr H Jarianto MSi mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah membangun tali silaturahmi, membangun semangat seniman untuk terus berkarya melestarikan dan mengembangkan budaya daerah asal jatim, serta sebagai wujud terima kasih atas dedikasi dan loyalitas seniman terhadap pelestarian seni budaya di Jatim.
“Harapannya saya, bagaimana kedepan seniman harus bisa menghasilkan karya yang terbaik, termasuk ada pembaharuan seperti pembaharuan dalam pagelaran,” katanya.
Ditempat yang sama, Ketua Dewan Kesenian Jatim, Taufik Hidayat mengatakan, pemberian taliasih yang diberikan pada seniman kedepan sudah seharusnya menjadi ranah Dinas Sosial Jatim dan tidak lagi ditangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim.
Namun, anggaran dari Disbudpar Jatim lebih condong dimanfaatkan untuk memberikan bantuan dalam bentuk lainnya dalam menghasilkan sebuah karya.  “Gubernur melihat seni merupakan sebuah industri. Kedepan, seniman harus membangun kesenian sebagai peluang industri,” katanya.
Sementara,  Seniman Teater dan Sastra, R Giryadi menyoroti kalau pembinaan yang dilakukan melalui sanggar maupun instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Jatim sampai saat ini masih berjalan. Terbukti pada setiap tahunnya dimana ada penyelenggaraan kegiatan lomba dan sejenisnya, maka disitulah terbukti juga adanya peningkatan mutu dan kualitas.
Sedangkan Bambang Gentolet yang juga seniman lawak kawakan menginginkan agar kesenian tetap harus dilestarikan, begitupula dengan pelaku seni juga harus mendapatkan perhatian dari pemerintah. “Kalau bisa kesenian bisa tetap dilestarikan hingga turun temurun sampai dengan anak cucu kita. Walaupun kita seperti jangan sampai bertepuk dada,” kata seniman lawak kawakan, Bambang Gentolet. [rac]

Tags: