Seniman Disabilitas Kota Batu Unjuk Kemampuan di Galery Raos

Puluhan lukisan karya dari seniman disabilitas Kota Batu dipamerkan di Galery Raos Kota Batu. [anas bahtiar]

Kota Batu, Bhirawa
Semangat tinggi ditunjukkan para seniman disabilitas Kota Batu. Di tengah keterbatasan, mereka terus membuat karya bernilai seni tinggi bahkan seringkali karya itu melebih karya seniman normal. Karya seni ini bisa dinikmati di pameran bersama di Galery Raos Kota Batu.
Sedikitnya, ada 60 karya para penyandang disabilitas yang dipamerkan di Galery Raos. Sebuah karya berjudul Tobat Gawok memerlihatkan halusnya goresan, penggambaran obyek Outline Drawing. Dan pengunjung yang datang tak akan ada yang menyangka kalau pelukisnya adalah seorang penyandang disabilitas.
Karya ini dibuat Slamet Triamianto, 38 tahun, warga asli Kota Batu. Selama ini Slamet dikenal sebagai disabilitas yang tempat tinggalnya berpindah – pindah. ”Selama ini orang hanya mengetahui Slamet selalu berjalan kaki mengumpulkan puntung rokok dan sampah,” ujar Pendamping Para Penyandang Disabilitas, Sinyo, Kamis (30/1).
Sinyo menjelaskan, Slamet merupkan seniman yang memiliki banyak karya seni. Tidak hanya Lukisan Tobak Gawok, namun Slamet juga memiliki keahlian mengubah sampah menjadi barang kerajinan berharga. Bahkan jas rusak diubah menjadi sebuah tas kekinian, tas rangsel, dompet, hingga sepatu.
Tentu saja bukan hanya karya Slamet yang dipamerkan di Galery Raos. Diketahui, dalam rangka hari ulang tahun Yayasan Griya Anita Kota Batu, lembaga yang konsentrasi melakukan pendampingan pada anak – anak disabilitas, mereka secara khusus memamerkan karya seni milik beberapa penyandang disabilitas. Mereka menggelar sebuah Pameran Karya Seni bertajuk Tangan – tangan Istimewa, Aku dan Duniaku.
Selain Slamet, ada juga karya penyandang autis yang bernama Ivan Agung Prasetya, warga Kelurahan Pesanggrahan Kota Batu. Ivan berkarya menggunakan goresan pensilnya hingga menghasilkan puluhan gambar yang menarik untuk dilihat. Ada juga karya Senja Ayu Ananda Putri, warga Bumiaji Kota Batu yang menderita penyakit Talasemia.
“Kemudian dipamerkan juga lukisan karya Miskan, pelukis warga Desa Sumberejo. Miskan sempat mengalami depresi pasca kecelakaan kerja yang dialaminya,” jelas Sinyo.
Menurutnya, semua karya ini dibuat oleh ‘tangan-tangan istimewa’. Karena para seniman disabilitas ini memiliki kemampuan yang kadang tidak disadari. [nas]

Tags: