Seniman dan Pegiat HAM Ngumpul di Kota Batu

Omah Munir kini menjadi musem Munir dan tempat informasi serta pendidikan HAM.

Omah Munir kini menjadi musem Munir dan tempat informasi serta pendidikan HAM.

Kota Batu, Bhirawa
Tanggal 6-7 September mendatang, Kota Batu akan kedatangan seniman dan pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) dari ibukota dan beberapa kota lainnya untuk memperingati 10 tahun kematian pejuang HAM, Munir Said Talib, yang akan dilaksanakan di Omah Munir di Kota Batu.
Seniman Butet Kartaredjasa dan sejumlah seniman asal Jakarta bakal hadir. Mereka akan menampilkan berbagai atraksi seni yang berkaitan dengan Munir.
”Para seniman tersebut saat ini masih dikonfirmasi kehadirannya di acara peringatan 10 tahun kematian Munir tersebut,” ujar pelaksana harian Omah Munir, Luthfi J. Kurniawan, Rabu, (3/9).
Pada hari pertama pelaksanaan peringatan, kata Luthfi , akan diselenggarakan lomba menggambar dan mewarnai avatar Munir. Peserta lomba adalah para pelajar yang ada di sekitar Batu. Sedangkan hari kedua, diselenggarakan diskusi dan refleksi yang menghadirkan seniman dan pegiat HAM.
Dalam peringatan kali ini, panitia menjadikan para pemuda sebagai sasaran utama untuk mengenal Munir. Mereka berharap generasi muda bisa meneladani sikap dan keperpihakan Munir kepada rakyat. Apalagi selama ini Munir senantiasa membela hak-hak rakyat yang terpinggirkan.
Refleksi Munir ini sekaligus mengingatkan rakyat Indonesia, jika kasus pembunuhan Munir belum terungkap secara tuntas. Munir dan pegiat HAM menuntut agar kasus pembunuhan Munir diselesaikan. Untuk itu panitia menagih janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyelesaikan kasus Munir. “Perjuangan Cak Munir ini akan selalu dikenang dan menjadi inspirasi perjuangan kita semua dalam menegakkan HAM,”tambah Luthfi.
Diketahui, Omah Munir yang akan menjadi lokasi peringatan 10 tahun kematian Munir adalah bangunan yang dibangun setahun lalu. Bangunan yang dijadikan simbol perjuangan HAM ini didesain terbuka, nyaman, akrab, dan ramah anak.
Omah Munir dibangun di kediaman Munir di Batu. Bentuk asli rumah keluarga Munir dipertahankan agar terkesan alami. Tak ubah lanskap, hanya merenovasi rumah menjadi lebih terbuka. Sebagian bangunan dipugar, ditata sesuai dengan konsep ruang pamer sejarah perjalanan Munir.
Dua kamar tidur yang ada diubah menjadi ruang perpustakaan menyimpan buku koleksi Munir. Sedangkan ruang tamu bakal disulap menjadi ruang pamer, diorama, dan audio visual yang merekam perjalanan Munir dan sejarah HAM Indonesia.
Sambil menghirup udara sejuk di kawasan kaki Gunung Arjuna. Omah Munir menyasar anak muda sebagai pewaris bangsa. Rancang bangun fisik Omah Munir dimulai Oktober 2013. Omah Munir bertujuan untuk memperjuangkan HAM dan pusat pendidikan HAM.
Sosok Munir sebagai pembela kaum tertindas. Perannya diawali saat aktif di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya. Munir mendampingi dan membela kaum buruh termasuk membela kasus terbunuhnya buruh Marsinah di Surabaya. Munir pula yang membentuk Komite Solidaritas Untuk Marsinah (Kasum).n nas
Munir Said Thalib kelahiran 8 Desember 1965 merupakan pendiri dan koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras). Pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya aktif memperjuangkan HAM. Terakhir menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial.
Munir meninggal 7 September 2004 diduga karena dibunuh dengan racun arsenik saat penerbangan menuju Belanda menumpang Garuda Indonesia. Almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Sisir, Kota Batu. [nas]

Tags: