Separo Jamaah Haji Berisiko Tinggi, 1 Orang Alami Patah Tulang

Kepala Dinkes Jatim Dr dr Kohar Hari Santoso memberikan keterangan usai pelepasan jamaah Embarkasi Surabaya Kelompok Terbang 01 (SUB 01) di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Selasa (17/7). [gegeh bagus setiadi/bhirawa]

Dinkes Jatim, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur mencatat hampir separo jamaah calon haji kloter satu dan dua dari embarkasi Surabaya risiko tinggi. Bahkan, ada satu jamaah asal Bondowoso masih dalam penyembuhan karena mengalami patah tulang kaki.
Hal ini disampaikan Kepala Dinkes Jatim Dr dr Kohar Hari Santoso di sela pelepasan jamaah Embarkasi Surabaya Kelompok Terbang 01 (SUB 01) di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Selasa (17/7).
Menurutnya, jumlah jamaah dengan risiko tinggi sebanyak 59 persen dengan usia secara umum di atas 60 tahun atau mempunyai riwayat penyakit.
“Memang sudah kita periksa dan bisa saya sampaikan kurang lebih 59,29 persen jamaah yang sudah masuk risiko tinggi karena usia dan penyakit, paling banyak itu darah tinggi dan diabet,” kata dr Kohar.
Ia menambahkan dari jamaah yang mengalami kerentanan itu, satu orang dinyatakan tertunda keberangkatannya karena mengalami patah tulang kaki. Ia adalah calon jamaah haji asal Bondowoso embarkasi Surabaya, Atik Mistar Balukdin. Saat ini, Atik masih menjalani proses penyembuhan.
“Ada satu jamaah yang tidak bisa diberangkatkan karena patah tulang kaki. Saat ini perawatan, jika sudah membaik akan diberangkatkan dengan kloter selanjutnya,” terangnya.
Masalah kelayakan berhaji bagi calon jamaah menjadi sorotan. Berdasarkan evaluasi pelaksanaan haji 2017, banyak dari jamaah yang tidak mampu dalam menunaikan ibadah haji.
Hal ini membawa kesulitan baru karena sebagian besar hanya bisa terbaring di Tanah Suci dan tidak menunaikan ibadah.
Kohar berharap agar kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang kelaikan kesehatan haji dapat didukung oleh semua pihak. Karena kebijakan tersebut sesuai dengan syariat Islam. “Masyarakat harusnya dibekali dalam manasik haji, tidak hanya rukun dan wajib haji,” pungkasnya.
Sementara, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat melepas keberangkatan kloter pertama calon jamaah haji dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya berpesan kepada calon jamaah haji terkait Mina.
Menurut Lukman, calon jamaah haji dapat memperluas wilayah tempat tinggal mereka selama di Makkah dan Madinah. Namun lain halnya dengan situasi di Mina yang wilayahnya sangat terbatas.
Lukman sendiri mengaku telah merundingkan sejumlah upaya agar akomodasi calon jamaah haji di Mina dapat ditingkatkan, meski nampaknya sulit terealisasi.
“Puncak stamina jamaah yang sudah lelah dan tinggal di tenda-tenda ini butuh perhatian lebih. Di Mina yang perlu ditambah adalah tenda-tenda dan toilet. Kami bersama negara-negara lain telah berunding bahwa menambah kuota sangat tidak mungkin dengan keadaan Mina seperti sekarang,” katanya. [geh]

Tags: