Sepekan, Lima Kecamatan di Kabupaten Probolinggo Kebanjiran

Perahu kreasi Kodim 0820 Probolinggo siap membantu korban banjir.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

(Kodim 0820 Berkreasi Perahu Kayu-Ban Truk Bekas)
Kabupaten Probolingggo, Bhirawa
Hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Probolinggo pada Sabtu siang hingga malam menyebabkan beberapa titik terendam banjir. Dalam sepekan terdapat 5 kecamatan terendam banjir. Prihatin akan hal tersebut Kodim 0820 berkreasi perahu kayu-ban truk bekas, guna mengefakuasi korban banjir ke tempat yang lebih aman.
Ada lima kecamatan yang terdampak banjir di Probolinggo, yakni di Kecamatan Gending ada yang terendam genangan banjir, yakni Desa Gending, Desa Bulang Sumberkerang, Desa Pajurangan, Desa Sebauang, Desa Pesisir, dan Desa Brumbungan Lor. Sementara di Kecamatan Leces, Desa Sumberkedawung, yang terendam banjir. Hal ini diungkapkan Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi, Senin 24/2/2020.
Banjir disebabkan jebolnya tanggul dari aliran sungai setempat, sehingga menggenangi ratusan rumah warga, dengan ketinggian bervariasi mulai 50 sentimeter hingga satu meter. “Banjir disebabkan tanggul penahan air di aliran sungai setempat yang jebol karena tak mampu menahan debit air, panjang tanggul enam meter dengan tinggi dua meter,” jelas Anggit.
Pihaknya menambahkan di Kecamatan Leces setidaknya 1,5 hektar lahan persawahan dan 200 kepala keluarga terdampak banjir. “Banjir juga merendam jalan raya pantura di Desa Brumbungan Lor. Hingga pagi ini air mulai surut, fokus kami pada pembersihan lokasi banjir,” katanya.
Hujan yang melanda Kabupaten Probolinggo dan sekitarnya, seajak Sabtu 22/2/2020 lalu, memicu banjir di tujuh desa Kecamatan Gending dan Leces. Di Gending, banjir terjadi karena tanggul sungai Banyubiru jebol. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Probolinggo, ada enam desa yang kebanjiran di Kecamatan Gending. Yaitu, Desa Bulang, Gending, Pajurangan, Brumbungan Lor, Sumberkerang dan Desa Randupitu. Di Kecamatan Leces, yaitu Desa Sumberkedawung.
Akibatnya, seribu lebih kepala keluarga (KK) terdampak. Angka itu hanya di dua desa. Sedangkan yang lainnya masih dalam pendataan. Kepala seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Probolinggo Abdullah mengatakan, pihaknya baru berhasil mendata korban banjir di dua desa di Gending. Yaitu, di Desa Pajurangan sebanyak 964 KK dan di Desa Sumberkerang ada 304 KK. Kemudian, di Sumberkedawung, Kecamatan Leces, juga sudah terdata. Di tempat ini, hanya ada satu KK kebanjiran.
Hingga saat ini menurutnya, kerugian material yang diakibatkan banjir belum bisa diprediksi. Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk mengumpulkan data. “Kerugian material masih kami data. Kami belum bisa memperkirakan angkanya. Ini kami masih terus update data,” terangnya.
Datangnya musim hujan juga jadi perhatian Kodim 0820 Probolinggo. Selain menyiagakan posko bencana, kodim juga membuat perahu darurat. Uniknya, perahu darurat itu dibuat dari aneka barang bekas. Yakni kayu yang tak terpakai dan ban dalam. “Kami manfaatkan bahan yang ada. Pembuatannya, hanya sekitar 5 hari, semuanya dikerjakan oleh anggota sendiri,” ujar Dandim 0820 Probolinggo, Letkol Inf Imam Wibowo.
Perahu itu cukup sederhana. Terbuat dari bahan dasar kayu, serta di bagia bawahnya diberi ban dalam kendaraan besar sebagai pelampungnya. Perahu itu juga dilengkapi mesin untuk menggerakkannya.
Beberapa hari lalu, perahu itu juga diuji coba di pelabuhan perikanan pantai (PPP) Mayangan. Tes itu untuk mengetahui kekuatan dan kemampuan perahu itu.
“Perahu ini disiagakan untuk mengantisipasi datangnya bencana. Dari uji coba, perahu ini bisa dinaiki hingga 8 orang. Alas dari ban bekas sehingga membuat perahu ini kuat menampung 8 orang tanpa terbalik,” jelas Imam. Perahu itu menggunakan mesin 25 pk. “Memang ada sedikit kekurangan, kurang bisa melaju dengan cepat. Karena, di bagian depan tak dilengkapi pemecah ombak,” imbuhnya.
Diduga dampak pembangunan jalan Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro), sebagian rumah warga dusun Krajan 1, Desa Jorongan, Kecamatan Leces, menjadi langganan banjir. Debit air saluran air meluber ke jalan dan masuk ke rumah warga. Warga pun meminta pihak pengelola jalan tol Paspro untuk melakukan upaya penanganan. Kemarin, pihak pengelola jalan Tol Paspro mendatangi ke lokasi dan mengecek penyebab terjadinya banjir. Akhirnya, disepakati Senin besok akan dilakukan normalisasi saluran air.
Kepala Desa (Kades) Jorongan, Masyumi mengatakan, banjir di dusun Krajan 1 dipastikan karena dampak pembangunan tol. Sebab, setelah pembangunan jalan tol itu, kondisi ketinggian saluran air sejajar dengan jalan lingkungan (paving) dan rumah warga. Hanya saja, diberi pembatas dinding antara saluran air dengan jalan.
Hujan deras terjadi. Dan air dari saluran air meluber ke jalan. Bahkan, menggenangi sebagian rumah warga. Kondisi itu, membuat pihaknya meminta pada pengelola jalan tol untuk segera melakukan penanganan. Jika tidak, warga yang akan turun ke jalan tol. ”Warga sudah cukup sabar. Mereka (warga) mau turun ke jalan tol, jika dibiarkan langganan banjir,” ungkapnya.
Sukiran selaku Manager Operasional PT. Trans Jawa Tol Paspro saat dikonfirmasi menegaskan, timnya sudah turun ke lokasi untuk melakukan survei. Pihaknya, mendapat aduan dari warga dan desa, terkait kondisi saat turun hujan. Ternyata setelah dicek, saluran air yang ada mengalami sedimentasi.
”Kami sudah rencanakan hari Senin 24/2 turun melakukan normalisasi saluran air dengan cara manual. Diperkirakan saluran air yang butuh normalisasi sepanjang 300 meter,” tambahnya.(Wap)

Tags: